45

59 12 2
                                    

Hutan di malam hari sangatlah ramai. Suara binatang malam, suara batang pohon yang terkena angin, suara aliran air, dan suara-suara lainnya yang seolah saling bersahutan.

Karena tidak mungkin buat pulang dalam keadaan gelap, Taehwan memutuskan agar mereka menginap di pos perbatasan hingga esok hari.

Berhubung hanya ada satu kamar dan satu kasur di pos, tentu Yuju yang akan menempatinya. Sementara para lelaki akan tidur di kursi dengan sleeping bag.

Sementara Gon dan Hyesung membersihkan dan merapihkan pos, Yuju dan Taehwan duduk di luar, menghangatkan tubuh mereka di depan api unggun.

"Kenapa sih makanan tidak sehat itu harus enak?" keluh Yuju baru menyadari kalau satu tusuk sate buah yang dilumuri gula kalorinya sangatlah tinggi.

Sambil memegang pipi dan perutnya, Yuju mengeluh, bisa dia rasakan ada tambahan lemak di sana.

Mendengar keluhan Yuju, Taehwan tersenyum. "Penyesalan memang selalu datang di akhir."

"Setelah ini aku akan jadi manusia yang hidup sehat. Tidak mengkonsumsi banyak gula, makanan tinggi garam, hidangan cepat saji dan juga berlemak. Aku janji!"

"Kalau melanggar?"

"Yaaa, tinggal janji lagi."

Mendengar jawaban Yuju, Taehwan kontan tertawa, membuat Yuju juga jadi tertawa, tapi tak lama kemudian jadi terdiam dan menatap api di depannya.

"Tiba-tiba saja aku rindu kak Xian dan Yeonggwang. Mereka sedang apa ya?" kata Yuju.

"Yeonggwang... mungkin sedang sibuk dengan laporannya. Sementara Ahxian, ummm, sepertinya mencuci."

"Malam-malam begini? Mencuci?" kata Yuju tidak percaya.

Taehwan mengangguk, "Sebelum ada kamu di rumah. Kita semua sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Siang dan malam itu sama saja. Kita berkumpul sesekali, itupun untuk makan dan rapat. Setelah kamu ada, kami jadi sering berkumpul."

"Ya, berkumpul buat membodohiku," kata Yuju masih sebal kalau ingat tentang alam singgah ini.

"Kami terpaksa begitu karena takut kamu kecewa ternyata rencanamu gagal lalu kamu melukai dirimu lagi," ucap Taehwan membuat Yuju jadi tertunduk.

Ya, memang, rencana Yuju untuk mati gagal dan Yuju harusnya kecewa. Tapi Yuju entah kenapa, hati kecilnya justru bahagia saat dia tahu kalau dia masih hidup dan diselamatkan seseorang.

"Kak Gon bilang, kak Hwan mengira aku hamil. Apa kak Hwan mengarang soal itu?"

"Ah, tentang itu. Saat menemukamu, tak jauh dari posisimu ada alat tes kehamilan, jadi ya kupikir itu milikmu."

Yuju jadi mengingat-ngingat, apa jangan-jangan itu milik pencuri kekasihnya itu ya?

"Saat medengar aku hamil, aku betulan kaget dan marah. Padahal jelas-jelas saat itu aku siklus bulananku sedang berlangsung eh malah dibilang ibu hamil oleh kak Gon," sebal Yuju masih ingat betul hari di mana Yuju dibilang ibu hamil oleh Gon.

Taehwan tertawa, "Akupun heran saat kamu bilang tamu bulananmu sedang datang, kupikir kamu berhalusinasi."

"Kalau saja saat itu kak Hwan dan kak Gon tidak menemukanku, mungkin sekarang aku sudah mati ya di sana," kata Yuju memandang jauh ke dalam gelapnya hutan.

"Mungkin iya, mungkin tidak."

"Aku berhutang banyak pada kalian."

Padahal bisa saja mereka berdua melewatkan Yuju dan tidak memperdulikannya. Tapi Taehwan dan Gon malah repot-repot menolong Yuju.

"Sebagai sesama makhluk hidup, sudah sepantasnya kita menolong."

Malam semakin gelap, Yuju, Taehwan, Gon, dan Hyesung bersiap tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin gelap, Yuju, Taehwan, Gon, dan Hyesung bersiap tidur.

Dengan penerangan yang seadanya, Yuju mencoba tidur buat mengisi kembali energinya untuk esok hari.

"Yuju, sudah tidur belum?" tanya Gon dibalik pintu setelah mengetuk pintu.

"Sudah," jawab Yuju.

"Aku masuk."

Cepat-cepat Yuju menutup kepalanya dengan selimut dan memejamkan mata, berpura-pura tidur.

"Sebelum aku lupa, ada titipan dari Junseo untukmu," kata Gon yang membuat Yuju langsung saja membuka mata, menyingkap selimut, dan bangun.

"Titipan dari Junseo?"

"Iya," kata Gon seraya memberi Yuju tas kertas berukuran cukup besar yang di sisinya diberi pita warna ungu.

"Apa?"

"Mana kutahu, buka saja," kata Gon yang membuat Yuju langsung saja membuka tas kertas di pangkuannya.

"Waaaah," kata Yuju takjub melihat apa isi di dalamnya. Ternya berisi coklat, permen, dan beberapa jelly.

"Anak itu, cari mati dia," ujar Gon setelah Yuju menunjukan satu toples coklat besar.

"Tolong bilang terimakasih pada Junseo ya kak," kata Yuju hendak membuka toples coklat tapi dihentikan oleh Gon.

"Tidak ada coklat hari ini. Makan lain hari," kata Gon buru-buru merebut tas yang baru dia beri pada beberapa menit yang lalu itu.

"Ish," kesal Yuju.

"Ini aku yang simpan, besok baru aku berikan."

"Awas kalau kak Gon memakannya!"

"Tidak," kata Gon lalu keluar dari kamar.

Yuju kembali membaringkan dirinya di kasur, sedikit kecewa karena hadiah dari Junseo dibawa Gon. Juga sedikit kecewa dengan hadiah dari Junseo, karena daripada Junseo memberinya makanan manis, Yuju akan lebih senang jika Junseo memberi nomornya.

111123
Ast.














Junseo


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang