Assalamualaikum 🙏 selamat malam dan selamat menjalankan ibadah puasa di bulan ramadhan 😍❤️
Gimana kabarnya? Udah bahagia belum?😃✨
Perlahan aja bacanya, sambil mengingat kembali tokoh"nya💐😽
Happy reading🎥
👑👑👑
Seorang remaja yang berperawakan tinggi, berkulit putih, netra hazel dengan tatapan datar pada lawan bicaranya telah memutuskan untuk kembali ke tanah kelahirannya. Meskipun dia tidak yakin kepulangannya tidak akan diketahui oleh ayahnya, yang jelas tekadnya saat ini sudah bulat.
Namun kepergiannya membuat seorang wanita yang memakai hijab hijau toska terlihat bersedih. Belum lagi kepergiannya sempat tertunda karena wanita yang ada di hadapannya ini memintanya untuk singgah satu jam lagi.
Gus Reyhan yang merupakan kakak dari Ning Zakiya akhirnya berusaha membujuk adiknya supaya tidak menahan Farez agar lebih lama tinggal. Hingga akhirnya wanita yang dihormati Farez tersebut menyetujuinya.
"Ingat apa yang sudah aku katakan untukmu, Farez."
"Aku akan mengingatnya. Terimakasih telah mengajariku dan mau berteman denganku."
"Tidak perlu sungkan."
"Tolong rahasiakan kepulanganku ini."
"Insyaallah, tapi aku tidak bisa menjanjikan bang Abyan bisa merahasiakannya."
Abyan Hafidz Sarfaraz, putra pertama dari kiyai pesantren yang Farez singgahi selama dua tahun terakhir. Beliau juga merupakan salah satu anggota inti Argos pada masanya dan juga sahabat dekat dari kakaknya sendiri.
Farez terdiam sejenak karena mengingat bahwa Gus Abyan kemungkinan bisa membocorkan kepulangannya di Jakarta. Bagaimanapun beliau juga dekat dengan kakaknya dan selalu mengawasinya selama tinggal di pesantren.
"Aku akan bicara dengan bang Abyan, kamu tenang aja," ujar Gus Reyhan, berusaha menenangkan Farez yang terlihat memikirkan sesuatu.
"Baiklah, terimakasih."
Ning Zakiya menarik ujung baju kakaknya seolah memberi kode belum siap jika cowok itu meninggalkan tempat ini. Wanita itu sudah mengagumi dan menaruh perasaan dengan Farez sejak pertama kali datang di pesantren. Sayangnya, cowok itu tidak merespon dan tetap bersikap profesional karena perbedaan antara santri biasa dengan anak kiyai.
"Pintu pesantren akan selalu terbuka lebar untukmu. Sesekali datanglah kemari untuk bersilaturahmi," ujar Gus Reyhan sambil tersenyum simpul.
Beliau mendekati Farez lalu keduanya saling berjabat tangan dan merangkul untuk salam perpisahan. Gus Reyhan begitu sabar mengajari dan menuntunnya ke jalan yang benar sehingga dia bisa merubah sifatnya yang buruk. Jasanya akan selalu Farez ingat meskipun sudah tidak berada di pesantren ini lagi.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam," sahut Gus Reyhan dan Ning Zakiya bersamaan.
Ning Zakiya menatap dalam kepergian Farez seolah belum terima bahwa laki-laki yang berhasil menarik perhatiannya telah meninggalkan pesantren. Gus Reyhan yang melihat adiknya bersedih lantas mengusap hijabnya dengan penuh kasih sayang.
"Zakiya, kamu percaya kalau apa yang sudah ditakdirkan untukmu suatu saat akan kembali dengan sendirinya?"
"Aku... Hm, iya aku percaya."
"Baguslah, tidak perlu memaksakan dia harus selalu bersamamu. Karna jika ternyata dia bukan takdirmu, suatu saat dia pasti akan meninggalkanmu."
Ning Zakiya menghela nafas pelan. "Aku percaya, tapi... Mungkin belum saatnya aku menerima kenyataan seperti itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Not A Badboy
Teen Fiction#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Bagaimana jika putra dari seorang jenderal TNI-AD yang merupakan berandalan pesantren kembali ke Jakarta? Ini adalah kisah seorang anak laki-laki bermata hazel yang mengalami problem keluarga dan dihantui oleh masa lal...