22. Insiden pagi

13 2 0
                                    


HAPPY READING...


Diperjalanan pulang, Davin masih bersama galang. Keduanya membawa motor masing masing dan beriringan pulang.

Ditengah jalan Davin maupun Galang keduanya sedang melintasi taman kota yang ramai. Setelah terlintas, keduanya melajukan motor nya dengan pelan. Mungkin ingin menghirup udara pagi dan melihat keramaian kota. Jam masih menunjukkan pukul 08.30 setara lah untuk orang orang yang berolahraga dibagi hari.

Sedangkan didepan sana dekat taman kota, jalanan sepi. ada vania dan Diandra yang sedang dikejar preman.

"VAN GUE CAPE SUMPAH!!!"

"Sakit perut lagi anjir" Ringis Diandra kala perut bagian kanan terasa sakit sekali.

"plisss sama gue juga cape, tai banget tuh orang anying." Ujar vania dengan lari secepat mungkin dan sedikit mengumpat karena kesal si preman meminta paksa kalung Diandra.

Diandra yang tidak rela dan tidak mau pun akhirnya diajak lari oleh vania. Kalung pemberian Davin masa ia, Diandra serahkan gitu aja. Mana ni kalung mahal lagi.

"BERHENTI DAN BERIKAN KALUNG ITU?!" teriak salah satu preman itu.

"GAK MAU?!" Tolak Diandra dengan napas memburu karena masih berlari.

"ENAK AJA LO GENDUT! NI KALUNG MILIK TEMEN GUE EGE?!" Sahut vania ikut kesal.

jalanan masih sangat sepi. Mungkin karena masih pagi. Diandra dan juga vania merutuki dirinya Masing-masing. Kenapa lari ke ujung jalan yang sepi? Harusnya mereka meminta bantuan dan lari ke tengah taman kota bukannya jalan ujung.

"Mampus! Buntu tu jalan" Gumam Diandra yang didengar vania.

"Nah loh! Telpon siapa kek, buruan napa?!" Ujar Diandra.

"HP gue ketinggalan dimeja rumah lo anjir"

"HP gue dikamar lupa bawa?!"

"Teriak bakalan ada yang nolongin gak?"

"Gak akan orang sepi gini"

Kedua gadis ini pun berhenti, kala didepannya jalan sudah buntu hanya ada rerumputan yang panjang saja.

"Mampus!"

Didepan sana, ketiga preman itu sudah akan mendekati Diandra dan vania dengan senyuman ejekan dan senyuman devilnya.

Beberapa detik kemudian.

"HAHAHA bagaimana? Mau serahkan harta kalian?"

Deg!

Raut wajah Diandra berubah menjadi takut dan kesal. "Apaan gak mau?!"

"Dih lo ya, masih musim emang malak orang?" Ujar vania.

"Hahaha sudahlah jangan banyak ngomong, serahkan semua harta yang kalian bawa?!."

"Ouh tak boleh, gak punya harta gue?!" Ujar Diandra sebisa mungkin menahan rasa takutnya. "Lagian niat gue mau jogging bukan mau pamer harta terus lo bawa." Gerutunya kepada preman.

Tiba tiba vania tertawa kencang. "Hahaha lo mau harta gue?, serahin dulu harta lo?!"

Pletak

Diandra menyentil dahi vania. "Lo tolol apa gimana sih"

"Sutt diem, sakit ah gak usah nyentil juga dong" Ucap vania.

"Kalian mau harta saya?"

Diandra dan vania melongo. Ini preman bego apa vania yang bego. Masa iya kita tuker harta, belum tentu tu preman punya harta.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang