Selamat malam readers tercinta❤️ siapa yang udah nggak sabar nunggu update cerita ini?🤭🌹
Baca perlahan ya, jangan terburu-buru😉💫
Happy reading📖
•••
"Manusia kapan saja bisa berubah. Kita cukup membenci sifatnya, bukan orangnya."
Jeky Renandra Cornelis
•••
👑👑👑
Serpihan-serpihan kertas bertaburan di atas meja. pemilik bangku tersebut hanya diam sambil memperhatikan seorang gadis yang sedang merobek novel setebal 300 halaman yang baru dia beli kemarin.
Anatasya, gadis berkacamata bulat itu menatap datar tindakan Karin yang seenaknya sendiri merobek benda miliknya. Berbeda dengan Adel, dia sudah menahan emosinya sejak gadis itu datang mengganggu mereka berdua.
Karin melempar sisa novel yang sudah terkoyak ke arah wajah Tasya dan Adel. "Hahah. Dasar, cewek miskin."
"Heh, lo cewek cupu. Jangan kegatelan dan berusaha deketin ketua OSIS Galaksi ya! Dia itu cowok gue," ujar Siska —sahabatnya Karin— sambil menonyor kening Adel.
"Gue nggak deketin dia!" bantah Adel, sebisa mungkin dia menahan emosi yang sudah bergejolak di dalam dadanya.
"Dasar cewek murahan! Lo kecentilan banget sih sampai berusaha deketin Iqbal. Ngaca dulu! Punya cermin nggak di rumah?"
"Nggak punya kali, dia kan miskin," sahut Karin, mengompori suasana supaya memanas.
"Hahah, bener juga. Lo itu jelek, nggak pantes sama Iqbal. Dia most wanted Galaksi, sedangkan lo..."
Siska menunjuk wajah Adel lalu tersenyum miring. "Sampah Galaksi."
Adel spontan berdiri, namun pergerakannya yang hendak menampar Siska dicegah oleh Tasya. Gadis berkacamata bulat itu lantas menarik tangan sahabatnya agar kembali duduk.
Tasya tahu kalau sahabatnya sudah tidak tahan lagi, tapi dia punya cara tersendiri untuk menanggapi situasi yang terjadi saat ini tanpa harus melawannya dengan emosi. Karena jika mereka marah, kedua pembully itu justru akan semakin bersemangat melancarkan aksinya.
"Dia yang jelek aja bisa dapetin Iqbal. Lo yang merasa cantik, gimana kabarnya?" sindir Tasya.
Perkataan itu berhasil menohok hati Siska. Dia pun tersulut emosi lalu menarik kerah baju Tasya hingga gadis itu berdiri. Tidak segan maupun melihat kondisi di dalam kelas, pertengkaran yang terjadi saat ini mulai menggunakan kontak fisik.
Plakk
Sebuah tamparan berhasil mendarat mulus di pipi Tasya. Kacamata bulat yang dia pakai sampai terjatuh dan diinjak hingga lensanya pecah. Siska yang masih belum puas akhirnya mendorong tubuh gadis itu hingga membentur dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's Not A Badboy
Fiksi Remaja#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Bagaimana jika putra dari seorang jenderal TNI-AD yang merupakan berandalan pesantren kembali ke Jakarta? Ini adalah kisah seorang anak laki-laki bermata hazel yang mengalami problem keluarga dan dihantui oleh masa lal...