48. Batal Kuliah++

37.8K 3.2K 289
                                    

"Banyak manusia yang bertanya-tanya, kapan mereka akan bahagia?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Banyak manusia yang bertanya-tanya, kapan mereka akan bahagia?"

Laki-laki bermata hazel itu menjawab, "Jika mereka sudah bisa menghadapi rasa trauma dan segala lukanya. Jika mereka sudah mampu menerima segalanya dengan ikhlas."

"Akan ada kebahagiaan setelahnya. Kebahagiaan yang diciptakan dari keikhlasan dari segala takdir yang sudah Tuhan tetapkan kepadanya."

"Karna, hidup itu tentang keikhlasan dan kesabaran."

Perempuan pemilik manik hitam itu bertanya lagi, "Bagaimana jika mereka menganggap Tuhan tidak adil? Seakan bahwa manusia dipaksa untuk menerima?"

Laki-laki bermata hazel itu tersenyum tipis lalu menjawab, "manusia yang gila dengan kesenangan dunia dan lupa akan kenikmatan tuhan yang berkata seperti itu."

"Apa mereka lupa? Dengan luka yang mereka terima, mereka diajarkan tentang arti kehidupan yang sebenarnya."

"Jangan selalu menyalahkan Tuhan. Coba lihatlah diri kita sendiri. Apakah pantas, kita yang jauh dari penguasa langit dan bumi menuntut berbagai macam hal untuk menyenangkan diri sendiri?"

"Mereka yang ahli ibadah cobaannya juga luar biasa. Apalagi kita, yang jauh dari Tuhan dan hanya mendekat ketika butuh saja."

"..."

><

👑👑👑

Kelopak mata seorang wanita yang tertidur di atas kasur tiba-tiba terbuka lebar. Dia spontan duduk lalu menoleh ke arah jam yang ada di atas nakas. Waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB. Entah sejak kapan dia ketiduran. Seingatnya setelah selesai sholat subuh, dia duduk di atas sajadah sambil menyimak hapalan Farez. Setelah itu dia tidak ingat lagi.

Rissa langsung beranjak berdiri lalu keluar dari kamar. Dia belum memasak untuk sarapan dan membereskan rumah. Padahal hari ini dia dan Farez berencana untuk keluar. Dengan langkah terburu-buru, Rissa segera menuju dapur.

"Duh, bisa-bisanya ketiduran," gumam Rissa sambil berlari.

Sampai di dapur, langkah Rissa berhenti saat melihat seorang laki-laki yang sedang menyiapkan sarapan di atas meja makan. Semuanya sudah siap, bahkan dapur sudah bersih dan tidak berantakan.

"Kelihatannya kamu capek, jadi ak—"

Tiba-tiba Rissa menghamburkan diri ke pelukan Farez sehingga membuat ucapan laki-laki itu terpotong. Sepanjang dia berjalan sampai ke dapur tadi, rumah sudah bersih dan rapi. Dia yakin kalau Farez sudah membereskan semuanya.

"Seharusnya kamu bangunin aku."

Farez mengacak rambut Rissa hingga berantakan. "Nggak apa-apa."

"Rasanya aku malah semakin ngerepotin hidup kamu. Masa apa-apa kamu yang ngerjain?"

He's Not A Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang