40

11.3K 1.2K 48
                                    

Happy reading...



Saat ini Cakra, Naufal, Raka dan Jean sudah berada di kantin. Banyak pasang mata yang menatap ke arah meja mereka tapi itu tak membuat Cakra merasa tertekan sama sekali, dia tidak peduli karena dirinya tak mengenal mereka sama sekali.

Suara bisik-bisik sedari tadi terdengar membuat Jean yang memang mempunyai tempramen yang cukup buruk mencoba untuk tetap bersabar, seluruh fokusnya saat ini dia tujukan kepada Cakra agar dirinya tidak lepas kendali untuk memukul mereka semua.

"Eh eh itu Cakra yang katanya anak pak David, kan?"

"Iya gue tadi liat di parkiran dia dateng bareng sama pak David."

"Kasian ya ka Devan, pasti sedih banget liat papahnya punya anak dari wanita lain."

"Apalagi mamahnya yang di selingkuhi."

"Bener, tapi tuh bocah kenapa pake kursi roda begitu, ya."

"Karma dari ibunya kali, secara ibunya yang ngerusak rumah tangga orang."

Bisikan-bisikan itu terdengar ramai membuat Cakra yang sedang memakan roti menghembuskan napasnya pelan, sampai akhirnya ada satu orang yang berkata secara terang-terangan di hadapannya.

"Oh jadi ini adik tiri si Devan? Anak haramnya si pak David." Orang itu bertanya tepat di hadapan meja Cakra.

Cakra yang memang tidak mengenalnya hanya acuh, tidak ada niatan untuk menanggapi sama sekali, karena menurutnya orang itu tidak lah penting.

"Baik juga ya si Devan, mau menerima anak dari wanita simpanan bokapnya." Orang itu tersenyum congak membuat siapa saja yang melihat pasti merasa kesal.

Jean yang sudah tidak tahan pun langsung berdiri berniat untuk memukul orang itu, tetapi tangannya ditahan oleh Cakra membuatnya urung dan berakhir duduk kembali. Jean mengenal orang ini, dia adalah Reno. Salah satu orang yang tidak menyukai Devan karena Devan selalu memergokinya merokok dan berakhir melaporkannya ke guru BK.

"Kenapa, lo? Sakit? Sampe duduk di kursi roda kaya gini. Ah, ini pasti karma dari ibu lo itu ...." Reno mendekat ke arah Cakra membuat yang lain waspada.

"... Gue penasaran Devan beneran nerima lo apa ngga, atau jangan-jangan dia cuma nerima lo karena dia merasa kasihan, apalagi lo penyakitan kaya gini ha, ha!"

Reno yang tak mendapat balasan apapun dari Cakra pun menghentikan tawanya dan membalik kursi roda Cakra sehingga Cakra kini menghadap ke arahnya. Naufal, Raka dan Jean terkaget melihat apa yang dilakukan oleh Reno, karena kejadian itu begitu cepat.

"Devan mungkin terlihat kalau dia nerima lo dengan baik, tapi siapa yang tau di belakangnya, kan? Bisa aja dia pengen lo cepet mati," ujar Reno tepat di depan wajah Cakra membuat Cakra memejamkan matanya.

Jean yang sudah tidak tahan lagi pun ingin mendekat dan memukul Reno tapi  baru saja melangkah--

Bugh

Seseorang baru saja menendang Reno sampai dia jatuh tersungkur, Cakra yang mendengar suara itu langsung membuka mata dan betapa terkejutnya dia ketika mendapati orang yang di hadapannya tadi tiba-tiba saja jatuh secara tidak elit, bolehkah Cakra menertawakannya sekarang?

"Jangan ganggu teman gue!" seru orang itu dengan marah, dia adalah Doni yang baru saja tiba di kantin setelah mendapat pesan dari Naufal kalau Cakra ada bersama dengan mereka, tetapi ketika baru saja tiba dia justru melihat Reno yang memperlakukan Cakra dengan sangat kasar membuat emosinya langsung tersulut saat itu juga.

Setelah kejadian foto memfoto selesai ujian minggu kemarin, Doni memang selalu diajak bermain oleh Naufal atas permintaan dari Cakra dan yah sikap Doni perlahan mulai membaik membuatnya sekarang menjadi salah satu bagian dari mereka.

MEMORIES (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang