46. Takut Kehilangan

39.3K 3.6K 977
                                    

"Terkadang manusia diberi rasa hilang supaya bisa mengerti bahwa sesuatu yang dianggap biasa sebenarnya hal yang sangat berharga."

Kinaan Alfarez Dirgantara

>=<

👑👑👑

"F-Farez, a-aku takut..."

Kedua bola mata hazel milik laki-laki yang terbaring di bangsal seketika terbuka lebar. Dia spontan turun dari bangsal karena terkejut sekaligus panik. Namun denyutan hebat yang membuat kepalanya terasa seperti dihantam sebuah beton sehingga tubuh laki-laki itu ambruk ke lantai.

Dia meringis sambil menyentuh kepalanya yang dibalut perban. Tanpa mempedulikan rasa sakitnya lagi, laki-laki itu akhirnya kembali bangkit.

"Rissa..." lirihnya sambil berlari, meskipun langkahnya terhuyung akibat kepala yang pusing.

Dengan tangan yang gemetar, raut wajah panik serta khawatir membuatnya semakin kebingungan dan takut karena tidak tahu dimana ruangan wanita yang dia cari. Meski begitu, dia nekat menjelajahi koridor rumah sakit sambil bertanya pada orang-orang yang dilewatinya.

"P-pak, tau dimana ruangan istri saya? Namanya Clarissa Athanasia," tanya Farez dengan tangan gemetar yang menyentuh pundak seorang laki-laki paruh baya.

Setelah laki-laki itu menggelengkan kepalanya, Farez semakin panik dan kembali melanjutkan langkahnya, mencari ruangan tempat Rissa berada.

Hatinya yang terasa sakit menyebabkan bola mata hazel itu memanas. Dia terus bertanya pada orang-orang yang dilewatinya, namun tetap tidak ada yang tahu.

Jantung Farez semakin berdegup kencang, terasa nyeri bercampur rasa sesak di rongga dada. Sekujur tubuhnya bergetar hebat, dia terus melangkah disertai deraian air mata yang lolos begitu saja dan mengalir di pipinya dengan deras.

"Rissa. Kamu dimana?" gumam Farez frustasi.

Sesekali Farez terjatuh karena kepalanya terasa sakit. Dan lagi-lagi dia bangkit, kemudian terus mencari wanita itu sambil memanggil namanya.

"Rissa!" pekik Farez, sukses membuat orang-orang yang ada di sekitarnya menoleh.

Mungkin, mereka mengira Farez itu orang gila karena menangis dan memanggil-manggil nama seseorang di koridor rumah sakit.

Tak ada yang tau bagaimana hatinya yang begitu teramat sakit, tak ada yang tau rasa trauma yang membuat laki-laki itu nyaris gila, dan tak ada yang tau bagaimana proses sampai dia bisa bertahan hidup hingga sekarang.

Farez menjambak rambutnya sambil menoleh ke segala arah. Dia panik, takut dan tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Farez ingin mengamuk di sana.

"RISSAAAA!!" teriak Farez kemudian tubuhnya ambruk. Dia menangis sesenggukan sambil menjambak rambutnya karena rasa sakit di kepalanya semakin menyiksa.

"FAREZ!!"

Arthur, Jeky, Alfian dan Arya mendekati Farez yang duduk bersimpuh di lantai rumah sakit. Begitu Arthur sampai di depan cowok itu kemudian berjongkok di hadapannya, tiba-tiba Farez mencengkeram jaket Arthur dan menatapnya dengan raut wajah emosi.

He's Not A Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang