15. Gangster dan Tentara++

37.3K 3K 318
                                    

"Jangan menunduk! Tunjukkan keberanianmu agar tidak ada yang berani merendahkanmu. Pertempuran masih berlanjut, Nona! Apakah kamu terima jika harga diri wanita dipermainkan begitu saja?"

Clarissa Athanasia Raymond

•••

👑👑👑

Suasana di ruang makan terasa sangat canggung. Atmosfer di antara ayah dan anak yang sedang menikmati sarapan pagi sangatlah tidak nyaman bagi bungsu Dirgantara. Apalagi di saat seperti ini, Kevin akan membahas sesuatu yang selalu bertentangan dengan keputusan anaknya.

"Apa gunanya tawuran seperti itu?" tanya Kevin. Pria paruh baya itu bertanya namun tidak menatap putranya sama sekali.

"Kamu tau seperti apa pengorbanan tentara kita untuk mempertahankan negara ini? Bukan hanya keringat, tapi darah yang mereka korbankan untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanan negara."

"Tapi melihat kelakuan anak muda sekarang yang sok-sokan menjadi gangster dan membuat keributan dimana-mana. Apa mereka tidak tau seberapa kecewanya para tentara yang menjaga perbatasan saat mengetahui hal itu?"

Apa yang diucapkan Kevin memang benar, tapi di sini nasihat itu bukan sekedar pelajaran yang harus Farez terima, tapi sebuah teguran karena putranya bergabung dengan geng motor yang pernah terlibat tawuran.

Lebih tepatnya tawuran untuk mempertahankan dan melindungi sekolah, bahkan luka yang ada di telapak tangannya belum mengering sampai dia kesulitan untuk memegang sendok. Tapi sisi positif dari hal itu justru tidak ternilai di mata ayahnya. Yang Kevin nilai justru tindakan negatif dari tawuran tersebut.

"Waktu itu-"

"Dengarkan ayah bicara dulu, Rez!" potong Kenzo, menatap datar adiknya yang kini terdiam dan terlihat tidak mood makan lagi.

Kevin menghentikan kegiatan makannya lalu menatap putra bungsunya dengan tatapan serius. "Para tentara rela mengorbankan nyawanya untuk menjaga perbatasan dan menjaga keutuhan negara dari serangan luar bahkan bisa saja terjadi gencatan senjata jika ada teroris, kelompok separatisme dan segala sesuatu yang mengancam kedaulatan negara."

"Darah mereka yang mengalir di medan perang apakah akan sia-sia jika anak muda jaman sekarang justru merusak negeri dari dalam? Tawuran, kebut-kebutan di jalan, saling melukai bahkan saling membunuh, orang yang tidak bersalah juga bisa saja menjadi sasaran. Sebenarnya dimana otak kalian?"

"Negara yang dijaga mati-matian dari luar justru dihancurkan dari dalam oleh anak-anak berandalan jalanan seperti kamu dan teman-temanmu."

"Daripada saling melukai, apa perlu saya mengajukan pada negara supaya anak muda sekarang ada peraturan wajib militer? Supaya mereka bisa merasakan bagaimana rasanya perjuangan para tentara?"

Kalau dulu Farez sering membantah bahkan mengamuk saat dinasehati ayahnya, sekarang dia hanya memilih untuk diam. Dia tidak akan berbicara jika tidak diizinkan.

"Dengar, Farez! Kamu putra seorang jenderal TNI AD. Putra dari keluarga abdi negara. Jaga sikap kamu di luar sana dan jangan mempermalukan keluarga Dirgantara."

"Apa kamu ingin membuat stigma masyarakat mengenai keluarga kita? Anak dari abdi negara seorang berandalan bermotor yang sering membuat keributan dan mengancam keamanan masyarakat? Jawab!"

He's Not A Badboy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang