11

16.8K 1.6K 39
                                    

happy reading



Hari sudah mulai sore, Devan baru saja sampai setelah tadi dia mengadakan rapat untuk pengurusan OSIS yang baru karena sebentar lagi dirinya akan segera lengser dari jabatan.

Saat melewati ruang keluarga dia melihat Cakra yang sedang menonton tv sambil memakan buah pisang. Devan yang melihat itu menggeleng, dasar bayi kera pikirnya.

Sepeninggal Devan, tak lama pintu rumah kembali terbuka menampilkan David yang baru saja pulang dari kantor. David melangkahkan kaki menuju ruang keluarga saat suara televisi memasuki gendang telinganya. Karena semenjak Cakra tinggal di sini, tv itu akan selalu menyala kecuali jika Cakra sedang berada di kamar.

"Dek?" panggil David.

Cakra yang sedang memakan pisangnya menoleh, mendapati David yang sudah berdiri di sampingnya.

"Nih." David mengulurkan sebuah box berisi handphone untuk Cakra. Cakra yang masih memakan pisang, langsung melahapnya habis.

"Buwat cwakrwa?" tanya Cakra dengan mulut penuhnya.

"Telan dulu," tegur David karena kebiasaan Cakra yang sering berbicara dengan mulut penuh makanan.

"Buat Cakra?" tanya Cakra kembali.

David tersenyum sembari mengangguk. Dia sengaja membelikan Cakra ponsel karena selama beberapa hari tinggal di rumah, Cakra tidak pernah terlihat bermain ponsel sama sekali, dan David berfikir jika Cakra memang tidak mempunyainya, sehingga David berinsiatif langsung membelikannya saja. Ayah yang sangat peka bukan?

"Adek suka?" tanya David mengelus kepala Cakra sebentar.

Cakra mengangguk cepat. "Hm. Suka," ucapnya. Bagaimana mungkin Cakra tidak menyukainya? Cakra sudah lama tidak mempunyai ponsel, karena ponselnya dia jual ketika memasuki kelas 3 SMP, itu pun ponsel milik bundanya.

"Sudah ada nomer Ayah, mamah, sama abang di situ, jadi kamu ga perlu takut buat minta ke abang nanti," ucap David, karena dia yakin Cakra tidak akan bisa meminta nomer Devan secara langsung.

"Ponselnya sama seperti abang, ya?" tanya Cakra setelah membuka kotak tersebut dan mendapati ponselnya mirip seperti milik Devan, karena Cakra beberapa kali melihat Devan memainkan ponselnya.

"Sama. Kenapa? Adek ga suka, ya?"

Cakra menggeleng lalu tersenyum. "Justru itu Cakra suka karena ponselnya mirip seperti punya abang."

David yang mendengar jawaban dari Cakra pun termenung, sebegitu ingin dekatnya kah Cakra dengan Devan?

Ckrek

David tersentak kaget saat sebuah flash kamera baru saja mengenai wajahnya.

"Adek nih, kalo mau foto Ayah bilang dong, biar Ayah atur posisi dulu." David langsung melakukan pose kerennya, Cakra terkekeh melihat David yang berpose memasukan tangan kanannya ke dalam saku celana. Namun, dia juga tetap memotretnya.

"Sini, Ayah mau lihat. Bagus ga hasil foto, Adek." David mendekati Cakra dan menatap ponsel baru itu.

"Bagus dong, kan yang nge-foto Cakra. fotonya mau Cakra cetak ya, Ayah. Buat Cakra taruh di kamar," ujar Cakra dengan tatapan memohon.

"Terserah Adek. Ayah mau mandi dulu," ucap David, mengelus kepala Cakra. Lalu berjalan menuju kamarnya.

Setelah kepergian David, Cakra buru-buru mematikan televisi dan mengambil kulit pisang untuk dia buang. Saat akan berjalan menuju  tangga, Cakra justru membelokkan langkahnya ke arah dapur di mana mamah dan bi Tuti sedang membuat makan malam.

MEMORIES (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang