21. Akhirnya resmi

10 2 0
                                    


HAPPY READING...

"Kenapa kita kesini?" Tanya diandra yang sudah turun dari motor.

Ternyata Davin membawa diandra ke cafe yang lumayan ramai banyak anak remajanya. Bahkan waiters dan baristanya saja terlihat seumuran dengan diandra dan Davin. Kayaknya mereka sedang cari uang atau paruh waktu kerja gitu.

Davin mengidahkan pertanyaan diandra, dia malah menarik lengan gadis itu dan membawanya ke atas roftoof cafe yang sengaja ia booking.

"Ngapin sih vin kita kesini?" Tanya diandra.

Di roftoof ternyata memang tersedia juga beberapa kursi untuk para pelanggan yang ingin menghirup udara segar dan melihat pemandangan diatas roftoof cafe ini.

Davin mengajak diandra duduk. Setelah keduanya duduk, sempat ada beberapa detik keheningan. Tak lama Davin membuka suara.

"Lo masih suka gue?"

Sedikit terkejut campur gugup grogi. Diandra mengangguk. "Kenapa e-emang?"

"Gue juga suka sama lo" Ucap Davin menatap manik coklat hazel mata diandra.

"L-lo serius?"

Davin mengangguk. "Gue mau lo jadi pacar gue" Sahutnya.

"Gak nerima penolakan"

Diandra membulatkan matanya lebar, apa dia tidak salah dengar? Ini serius Davin. "Jangan becanda kayak kemarin kemarin vin" Kata diandra dengan sedikit memalingkan wajahnya menatap indahnya pemandangan dari atas sini.

Davin menghela napas pelan. Lalu tangannya menarik lembut tangan diandra yang berada diatas meja. "Gue serius, gue gak tau kenapa. Gue gak mau kehilangan elo. Gue sayang lo... " Tutur Davin membuat Diandra kembali menatap Davin.

"Vin tapi gu-"

Davin melepas genggaman tangannya. "Lo masih suka gue? Sayang gue tulus? Gue sekarang nanya... "

"Lo mau gak jadi pacar gue?"

"Nggak" Jawab Diandra cepat.

Oke fine Davin ditolak. Diandra sudah tidak menyukai nya. Seketika wajah melas tulus Davin berubah menjadi datar kembali seperti semula. "Ok-"

"GAK AKAN NOLAK MAKSUDNYA?!"

laki laki jakung didepan Diandra terlonjat kaget mendengar teriakan Diandra. Namun hatinya kembali senang kala teriakan itu adalah jawaban yang diinginkan Davin. Perlahan davin tersenyum melihat Diandra yang tertawa membuat matanya menyipit.

"Eh sorry sorry, kaget ya?"

Davin menggeleng dengan tersenyum lebar ke arah Diandra. Rasanya Davin adalah orang yang paling bahagia karena sudah mendapatkan apa yang dia inginkan.

Diandra yang melihat senyum manis diukir diwajah Davin, sangat ingin menjerit juga meleleh hatinya. "Aish jangan senyum senyum manis gitu lah, gue kan jadinya salting" Nah kan, baru aja pacaran. Diandra malah sangat terbuka dan tidak menjaga image banget. Namun begitu Davin sangat menyukai sifat Diandra.

Davin tersenyum menanggapinya "mulai sekarang kita pacaran" Ucapnya dengan menarik kembali tangan Diandra dan digenggamnya tangan mungil itu.

Diandra ikut tersenyum, entah kenapa keinginannya dari dulu tercapai. Rasa senangnya sangat lah berbeda dari sebelum sebelumnya. Diandra jadi bertekad ingin hidup senang seperti orang lain. Kalo boleh, hidup lebih lama lagi bersama davin.

"Makasih udah mau jadi pacar gue" Ucap Davin.

"Itu impian gue vin dari dulu." Sahut Diandra. "Gue sayang lo tulus vin" Sambungnya menatap lekat wajah Davin.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang