Warning! Ada adegan pemicu trauma. Harap bijak dalam membaca⚠️
Happy reading ❤️
•><•
👑👑👑
Serkel bawah berhasil membuat lawannya refleks melompat. Namun di waktu yang sama ternyata Farez melakukan double serkel (bawah dan atas) sehingga hampir saja membuat Arthur terpental kalau tidak berhasil menghindar.
Arthur kembali menyerang dengan pukulan demi pukulan yang berhasil ditangkis. Tenaga yang dibutuhkan pun semakin banyak tatkala dia semakin brutal dan cepat melakukan penyerangan.
Tepat ketika mendapatkan celah, Arthur melakukan tendangan T yang mengarah ke ulu hati lawannya. Namun disaat yang sama, dengan kecepatan yang lebih, Farez menangkap tengkuk lutut cowok itu lalu menjegal kaki bagian dalam satunya. Dan...
Bantingan!!
Shit!
Dalam jarak sedekat itu memberikan kesempatan untuk menyerang balik, Arthur lantas menjulurkan kakinya lalu menjepit kaki Farez dan melakukan guntingan bawah sehingga berhasil menjatuhkan cowok itu.
Akhirnya mereka berdua terbaring di tanah dengan nafas yang tidak teratur. Keringat membanjiri tubuh dan suhu terasa panas. Lelah, namun rasanya puas dan menyenangkan.
"Puas?" tanya Farez.
"Iya. Thanks."
Farez langsung kip up lalu berjalan sambil melepas kaos hitamnya. Tubuhnya banjir keringat, kulitnya pun sampai memerah karena terlalu lama terkena sinar ultraviolet.
Tiba-tiba ponsel keduanya yang di letakkan di atas meja samping pintu masuk berbunyi. Alarm darurat itu membuat Arthur sontak berdiri lalu berlari menuju tempat ponsel tersebut. Farez yang sudah tiba lebih dulu langsung melacak lokasi yang secara otomatis terlacak.
"Bos. Darurat!" teriak Arya sambil berlari.
"Ada anggota Argos yang dikeroyok sama BM."
"Sialan," umpat Arthur emosi.
Farez kembali memakai kaosnya lalu menyambar jaket kebesaran Argos. Ketiga cowok itu bergerak cepat menuju halaman markas. Di sana ada Jeky, Alfian dan anggota Argos yang lain sudah siap di motornya masing-masing.
Tanpa basa-basi lagi, Arthur mengomando pasukannya yang sudah berkumpul untuk segera menuju lokasi. Pasukan yang berjumlah kurang lebih 50 orang akhirnya memenuhi jalan raya dan menyalip kendaraan manapun yang menghalangi jalannya.
Bagi Argos, semua anggota adalah saudaranya meskipun beda rahim. Siapapun yang berani mengusik salah satu saudara mereka, maka Argos tidak akan segan turun tangan secara langsung.
Setelah beberapa menit di perjalanan, netra hazel Farez akhirnya menangkap sebuah objek yang membuatnya sontak membelalakkan mata. Jemarinya menggenggam erat setir lalu menambah kecepatan supaya segera sampai di antara perkelahian yang terjadi di tengah jalan.
Di sana ada satu mobil yang dikelilingi motor-motor besar. Di samping mobil itu ada dua perempuan paruh baya dan tiga anak kecil yang tengah menangis histeris. Dari kondisi tersebut, Farez sudah bisa menebak apa yang terjadi saat ini.
Disaat yang lain sudah bergabung untuk membantu anggota Argos yang dikeroyok, Farez mendekati korban itu. Hanya sebentar sebelum akhirnya dia ikut bergabung dengan anggotanya.
"Jangan lari lo!" teriak Alfian ketika ada salah satu anggota BM yang hendak melarikan diri.
"Jangan sampai ada yang lari! Tangkap mereka semua!" titah Arthur.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Not A Badboy
Teen Fiction#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Bagaimana jika putra dari seorang jenderal TNI-AD yang merupakan berandalan pesantren kembali ke Jakarta? Ini adalah kisah seorang anak laki-laki bermata hazel yang mengalami problem keluarga dan dihantui oleh masa lal...