8

17.7K 1.5K 18
                                    

Annyeong

Happy reading...



Weekend telah tiba, seperti pagi kemarin Cakra sekarang sudah berada di dapur untuk membantu Sofia dan bi Tuti. Remaja itu saat ini sedang menata sendok, piring dan garpu di atas meja makan seperti biasanya.

Devan yang baru saja turun dan melihat Cakra sedang meletakkan sendok di samping piring hanya melihatnya sekilas lalu berjalan kembali keluar rumah, dia ingin olahraga sebentar di sekitaran kompleks perumahannya. Yah, keluarga David memang tinggal di sebuah kompleks perumahan elit yang ada di kota tersebut.

Cakra yang sebenarnya tahu bahwa Devan memperhatikannya tadi hanya diam, dia tidak ingin membuat keributan di pagi hari, dia juga tidak ingin membuat mood abang barunya itu buruk. Sudah Cakra katakan bukan, bahwa Cakra tidak ingin merepotkan Devan seperti para adik di luaran sana.

"Mah, sudah," ujar Cakra setelah selesai menata piring dan sendok. Sofia yang sedang memasak pun menoleh ke arah Cakra yang saat ini sedang menatapnya.

"Sudah? Kalo sudah kamu bangunin papah sama abang, mau kan?" tanya Sofia dengan tangan yang sibuk membalik tempe goreng.

"Tapi, abang tadi pergi," jawab Cakra mendekat ke arah pantry.

"Pergi? Kemana?" tanya Sofia bingung.

Cakra yang mendengar itu menggeleng tidak tahu, karena Cakra hanya melihat Devan saja dan tidak menanyainya.

"Mungkin mau olahraga, kamu bangunin papah aja kalo gitu," ucap Sofia, karena dia baru saja ingat kebiasaan anaknya itu ketika weekend.

Cakra yang disuruh hanya mengangguk saja, lalu berjalan menuju kamar David.

Saat sudah di depan kamar sang ayah, Cakra mengetuk pintunya pelan.

Tok tok tok

"Ayah?"

"Ayah?" panggil Cakra kembali saat tak kunjung mendapat balasan.

Tok tok

Cklek...

Pintu kamar terbuka saat Cakra akan kembali mengetuk, menampilkan David yang sepertinya baru saja terbangun, terlihat dari rambutnya yang masih acak-acakan.

"Hm?" gumam David dengan sedikit membuka matanya.

Cakra yang melihat kondisi rambut David pun menggelengkan kepala, layaknya orang tua yang tidak habis pikir melihat kelakuan anaknya.

"Ck, ck, ck, ayah sudah seperti singa saja." Cakra menggeleng dengan tangan berkacak pinggang.

"Ha?" David yang nyawanya belum terkumpul sempurna jelas bingung dengan perkataan dari Cakra.

"Mamah nyuruh Ayah bangun, kita mau sarapan." Setelah mengatakan itu, Cakra langsung pergi kembali tanpa menunggu jawaban dari David.

David yang sedikit sadar pun langsung masuk kembali ke dalam untuk mandi.

***

Sekarang mereka sudah berada di meja makan, Devan juga sudah berada di sana. Tadi mereka sempat menunggu Devan untuk sarapan bersama, Devan sendiri bingung kenapa orangtuanya itu menunggu dirinya? Padahal, setiap weekend mereka akan sarapan terlebih dahulu.

Devan tidak tahu saja kalau sebenarnya Cakra yang membujuk David dan Sofia untuk sarapan bersama walaupun dia harus menunggu abangnya itu sedikit lebih lama, padahal Sofia dan David sudah berkata jika ini sudah kebiasaan Devan setiap weekend yang akan sarapan setelah yang lain selesai, tapi Cakra tetap tidak mau dan berkata 'kita tunggu abang aja, kasian tau nanti abang sarapannya sendirian, sendirian itu ga enak ayah' mendengar itu jelas David hanya bisa mengiakan saja.

MEMORIES (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang