Pagi-pagi sekali Yuju sudah dibangunkan dengan suara berisik dari luar kamarnya. Ternyata di luar sedang hujan.
Yuju yang sudah tidak bisa tidur lagi memutuskan buat bangun dan setelah membenahi sedikit kasurnya, Yuju keluar dari kamar.
"Halo Yuju, selamat pagi," sahut Taehwan begitu batang hidung Yuju muncul di ruang makan.
"Pagi," kata Yuju, "Sedang apa?"
"Memanggang roti, sana-sana menjauh, jangan dekat-dekat," usir Taehwan karena Yuju semakin mendekat ke arah Taehwan yang berada di depan oven.
Yuju mengangguk, lalu jadi menghampiri Ahxian yang duduk sedang duduk menyilangkan tangan, menatap tetes demi tetes kopi yang ada di depannya.
"Pagi Xian."
"Pagi," kata Ahxian singkat, lalu jadi mengalihkan perhatiannya dari kopi dan menatap Yuju, "Bagaimana tidurmu semalam, aman?"
"Aman! Sangat aman! Berkat kelambu yang kamu pasang, aku bisa tidur dengan nyenyak."
Kemarin, saat makan malam, Yuju ketanggap basah sedang menggaruk-garuk tangan. Karena intensitas menggaruknya yang sering, Ahxian jadi curiga, lalu berakhir dengan ketahuan kalau badan Yuju bentol-bentol merah.
Padahal Yuju sengaja pakai pakaian panjang biar tidak menarik perhatian yang ada di rumah, eh tetap saja ketahuan.
Akhirnya, Ahxian jadi memasang kelambu di kamar Yuju. Membuat suasana kamarnya jadi sedikit horor buat Yuju. Tapi yah dari pada digigit nyamuk, lama-lama Yuju malah jadi nyaman.
"Baguslah," angguk Ahxian. "Oh iya, aku mau mencuci, baju-baju kotormu keluarkan ya, biar sekalian aku cuci."
"Ah, tidak tidak, terlalu merepotkan, aku cuci sendiri saja nanti," tolak Yuju.
Mana bisa Yuju ngebiarin bajunya dicuci orang? Apalagi oleh seorang pria?
"Tidak repot, kan ada mesin cuci, biar sekalian saja capeknya," kata Ahxian masih memaksa.
Akhirnya, Yuju jadi mengangguk, "Oke."
"Roti ubinya sudah jadi, ayo kita makan!" kata Taehwan heboh membawa nampan berisi empat roti ubi.
"Xian, tolong panggil Yeonggwang," titah Taehwan pada Xian yang mana Xian langsung memundurkan kursinya lalu memutar tubuhnya sembilan puluh derajat dengan tangan diletakan di samping mulut.
"YEONGGWANG! AYO MAKAN ROTIIIIIII!" teriak Ahxian nyaring membuat telinga Yuju langsung berdengung.
Puk. Kepala Ahxian dipukul sendok oleh Taehwan.
"Pergi ke kamarnya, bukan teriak-teriak," kata Taehwan.
"Ck, malas."
"Biar aku saja yang panggil," kata Yuju menawarkan diri, lantas bangkit dan melangkah.
Tapi belum sepuluh langkah Yuju berjalan, dia kembali ke ruang makan, "Kamarnya di sebelah mana ya?"
"Kamarnya tepat di sebelah kanan ruang kesehatan, yang di depan pintunya ada gambar kodok."
"Oh oke," kata Yuju percaya diri karena dari semua ruangan, ruang kesehatan adalah tempat favoritnya, jadi tidak mungkinlah dia tersesat.
Saat sedang berjalan menuju kamar Yeonggwang, sebuah suara memanggil namanya.
"Yujuuuu."
"Yujuuuuu."
Yuju celingukan, mencari sumber suara yang tersamarkan suara hujan.
"Yujuuuuu~"
Akhirnya Yuju tahu dari mana asal suara itu. Asal suara itu dari halaman depan. Berhubung Yuju berada di lantai dua, jadi dia bisa melihat ke halaman.
Di halaman, berdiri Hyesung dan Gon, dengan tas super besar di punggung dan tangan yang membawa plastik besar, melambai ke arah Yuju.
Langsung saja, tanpa menunggu lama Yuju berlari kencang menuruni tangga, pergi menuju Hyesung dan Gon, lalu tanpa rasa malu memeluk Hyesung dan Gon saat keduanya berada tepat di depannya.
Yuju tidak peduli dengan keadaan Hyesung dan Gon yang basah kuyup juga hujan yang masih turun, yang Yuju pedulikan cuma satu, akhirnya dia bertemu lagi dengan dua temannya.
"Akhirnya kalian pulang!"
~~~
170323
Ast.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Life
FanfictionYuju tidak punya alasan lagi untuk hidup. Semua alasan untuk dia bertahan di dunia ini sudah dia lakukan. Mulai dari menonton konser, makan Ice Cream setinggi tiga puluh senti, menamatkan serial drama kesukaannya, naik gunung, sampai memiliki rumah...