14. Hukuman

34.7K 3K 234
                                    

*Baca perlahan, part-nya lumayan panjang kok😘❤️

*Jangan lupa votmen ya🌹🥳

Happy reading 💌

👑👑👑

"FAREZ! JANGAN!!"

Semua siswa dikejutkan dengan perkelahian antara Kinaan dan Aldi... Ralat! Sepertinya mereka tidak akan memanggil nama itu lagi. Tepatnya Farez dan Arthur, kedua cowok itu saling memperebutkan pisau. Akibat perkelahian itu darah dari luka mereka berceceran di lantai dan dinding.

Sejak keduanya tiba-tiba keluar dari UKS karena berkelahi, semuanya hanya diam tidak ada yang berani mendekat. Mereka terkejut sekaligus takut karena keduanya sedang memperebutkan benda tajam itu.

"Lepas anjing!" sentak Arthur sambil menahan tangan Farez sekuat tenaga.

Namun entah apa yang membuat Farez tidak menghiraukan perkataan Arthur, cowok itu justru terus berusaha untuk melukai tangannya menggunakan pisau.

"Gue nggak tahan lagi!"

Bugh

Terpaksa Arthur menghantam wajah cowok itu sehingga pisau yang diperebutkan terlempar jauh. Arthur segera mengambil benda tajam itu lalu melemparnya ke tempat sampah.

"FAREZ!! SADAR!!"

"ARGHHH!!!"

Farez mengerang sambil menjambak rambutnya sendiri. Dia memukul ubin lantai hingga retak lalu memejamkan mata erat berusaha mengendalikan diri.

Bukan pertama kalinya Rissa melihat Farez seperti itu. Dia tidak tahu kenapa cowok yang tidak banyak bicara dan selalu bersikap dingin bisa menjadi seperti ini. Pasti ada yang tidak dia ketahui tentang Farez, tapi kenapa Arthur tidak pernah menceritakannya?

"Farez, lo kenapa?"

👑👑👑

Drrrrrtttttttt

Dering ponsel berbunyi berulangkali. Gadis dengan rambut yang dicempol asal itu sedang duduk di depan televisi. Sorot matanya memang mengarah ke siaran televisi, namun pikirannya masih menerawang kejadian siang tadi, saat Farez dan Arthur berkelahi.

Sebenarnya apa yang terjadi dengan Farez? Dan kenapa Arthur tidak mengatakan apapun tentang hal itu?

"Woy!! Bukannya nonton tv, malah tv yang nonton elo. Mikir apaan sih?" tegur Athena sambil memukul pundak Rissa.

"Mikirin Farez."

"Cih, buang-buang waktu. Lo sering mikirin dia, emang dia juga mikirin lo?"

"Jatuh cinta kok sendirian, mandiri banget."

Rissa melirik sinis ke samping. "Ya muqollibal qulub. Ada dzat yang maha membolak-balikkan hati manusia. Sekarang emang sendirian, tapi belum tentu kedepannya juga."

"Jangan terlalu berharap deh, Sa. Berharap sama manusia itu bikin sakit hati loh."

"Eh... tapi berharap sama Tuhan juga kadang bikin sakit hati sih."

He's Not A Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang