"Aku ingin membuatnya bahagia. Bahagia, hingga dia lupa dengan luka dan rasa traumanya."
"Jika kamu ingin menjadi obat fisik orang-orang yang terluka, maka aku akan menjadi obat mental untuk mereka yang hidupnya tidak bahagia."
Clarissa Athanasia Raymond
=°°=
👑👑👑
Akhirnya Rissa bisa bergerak bebas dan kembali sekolah. Sejak malam itu, Farez melarangnya untuk sekolah hingga rasa sakitnya sembuh. Namun otaknya tidak bisa fokus karena masih teringat dengan kejadian itu.
"Nanti kita ke markas ya!" bisik Karin sambil menyenggol lengan Rissa.
Karena tidak mendapatkan jawaban, Karin menoleh, menatap Rissa yang tengah melamun. Dia sengaja pindah duduk di sebelah gadis itu karena Athena masih belum masuk sekolah. Gadis itu masih menjalani masa pemulihan.
Beberapa hari yang lalu pun, Rissa juga tidak masuk entah kenapa. Karin, Dhea dan Shena hanya mendapatkan alasan 'sakit' saat gadis itu tidak masuk sekolah.
"Rissa? Tumben Lo ngelamun waktu pelajaran?" bisik Karin lagi. Dia memelankan suaranya supaya tidak terdengar oleh guru yang sedang mengajar di depan kelas.
"Rissa!" sentak Karin.
Hal itu sukses membuat seisi kelas terperanjat kemudian menoleh ke arahnya. Rissa yang tersadar dari lamunannya akhirnya menoleh dengan tatapan terkejut.
"Ekhem. Ada apa, Karin?" tanya pak Bustomi.
"Eh, maaf, pak! Tadi Rissa ngelamun, jadi saya kagetin. Maaf jadi mengganggu waktu belajarnya," ujar Karin sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Pak Bustomi mengangguk paham. "Rissa. Perhatikan ya, Nak! Jangan ngelamun, nanti kamu tidak paham."
"Iya, pak. Maaf," sahut Rissa.
"Elo sih, dipanggil nggak denger. Sorry ya, kalau gue ngagetin," ucap Karin pelan.
"Iya, nggak apa-apa. Salah gue juga ngelamun di kelas. Lo bilang apa tadi?"
"Nanti pulang sekolah kita ke markas! Athena juga ke markas mau latihan bela diri kata Jeky."
Rissa mengerutkan keningnya. Sepertinya sahabatnya itu sudah membaik. Lagipula dia juga sudah lama tidak bergerak dan melatih skill bela dirinya. Rissa juga jarang ikut ekskul taekwondo sejak ada masalah waktu itu.
"Oke. Dhea sama Shena udah dikasih tau?" tanya Rissa.
Karin mengangguk. "Udah kok. Mereka juga nggak sabar ghibah sama Athena lagi. Apalagi Shena, sepupu laknat itu kan, suka banget ghibahin orang."
"Oh, iya. Lo mikirin apa sampai ngelamun gitu?"
Rissa tersentak. Tidak mungkin dia memberitahu apa yang sedang ada di dalam pikirannya. Lagipula Karin juga tidak tahu kalau dia dan Farez sebenarnya memiliki hubungan lebih dari sekedar pacaran.
"Entahlah. Eh, Lo sama Jeky gimana sekarang?" jawab Rissa, berusaha mengalihkan pembicaraan dengan topik lain.
Karin sempat terdiam, namun tak lama kemudian dia tersenyum kecut. "Kita masih bingung mau lanjut apa berhenti."
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Not A Badboy
Teen Fiction#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Bagaimana jika putra dari seorang jenderal TNI-AD yang merupakan berandalan pesantren kembali ke Jakarta? Ini adalah kisah seorang anak laki-laki bermata hazel yang mengalami problem keluarga dan dihantui oleh masa lal...