13. Pendapat

14 3 1
                                    


HAPPY READING...

Pagi pagi sekali daerah bandung sudah diguyur hujan, diandra bangun dari tidurnya dengan terpaksa. Jiwanya masih ingin sekali menyelimuti dirinya diatas queen size kesayangan.

Namun hatinya menginginkan sekolah. Iya kalo misalkan dirinya izin, terus rebahan, siangnya bangun pasti bosan. Tapi kalo sekolah, masih ada teman teman.

"Huaaaahhh masih ngantuk" Ucap diandra setelah menguap lebar.

"Males hih?!"

"Sekolah gak ya?"

"Bodo lah mening sekolah"

Diandra pun beranjak dari kasurnya lalu masuk kedalam kamar mandi untuk melakukan ritual bersih bersih badannya. Namun saat ia melangkah, ada sesuatu yang membuat dirinya harus berhenti.

"Stthhh... Sakit banget anjir." Ringisnya dengan mencengkram perut bagian samping kanan.

Berdiri beberapa menit untuk meredam rasa sakitnya, setelah itu dirasa tidak sakit. Diandra pun melanjutkan aktivitas nya yang sempat tertinggal.

Hanya membutuhkan 10 menit, diandra keluar sudah dengan memakai pakaian lengkap seragam sekolah. Ia duduk dimeja rias. Seperti biasa. Mempoles wajahnya dengan suncream lalu bibirnya sedikit mengenakan liptint.

Dirasa selesai diandra pun memakai sepatu dan menenteng tasnya lalu turun kebawah untuk sarapan.

Sesampainya dibawah. Diandra sudah disuguhi satu wanita dan dua laki laki. Yang duduk di meja makan bersama.

"Wait, itu siapa ya?" Gumam diandra pas melihat satu laki laki di samping papahnya yang membelakangi diandra.
Tanpa pikir panjang, diandra pun mulai menghampiri mereka.

"Pagi" Sapa Diandra yang dibalas oleh mereka.

Laki laki yang membelakangi Diandra masih belum merubah posisi.

"Duduk nak" Ujar Raga~papahnya Diandra.

Diandra terus menatap intens laki laki yang membelakangi nya "A-ah iya pah" Diandra pun duduk disamping mamahnya yang berhadapan dengan laki laki itu.

Saat Diandra akan menarik sedikit kursi, otomatis dirinya sedikit melirik ke arah depan yang dimana didepan ada laki laki itu.

Saat Diandra tepat melihat wajah laki laki itu, ternyata laki laki itu juga tengah menatapnya, dan memperhatikan setiap gerak gerik Diandra.

Keduanya saling pandang setelah beberapa detik. Mata Diandra seketika membulat kala dirinya sadar dia adalah...

"Davin?!" Sentak Diandra kaget. Membuat Raga dan Reni ikut terkejut.

Ya, dia adalah Davin. Davin disuruh oleh mamahnya untuk menjemput Diandra. Astri~mamah Davin lah yang menyuruhnya. Meski malas, namun Davin tetap harus menjemputnya atas perintah sang mamah. Toh dia juga rasanya ingin bertemu dengan wajah Diandra terus menerus. Meski aneh pikirnya. Tapi entahlah, hatinya membawa dirinya ke sini. Rasanya ia rindu dengan wajah pucat ceria Diandra.

Sudah beberapa hari ini Diandra selalu berubah sifat pada dirinya, entah itu cerewet seperti biasa. Entah itu jadi pendiam membuat Davin tak suka melihatnya. Davin lebih suka Diandra cerewet. Aneh.

Rasanya setelah kemarin dirinya ditolak tanpa ucap oleh Diandra, Davin malah gemas bukannya marah. Setiap gerak gerik Diandra, menurut Davin ia lucu. Davin sudah jatuh cinta kali yak... Bentar, jatuh cinta?

"Sayang kok kamu teriak, bikin mamah kaget tau" Tegur Rani.

"Hehe maaf mah, didi kan kaget juga. Lagian Davin kenapa ada disini? Pagi pagi lagi" Sahut Diandra.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang