20

18.1K 1.7K 74
                                    

Annyeong chingudeul

Happy reading...





Saat ini, Cakra sedang duduk di bangku taman yang berada di rumah sakit, bangku taman ini terletak di bawah pohon sehingga sinar matahari belum mengenai tempat yang Cakra duduki.

Kemarin, Cakra mendengar pembicaraan antara ayahnya dengan dokter yang diduga sebagai Omnya itu untuk melakukan pemeriksaan ulang.

Cakra tidak ingin melakukan pemeriksaan ulang itu, karena itulah dia memilih kabur saat Sofia pergi untuk pulang dan David juga Devan masih tertidur pulas.

Dia duduk di bangku taman sendirian, ada beberapa orang juga yang sedang berjemur saat ini karena matahari pagi bagus untuk kesehatan, itu yang Cakra tahu.

Cakra melihat ke sekelilingnya, ada begitu banyak orang dengan berbagai macam usia dari balita, anak-anak, remaja seperti dirinya, dewasa, bahkan sampai yang tua. Cakra terus melamun sampai tidak menyadari jika ada seseorang yang duduk di sebelahnya.

"Ngapain?"

"Ayah?"

Yah, seseorang itu adalah David. Tadi saat dia melewati taman, dia melihat Cakra yang sedang memerhatikan orang-orang di depannya.

"Kenapa?"

"Boleh ga kalo Cakra skip pemeriksaannya?"

"Emangnya kenapa, hm?"

David berusaha menatap wajah Cakra yang menunduk.

"Cakra takut disuntik," ucapnya pelan.

David tersenyum, dia kira Cakra tidak ingin melakukan pemeriksaan karena ada hal yang dia sembunyikan. Namun, ternyata anaknya ini hanya takut dengan jarum suntik.

"Ga akan disuntik, Ayah janji."

"Beneran?"

"Iya, jadi Cakra mau ya buat diperiksa ulang?" tanya David kepada Cakra yang sedari tadi memainkan jari-jemarinya, cukup lama dia menunggu jawaban dari Cakra sampai anak itu menganggukan kepalanya setuju.

"Gimana kalo kita ke kamar? Udah mulai panas, nih. Adek ga pake sunscreen, kan?"

Cakra menggeleng pelan sebagai jawaban.

"Gendong," ucap Cakra membuat David terkekeh pelan, lalu berjongkok di hadapan Cakra.

David melangkahkan kakinya menuju kamar rawat, dengan Cakra yang sudah ada di punggungnya.

"Ayah?"

"Hm?"

"Sebentar lagi liburan sekolah"

"Iya, lalu?" tanya David, sebenarnya David mengerti dengan keinginan Cakra, tetapi dia pura-pura tidak tahu karena ingin Cakra sendiri yang meminta kepadanya.

"Cakra mau ke pantai, boleh?"

"Boleh, tapi harus dengan Ayah."

"Cakra ingin ke pantai dengan Ayah, mamah sama abang. Kira-kira abang mau ga, ya?"

"Mau dong, nanti Ayah yang ngomong ke abang deh kalo adek takut buat bilang."

Cakra tersenyum senang mendengar perkataan sang ayah. "Ayah tahu? Cakra suka panggilan adek. Apalagi kalo abang yang panggil, Cakra pasti lebih seneng lagi."

David terdiam mendengar perkataan Cakra, tidak tahu harus menjawab apa. Dia tahu hubungan keduanya tak kunjung membaik, walaupun sudah tinggal bersama cukup lama. Keduanya terdiam dengan pikiran masing-masing, sampai tak terasa mereka telah sampai di depan kamar.

MEMORIES (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang