"Lagian, kalau kamu mau mati, kenapa repot-repot datang kesini? Seperti tidak ada tempat lain saja, di rumahmu kan bisa," celetuk Yeonggwang.
"Mati di rumah terlalu merepotkan. Aku juga tidak mau membuat susah tetangga dan orang lain. Aku ingin pergi dengan tenang," kata Yuju yang sudah merencanakan semuanya hingga datang ke tempat antah berantah ini.
"Tahu sopan santun juga kamu, keren!" kata Yeonggwang mengacungkan dua jempol pada Yuju. Respect!
"Tapi ya, biar kuberi tahu, mati dengan cara yang kamu lakukan itu sudah ketinggalan jaman dan konyol tahu. Kalau kamu bosan hidup dan mau mati, kenapa tidak masuk kandang singa saja tuh di kebun binatang, lumayan kan dagingmu bisa bermanfaat," kata Gon memberi saran yang langsung saja dapat lirikan Gon galak.
"Heh," tegur Taehwan.
"Terimakasih sarannya! Lain kali aku cari cara mati yang keren!" ucap Yuju.
"Jangan, jangan cari cara yang lain," kata Hyesung menarik tangan Yuju dan menggenggamnya, memandang Yuju dengan wajah serius. "Kamu harus tetap hidup."
"Iya, kamu harus tetap hidup, enak saja bilang mau mati, kamu harus membayar kami dulu," sahut Ahxian melipat tangan di dada.
"Membayar apa?"
"Kamu pikir selama kamu tinggal di sini itu gratis? Tentu saja tidak, kamu harus membayar kami," lanjut Ahxian.
Yuju melihat ke Hyesung, dan tanpa ragu pria itu mengangguk, "Kamu harus membayar jasaku dulu."
"Kak Hyesung ini dokter, bayarannya mahal. Coba hitung sudah berapa kali lukamu diobati Hyesung," seru Yeonggwang.
"Bukan cuma itu, untuk semua makanan yang sudah kak Taehwan buat, kamu juga harus membayarnya," tambah Ahxian.
Yuju lantas menarik tangannya dari genggaman Hyesung. "Oke. Oke. Kubayar. Kalian minta berapa?"
"Kami tidak butuh uang. Uang kami sudah cukup banyak!" tolak Gon dengan angkuh.
"Lalu?"
"Bayar kami dengan cara mengurus rumah ini," ucap Taehwan sangat santai dengan senyum di bibirnya.
"Apa?" kaget Yuju, "Maksudnya aku jadi pembantu begitu di rumah ini?"
"Lebih kurang begitulah."
"Tidak! Aku tidak mau! Lebih baik aku membayar kalian dengan uang. Sebut saja nominalnya, akan aku bayar!" kata Yuju dengan percaya diri, padahal seluruh hartanya saja telah habis dia donasikan pada panti asuhan.
"Sudah dibilang kami tidak perlu uangmu, masih saja ngotot."
"Ya sudah, begini saja, kamu gak usah mengurus rumah, tapi mengurus Mumu, bagaimana?"
"Apa??? Mengurus ular??? Sudah gila ya???"
"Mengurus ular gampang kok," rayu Gon, "Cuma perlu dikasih makan seminggu sekali. Dielus-elus. Dan dibersihkan kandangnya."
"Tidak, lebih baik aku mengurus rumah," tolak Yuju cepat, membayangkannya saja Yuju sudah geli.
"Oke, kalian semua dengar kan? Mulai sekarang Yuju yang akan mengurus rumah," sahut Gon lantas bertepuk tangan.
"Nah, sebagai tugas pertamamu, silakan cuci semua baju dan jemur yang rapih, oke?!" tunjuk Ahxian pada dua keranjang baju di sudut ruangan yang menggunung.
~~~
240323
Ast.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionYuju tidak punya alasan lagi untuk hidup. Semua alasan untuk dia bertahan di dunia ini sudah dia lakukan. Mulai dari menonton konser, makan Ice Cream setinggi tiga puluh senti, menamatkan serial drama kesukaannya, naik gunung, sampai memiliki rumah...