17. Rumah sakit

17 2 0
                                    


HAPPY READING...

Pagi ini diandra gadis cantik yang memiliki rambut sedikit coklat yang sengaja ia gerai sudah siap didepan gerbang rumahnya. Menunggu mang asep menyiapkan mobil dan mengantarkan nya sekolah.

Tak terselang beberapa menit kurang lebih 2 menitan mang asep mempersilahkan diandra masuk kedalam mobil dan mulai melaju mobilnya menjauh dari pekarangan rumah diandra.

Butuh sekitar 15 menit menuju sekolah. Kini jalanan bandung lumayan macet entah ada apa. Yang pasti diandra tengah panik dikursi belakang kemudi. Sedari tadi gadis itu melirik jam tangan led nya dengan raut wajah khawatir.

"Aduhhhh... Mang ini bisa gak sih gak usah macet! Udah tau didi lagi buru buru. Aish?!" Gerutu diandra kesal.

Sungguh, awal yang sangat menyebalkan. Jam sudah menunjukan pukul 06.55 sedangkan gerbang sekolah tutup pukul 07.00, apa iya diandra akan sampai sekolah tepat pada jam tersebut?

"I-ini nih non yang mamang bikin bingung juga hehe" Sahut mang asep.

Diandra menghela napas kasar "Yaudah mang didi turun sini aja ya? Soalnya takut telat." Ucapnya dengan terpaksa tanpa menunggu sautan dari mang asep, gadis itu keluar dan berjalan menuju trotoar jalan raya yang dipadati para kendaraan.

Sedangkan mang asep didalam mobil memandang anak majikan nya dengan merasa bersalah. Hendak turun namun ia urung, takut mobil sedikit sedikit melaju.

Beralih ke diandra, sepanjang jalan dirinya merutuki nasib. Bisa bisanya dirinya terkena musibah terjebak kemacetan yang begitu padat. Tumben tumbenan lagi, ni jalan macet pagi pagi. Lari adalah kunci pertama diandra.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 10 menitan. Diandra sudah sampai didepan gerbang yang menjulang tinggi dan sudah tertutup rapat. Bahkan halaman serta parkiran terlihat sudah sangat sepi.

Saat gadis itu melihat jam, ternyata sudah pukul 07.07. Mampus! Batinnya berucap.

Diandra celingukan entah apa yang akan ia lakukan. "Yuhuuuuuu, mang oding yuhuuuuu?!... " Teriakkan nya melengkin membuat mang oding keluar.

Ternyata gadis itu sedang meminta bala bantuan dari satpam penjaga gerbang sekolah yang setia dari dulu.

Mang oding keluar dari pos satpam. "Eh neng didi. Telat neng?... "

Diandra yang mendapat pertanyaan seperti itu dari mang oding hanya tersenyum terpaksa. "Ngga mang!" Sahutnya sedikit geram. "Ya iyalah mang?!" Sambungnya dengan menghela napas.

"Bukain ya mang? Pwisss" Ucap diandra dengan mengatupkan kedua tangannya didepan dan mengeluarkan jurus puppy eyesnya.

Mang oding berdecak. "Ckckck anak jaman sekarang." Ucapnya dengan disertai gelengan kepala.

Tanpa pikir panjang mang oding membuka sedikit gerbang untuk diandra, diandra tersenyum lebar melihatnya.

"Ah mang oding udah ganteng baekkk lagi" Ucapnya disertai kekehan.

"Sudah lah mamang tau, sana masuk" Ujarnya menyuruh diandra masuk. Dengan tersenyum riang diandra mengangguk lalu mulai berjalan menuju kelas.

Namun belum sampai didepan lobby sekolah. Diandra sudah dikejutkan oleh guru bk killer, yang memiliki tubuh gendut serta sering mengenakan kacamata akhir akhir ini yang melekat di hidungnya, eh wajahnya.

Siapa lagi kalo bukan bu darmi. Bu darmi berdiri dengan tangan sudah memegang penggaris panjang. Hal itu membuat diandra membatu ditempat. Dirinya bergidik ngeri melihat bu darmi menatap tajam dirinya.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang