37

12.8K 1.2K 31
                                    

Happy reading...



Cakra baru saja selesai mengganti pakaian rumah sakitnya dengan pakaian khusus yang digunakan untuk menjalankan prosedur pemeriksaan.

David langsung menggendong Cakra dan mendudukkannya di kursi roda. Tadi setelah Devan mengiriminya pesan, David langsung bergegas kembali ke rumah sakit bersama Sofia.

Mereka berdua juga langsung menemui Anton untuk menanyakan perihal perkembangan kesehatan Cakra dan Anton menyarankan agar Cakra melakukan MRI untuk mengetahui seberapa banyak lipid yang menumpuk di otak, mengingat Cakra yang sekarang mulai kesulitan untuk menggerakkan anggota tubuhnya. Anton hanya tidak ingin kalau dirinya terlambat dalam melakukan penanganan, apalagi Cakra adalah salah satu keponakannya dan satu-satunya milik David yang berasal dari Karin.

David mendorong kursi roda Cakra dengan Sofia yang berada di sampingnya, Devan sendiri sedang pulang karena harus mengganti pakaiannya. Sofia tidak sempat mengambil baju ganti Devan karena merasa khawatir dan buru-buru ke rumah sakit. Devan sendiri tidak mempermasalahkan karena dirinya memang ingin pulang untuk mengambil sesuatu.

Sesampainya di depan ruangan, Cakra memegang tangan sang ayah membuat David berhenti dan menatap ke arahnya.

"Kenapa?"

"Cakra ga mau, nanti sakit seperti waktu itu," lirih Cakra membuat Sofia menggigit bibir dalamnya, dan mengalihkan pandangan ke arah lain.

"Ga akan sakit, yang dulu CT-scan, kalo sekarang MRI jadi beda sama yang dulu."

"Beneran?"

"Iya."

David mulai mengetuk pintu ruangan itu dan tak lama pintu itu terbuka menampilkan Anton dengan jas dokternya. Sebelum masuk ke dalam, David berjongkok di samping Cakra.

"Ayah tunggu di sini, Adek ga perlu takut karena om Anton dokter yang hebat, ngerti?"

Cakra menganggukkan kepalanya pelan lalu menatap Anton yang tengah tersenyum ke arahnya. Cakra memang tidak bisa melihat senyum Anton karena omnya itu memakai masker, tetapi dia yakin jika Anton sedang tersenyum terlihat dari matanya yang membentuk hampir seperti bulan sabit, sama seperti Jean.

"Rileks, ya." Anton berucap membuat Cakra menganggukkan kepalanya pelan.

Anton mulai mendorong kursi roda milik Cakra ke dalam, setelahnya mengangkat Cakra dan menidurkannya di tempat seperti meja panjang yang di ujungnya berbentuk seperti tabung.

"Cakra suka lagu apa?" Antonio bertanya tiba-tiba.

"Kembali pulangnya ka Feby putri."

Anton tersenyum dan menundukkan sebuah headphone kepada Cakra. "Pake ini biar lebih rileks. Nanti jangan gerak-gerak, ya."

Cakra menganggukkan kepalanya pelan. Anton mulai mengatur musik yang Cakra inginkan dan memakaikan headphone tersebut ke kepala Cakra. Tujuan headphone itu berfungsi agar Cakra tidak mendengar suara dari mesin MRI, karena suara mesinnya cukup bising dan takut akan menganggu pendengaran Cakra nantinya.

Setelahnya, Anton memasang head coils pada kepala Cakra sehingga menutupi seluruh kepala bahkan wajah Cakra.

Anton langsung menekan tombol yang ada di mesin MRI tersebut, sehingga meja yang Cakra tiduri itu terangkat dan masuk ke dalam tabung itu.

Setelahnya, Anton memasuki ruangan yang terpisah di mana dia bisa melihat Cakra dari sebuah kaca yang berada di sana.

Setelahnya, Anton memasuki ruangan yang terpisah di mana dia bisa melihat Cakra dari sebuah kaca yang berada di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MEMORIES (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang