6. gadis kecil

15 3 0
                                    


HAPPY READING...

Hari berikutnya, pukul 06.10 diandra masih enggan untuk bangun dari tidurnya. Rasanya, setelah kemarin bermain di panti asuhan. Diandra kecapean. Semua badannya sudah seperti ringsek saja.

Diandra sudah bangun dari tadi hanya saja matanya masih tertutup. Tangannya lihai menggapai ponsel yang berada di atas nakas.

Setelah dirasa sudah ada pada genggamannya pun diandra bangun dari atas queen size nya. Saat ia membuka mata berpas pasan dengan ponsel. Matanya membulat sempurna. Apa yang dilihatnya tidak salah, ini sudah jam 06.11 dan dia baru bangun?

"Mampus" Batin diandra.

Sesegera mungkin ia berlari menuju kamar mandi melakukan ritual mandi nya.

15 menit waktu yang sangat cepat untuk diandra yang sudah siap dengan seragam sekolah juga tas ransel yang sudah bertengger di punggungnya. Tak lupa ia sedikit mempoles bibirnya yang kian hari semakin pucat lalu pakai liptint.

Saat diandra sedang mengenakan sepatu, terdengar dari lantai bawah kalo sang mamah menyuruhnya untuk bangun dan sarapan.

"IYA MAH BENTAR... " Sahutnya dengan berteriak juga agar terdengar oleh mamahnya.

Sedikit bercermin dan merapikan rambutnya yang ia gerai, setelah dirasa sudah rapi. Ia pun sedikit berlari menuju ke lantai bawah.

"Pagi" Sapa diandra saat sampai dimeja makan dan mengecup pipi sang mamah dan papah.

"Pagi cantik"

"Sarapan buruan, ini bekal nya masukin tas dulu"

Diandra mengangguk lalu ia mulai menyambar dan memakan sarapan nasi goreng buatan mamahnya dengan khidmat.

5 menit berlalu, Diandra melihat jam tangan yang menempel pada pergelangan nya ternyata sudah pukul 06.45 dan 15 menit lagi gerbang sekolah pasti sudah tertutup rapat oleh pak oding~satpam sekolah.

"Mah aku berangkat di anter mang asep aja ya pah mah, assalamu'alaikum... " Ucap diandra dengan menyalami kedua orang tuanya dan berlari tanpa menunggu sahutan.

"E-eh tung... Waalaikumsalam" Sahut sang mamah dan papah.

"Baru aja mau pesen itu dimakan sama jangan lupa obatnya malah main nyelonong aja tuh anak" Ujar mamah diandra dengan sedikit dongkol.

"Yaudah sih mah gak papa tinggal telpon nanti" Sahut papahnya.

"Iya sih"

***

Sepertinya keberuntungan sedang memihak pada gadis cantik yang baru saja sampai didepan sekolah.

Diandra memasuki kawasan sekolah. Terbukti sekali hari ini ia sedang beruntung. Buktinya, gerbang belum tertutup rapat, juga jalanan tidak macet.

Tidak bosan bosannya Diandra mengumbar senyuman lebar dan manisnya disepanjang jalan. Sampai dimana senyuman itu luntur kala melihat davin bersama... Seorang perempuan disampingnya tepat didepan sana.

Dilihat dari pandangan Diandra, perempuan itu sepertinya sangat akrab bersama davin. Lihat saja perempuan itu menggandeng lengan kekar davin dan davin hanya diam saja dengan wajah datarnya. Ternyata apa yang akan diandra lakukan benar. Jauhi davin.

Diandra tidak tahu saja bahwa perempuan yang menggandeng lengan kekar davin raut wajahnya ketakutan. Ya, Diandra melihatnya hanya wajah davin. Sangking speechless nya.

Tanpa disadari Diandra, dibelakang gadis itu terdapat mora yang tersenyum smirk melihat Diandra masih mematung dan menatap davin dkk dan perempuan ditengah tengahnya.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang