"Insecure yang sebenarnya adalah ketika kita bertemu dengan manusia yang selalu taat kepada agama."
Clarissa Athanasia Raymond
°°°
👑👑👑
Cairan kental berwarna merah mengalir dari hidung sosok laki-laki bermata hazel yang tengah duduk di lantai. Beberapa menit yang lalu, sebuah tamparan kuat yang mengenai pipi kanannya membuat laki-laki itu menoleh ke samping. Karena sedang tidak enak badan serta tubuh yang terasa lemas, Farez langsung terjatuh saat laki-laki yang menamparnya itu pergi."Cari Zakiya sampai ketemu! Jangan pulang kalau kamu belum menemukan gadis itu."
Farez masih duduk sambil mengusap hidungnya yang belum berhenti mengeluarkan darah. Otaknya merekam jelas bagaimana ayahnya tadi marah karena mendapat kabar bahwa Zakiya datang ke Jakarta bersama kakaknya namun gadis itu tiba-tiba menghilang.
Kevin menyuruhnya untuk mencari Zakiya. Tapi sebelum menemukannya, Farez pulang dulu karena lupa harus minum obat. Tidak disangka, ayahnya kebetulan juga pulang ke rumah karena mengambil barang yang ketinggalan saat dia pergi. Alhasil, Kevin marah karena menganggap Farez tidak mendengarkan ucapannya untuk mencari Zakiya.
Farez menghela nafas kasar sambil menyandarkan punggungnya di dinding. "Zakiya, lo dimana sih?"
"Kalau lo kenapa-napa gimana?" gumam Farez.
Tamparan dari Kevin membuat pipinya memerah dan terasa nyeri. Setelah beberapa menit menenangkan diri, Farez akhirnya beranjak untuk mengambil obat lalu pergi dari rumah.
Hujan deras mengguyur permukaan bumi pada malam itu. Angin malam yang dingin disertai suara petir yang menggelegar di langit, tidak membuat laki-laki bermata hazel itu mengurungkan niatnya pergi ke markas besar Argos. Hanya disana, tempat dia diterima dan mendapatkan ketenangan.
Dari balik helm full face-nya, Farez meringis karena masih merasakan nyeri di pipi. Dia menerobos hujan yang cukup deras itu hingga sampai di markas dengan pakaian yang basah kuyup.
Melihat wajah pucat, pipi kanan yang memerah dan ada noda merah yang mengalir di hidung membuat Alfian, Jeky dan Arya langsung mendekatinya begitu masuk ke dalam markas. Beberapa anggota Argos yang lain juga mengerumuni Farez yang datang dengan penampilan yang berantakan.
"Lo kenapa, Rez?" tanya Alfian.
Arya yang melihat pipi Farez yang memerah lantas ikut bertanya, "lo abis dikeroyok?"
"Gue nggak apa-apa."
Kalimat itulah yang menjadi jawaban semua anggota Argos yang mendekatinya karena khawatir. Mereka mengira dirinya berkelahi dengan orang, ternyata tidak. Farez melewati mereka begitu saja hingga sampai di ruangan khusus anggota inti, ada Karin, Dhea dan Shena yang terkejut karena kedatangannya.
"Lo kenapa, Rez?"
"Astaga, itu kenapa mukanya merah? Lo abis berantem?"
"Are you ok?"
Farez mengangguk singkat sebagai jawaban. Dia memilih untuk melanjutkan langkahnya menuju salah satu kamar yang ada di dalam markas. Dia ingin mengganti pakaiannya dan meminum obat yang belum sempat dia minum di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Not A Badboy
Teen Fiction#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Bagaimana jika putra dari seorang jenderal TNI-AD yang merupakan berandalan pesantren kembali ke Jakarta? Ini adalah kisah seorang anak laki-laki bermata hazel yang mengalami problem keluarga dan dihantui oleh masa lal...