46

83 10 0
                                    

Katanya, perjalanan pulang itu akan lebih cepat dari perjalanan pergi. Faktanya, mau itu perjalanan pulang atau pergi, sama saja bagi Yuju.

Sudah satu jam perjalanan pulang, dan rasanya kaki Yuju sudah mau patah. Padahal Yuju tidak membawa beban apapun selain tubuhnya, tapi Yuju yang paling kepayahan dari semuanya.

Sambil mengunyah jelly pemberian Junseo, Yuju terus memaksakan diri melangkah mengikuti Hyesung di depannya.

"Kak Hye, tidak ada jalan memotong, kah?" tanya Yuju pada Hyesung yang ada di depannya.

Hyesung menoleh sedikit, "Tidak ada."

Yuju memanyunkan bibir. Sungguh, Yuju sudah sangat lelah. Yuju ingin sekali istirahat. Tapi kalau istirahat lagi, akan butuh waktu lebih lama lagi untuk sampai rumah.

Hhhh. Apa Yuju pura-pura pingsan saja ya? Tapi iya kalau Yuju jadi digendong, kalau ditinggal? Bagaimana?

Membanyangkannya saja sudah ngeri.

"Jangan melamun," ucap Taehwan berjalan di samping Yuju.

"Aku lelah."

"Sedikit lagi sampai. Semangat!"

Yuju memayunkan bibir, dari kemarin itu terus yang diucapkan. Sedikit lagi sampai, sedikit lagi sampai.

"Mau aku gendong?" tawar Taehwan tiba-tiba, membuat mata Yuju melotot seketika.

"Memang kak Hwan mau menggendongku?"

"Tentu saja tidak."

"TERUS KENAPA MENAWARKAN DIRI!" kata Yuju kesal, tidak sadar meninggikan nada bicaranya

"Iseng saja," kata Taehwan.

"Kak Hwan! Tolong jangan jadi seperti kak Gon yang menyebalkan dong! Hufttt~"

•••

"YUJUUU!!!" sambut Yeonggwang nyaring dari lantai dua begitu melihat Yuju memasuki halaman depan.

"YEONGGWANG!" lambai Yuju tak kalah nyaring, senang rasanya disambut begini.

Yeonggwang tidak membalas lambaian tangan Yuju, tapi dia justru berlari menuju Yuju dengan langkah tergesa.

"Mana titipanku?" tanya Yeonggwang saat sudah berdiri di hadapan Yuju.

"Ha?" tanya Yuju bingung, tidak menyangka Yeonggwang akan bertanya begitu. Yuju kira Yeonggwang akan menyambut Yuju dengan pelukan atau apalah.

"Jangan bilang lupa," kata Yeonggwang sinia.

"Tenang saja, aku ingat kok," jawab Yuju lantas merogoh saku celananya, mengambil batu seukuran kelereng yang dia ambil di pos perbatasan.

Jadi sebelumnya, Yeonggwang bilang pada Yuju saat Yuju kembali nanti dia harus membawa satu batu dari pos perbatasan buat dia.

Yeonggwang menerima batu dari Yuju drngan senang, lantas melihat batu itu beberapa detik sebelum akhirnya melempar batu itu sembarang ke halaman.

"Loh, kok dibuang?" tanya Yuju bingung karena batu yang sudah dia bawa jauh itu dilempar begitu saja.

"Aku sudah tidak perlu," kata Yeonggwang senyum, lalu pergi meninggalkan Yuju yang masih kebingungan.

"Hah? Apasih anak itu? Aneh!" kicau Yuju kesal.

Belum selesai kesal Yuju, tiba-tiba saja sebuah kepala muncul dari balik kursi, membuat Yuju hampir kehilangan detak jantungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Belum selesai kesal Yuju, tiba-tiba saja sebuah kepala muncul dari balik kursi, membuat Yuju hampir kehilangan detak jantungnya.

"KAK XIAN IH!"

"Hehehe~"

"Sedang apa di situ?"

"Mencari barang."

"Bohong!"

"Memang. Di mana yang lain? Kenapa cuma kamu sendiri?"

"Katanya ada yang harus dicek, jadi dari depan aku sendiri."

"Yaampun! Orang-orang itu!" geram Ahxian, "Bagimana kalau kamu kesasar?"

"Kak Xian sedang meledekku?"

"Tidak, tidak, jangan tersinggung begitu dong."

"Hahaha."

"Lapar tidak? Mau aku buatkan makanan?"

Sejujurnya Yuju cukup lapar, tapi mendengar Ahxian menawarkan diri untuk memasak, sepertinya tidak dulu.

"Daripada lapar, aku lelah sakali, kak, kakiku sakit," keluh Yuju memegang kakiknya yang memang sakit berjalan jauh.

"Kalau begitu akan aku siapkan air hangat untuk merendam kakimu," kata Ahxian lalu melangkahkan kakinya menuju dapur.

"Memang cuma kak Xian yang paling baik di rumah ini," kata Yuju mengekor di belakang Ahxian dengan senang.

~~~
171123
Ast.


Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang