Happy reading...
Cakra saat ini masih di dalam kelas bersama dengan teman-temannya. Ujian sudah selesai beberapa menit yang lalu, tapi dia belum ada niatan untuk ke luar sama sekali.
Ckrek
Bunyi kamera dari ponsel milik Cakra memenuhi ruangan kelas yang memang sudah sepi, hanya ada beberapa murid yang masih belum beranjak.
"Wih! Bagus-bagus, nanti di kirim ke grup yang berempat, yak," ucap Jean yang diangguki oleh Cakra.
"Kita harus foto berempat, nih." Raka berujar setelah melihat foto milik Jean, dirinya, dan Naufal.
"Oke bentar." Naufal berjalan menghampiri Doni yang memang belum pulang dan masih duduk di kursi memainkan ponselnya.
"Don, fotoin kita dong," ucap Naufal membuat Doni mendongak menatapnya.
"Dih apaan. Ga mau! lo kira gue fotografer."
"Ah elah bentar doang," ucap Naufal sambil menyeret Doni menuju tempat di mana teman-temannya berkumpul.
Doni berdecak, "Apaansih! Lepasin woy!" Naufal tidak mengindahkan teriakan Doni dan terus menyeretnya.
Raka yang melihat keberadaan Doni langsung menyerahkan ponsel Cakra. "Tolong fotoin kita berempat, ya." Doni yang awalnya ingin menolak pun akhirnya mengiyakan ketika melihat mata Jean yang menatap tajam ke arahnya.
"Ck, buruan!" sewot Doni sambil mengambil handphone yang disodorkan ke arahnya.
Empat sekawan yang mendengar itu langsung berjejer dan merangkul satu sama lain, tersenyum manis ke arah kamera.
Ckrek
Ckrek
Ckrek
Ntah sudah berapa foto yang Doni ambil, dia tidak tau karena dia hanya menekan tombol kameranya dengan asal.
"Udah, makasih ya," ucap Cakra dengan senyumannya. Lagi dan lagi Doni tertegun melihat senyuman Cakra, karena baru kali ini dia mendengar ucapan terimakasih yang sangat tulus dari seseorang.
Doni hanya berdehem lalu menyerahkan ponsel yang dia pegang kepada Cakra, tapi saat berbalik tangannya di tahan oleh seseorang.
"Sekarang gantian, Cakra yang fotoin Doni."
"Ga usah." Doni melepaskan tangan Cakra yang memegangnya.
"Cakra maksa, diem dulu. Ayo senyum." Cakra mengarahkan kamera ke arah wajah Doni.
"Senyum dong, biar fotonya bagus."
Doni berdehem beberapa kali, lalu tersenyum membuat Cakra langsung memotretnya.
"Wah bagus!"
"Iya lah, orang gue ganteng."
"Dih narsis banget, lo!" sewot Jean membuat Doni memutar matanya malas lalu berjalan untuk keluar kelas dan pulang.
"Udah yuk pulang," ajak Raka ke luar kelas dan diikuti oleh ketiganya.
Saat sampai di parkiran Cakra bisa melihat Devan yang sedang menatapnya kesal.
"Cakra duluan ya," pamit Cakra kepada ketiga temannya.
"Iya hati-hati!"
Cakra langsung menghampiri Devan yang kini menatapnya tajam.
"Lama," ketus Devan.
Cakra tersenyum menunjukkan gigi rapihnya. "Maaf, Abang."
Dengan tatapan sinis, Devan menyerahkan helm yang biasa Cakra pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIES (Terbit)
Teen FictionTersedia di shopee Penerbit.LovRinzOfficial (Belum di revisi) ___________________ Ini adalah kisah dari Cakra, seorang remaja yang baru saja bertemu dengan ayahnya setelah sekian lama, bukan hanya sang ayah, tetapi dia juga bertemu dengan anak dan i...