38

12.1K 1.3K 42
                                    

Happy reading...


Cakra terbangun di sore hari dan tak mendapati siapapun di dalam ruangan. Cakra merasa haus tapi gelas yang ada di atas nakas kosong, dia pun memutuskan untuk turun dari ranjang saat melihat sebuah botol berisi air di atas meja.

Cakra turun dengan perlahan sambil berpegangan pada ranjang, kemudian berjalan menuju meja sambil berpegangan pada tembok dan benda-benda yang berada di sekitar. Ngomong-ngomong, infusnya sudah dilepas ketika akan pemeriksaan menjelang siang tadi dan tak dipasang kembali.

Setelah sampai Cakra mendudukkan dirinya di sofa, lalu mengambil dan membuka pelan tutup botol tersebut, cukup susah karena Cakra memang sudah mulai kesulitan untuk menggerakkan anggota tubuhnya.

Setelah berhasil dan meminumnya Cakra meletakkan kembali botol tersebut, tetapi saat meletakkannya mata Cakra tak sengaja melihat pantulan dirinya sendiri yang berada pada meja, karena memang meja itu terbuat dari sebuah kaca.

Cklekk

Pintu ruangan terbuka menampilkan David dan Sofia yang membawa sebuah plastik berisi makanan dan camilan.

"Cakra?" panggil David, namun tak kunjung membuat Cakra menoleh, membuat David dan Sofia langsung mendekat karena merasa khawatir.

"Hey, kenapa?"

"Wajah Cakra ternyata masih tampan Ayah, lihat!" Cakra menunjuk pantulannya pada meja membuat Sofia dan David menghembuskan napasnya lega. Mereka pikir terjadi sesuatu pada Cakra, tetapi ternyata dia sedang mengagumi dirinya sendiri lewat meja yang terbuat dari kaca.

"Ngapain duduk di sini, sih?" David bertanya seraya mengangkat tubuh Cakra untuk dia pindahkan di atas ranjang.

"Cakra haus tapi gelasnya kosong."

"Maaf, ya. Ayah sama mamah abis beli makan dulu tadi."

"Abang mana?"

"Abang lagi ke supermarket bentar, katanya mau beli sesuatu."

Cakra terdiam sampai sesuatu terlintas dibenaknya. "Cakra mau macaroon, Ayah. Kasih tau abang, Cakra mau nyobain macaroon!"

"Iya, ya. Ini Ayah telepon."

Sofia yang melihat Cakra mulai kembali ceria pun tersenyum, kemudian menata beberapa makanan yang dia bawa di atas meja.

"Hallo, Dev?" David berkata saat teleponnya tersambung dengan Devan.

"Kenapa, Pah?"

"Kamu masih lama, ga?"

"Ga, ini mau pulang. Kenapa?"

"Nanti mampir dulu beliin macaroon buat adek kamu."

Cakra tersenyum, matanya nampak sayu menatap ke arah David. Sudah lama dia menginginkan makanan itu karena cerita dari Jean ketika berada di mall dan dia baru mengingatnya sekarang.

"Oh, oke."

"Jan--"

Tut

Belum David menyelesaikan perkataannya agar Devan membawa motor dengan hati-hati, sambungan tersebut sudah diputus sepihak oleh Devan membuat David menghembuskan napasnya lelah. Sedangkan Cakra terkikik geli melihat wajah masam ayahnya.

David yang gemas dengan Cakra langsung memeluknya erat dan duduk di samping ranjang.

"Mau makan sekarang atau nunggu abang?" tanya Sofia membuat Cakra menoleh.

Cakra tersenyum membalas pelukan David. "Nunggu abang."

***

Satu jam telah berlalu, akhirnya Devan datang membawa dua plastik yang berisi pesanan Cakra.

MEMORIES (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang