30

16.3K 1.6K 89
                                    

Happy reading...




Devan dan Cakra baru saja sampai di rumah setelah tadi mereka mengantar Aletta dan Jean pulang terlebih dahulu.

Mereka pulang tepat tiga puluh menit sebelum makan malam tiba. Tadi saat di rumah Aletta, Cakra tidak diperbolehkan pulang oleh Maria, cukup sulit membuat Maria untuk mengizinkan Cakra pulang, tetapi saat Cakra mengatakan akan bermain lagi nanti, akhirnya Maria pun dengan tak rela mengizinkannya.

"Kami pulang!" teriak Devan saat memasuki rumah dengan Cakra di belakangnya, tak lupa 2 sisir pisang yang dia bawa di tangan kanan dan kirinya, karena tadi Maria memberikan satu sisir lagi.

Devan langsung melangkahkan kakinya menuju kamar sedangkan Cakra berjalan ke arah dapur di mana Sofia dan bi Tuti sedang memasak.

"Mah?" Sofia yang sedang membuat sup pun menoleh, melihat Cakra yang sedang menaruh dua sisir pisang di atas meja pantry.

"Banyak banget pisangnya, Dek. Dapet dari mana?"

"Dikasih sama mamahnya ka Aletta."

"Adek mau makan apa? Biar nanti Mamah masakin."

"Mamah masak apa?"

"Mamah masak sup ayam, kamu mau makan yang lain?"

"Ngga ah itu aja, tapi Cakra mau crepes mah, pake pisang ini, ya?" Cakra menampilkan wajah memohonnya sehingga Sofia tidak bisa menolak.

"Nanti Mamah cari tau cara buatnya, ya."

Mata Cakra berbinar seketika. "Beneran?"

Sofia pun tersenyum dan mengangguk membuat Cakra senang bukan main, karena bisa memakan crepes lagi.

"Bersih-bersih gih, terus nanti langsung turun buat makan malam."

"Oke boss!" seru Cakra dengan tangan posisi hormat membuat Sofia tertawa dibuatnya.

Sepeninggal Cakra, Sofia melanjutkan kembali memasak sup ayamnya yang sempat tertunda, setelah selesai dia pun mengambil apel untuk membuat jus.

"Kok ada pisang banyak banget?" tanya David saat baru saja datang dan duduk di kursi, Sofia menoleh sebentar dan melanjutkan memotong apelnya kembali.

"Tadi Cakra yang bawa, katanya dikasih sama Maria."

"Cakra ketemu sama Maria?"

"Kan tadi pagi mereka jemput Aletta di rumahnya, pasti ketemu, lah."

David menganggukkan kepala, matanya menatap ke arah Sofia. "Fi?"

"Ya?"

"Gimana kalau kita pindah dulu?" Pertanyaan dari David membuat Sofia langsung mengalihkan perhatiannya penuh.

"Bi tolong lanjutin, ya."

"Baik nyonya."

Sofia menghampiri David lalu duduk di hadapannya.

"Maksud kamu gimana, Mas?"

"Kita pindah dulu untuk pengobatan Cakra. Tadi siang aku bertemu dengan Anton dan dia bilang kalau pengobatan di Korea Selatan lebih mumpuni daripada di Indonesia, kamu tau sendiri kan kalau korea Selatan salah satu negara dengan kualitas perawatan kesehatan terbaik di dunia, aku mau kita pindah ke sana sementara saja. Memang kecil kemungkinan Cakra untuk sembuh, tapi kita bisa berusaha agar Cakra bisa lebih lama lagi bersama kita, mau kan?" David menatap penuh harap kepada Sofia.

"Kamu tau jawaban aku kan, Mas. Aku ga pernah bilang ngga sama kamu, tapi kamu juga harus bicarakan ini dengan Cakra dan Devan, keputusan mereka juga keputusanku, apapun keputusan mereka aku akan ikut."

MEMORIES (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang