24. Pawangnya mengerikan

14 1 0
                                    


HAPPY READING...

"Mampus..., jadi orang gak usah gatel, ganjen, jijik gue?!"

Seluruh siswa yang berada dikantin langsung melirik ke arah meja Diandra dkk. Atensi mereka melihat ke dua gadis yang sedang beradu tatapan sengit.

Diandra berdiri dengan keadaan baju basah hampir saja tembus pandang bila tidak ada Ririn yang langsung melampirkan cardigan rajut creamnya.

"LO APA APAAN SIH ANJIR?!," Bentak mella si paling suka marah marah.

"thanks rin." Ririn mengangguk. "CAPER BANGET SIH LO?!" sentak Diandra kepada mora.

"Wait, lo bilang teman gue apa? Ganjen? Gatel?" Vania ikut berdiri bersama mella dan alana.

"Sorry, bukannya lo ya, yang ulet bulu?!" Ujar alana.

Mora memutar bola matanya malas. "Hahaha, cabut?!" Ucapnya lalu meninggalkan area kantin bersama kedua antek anteknya.

Diandra dkk bahkan Ririn melongo, sudah menyiram, menyibir lalu pergi? Dasar mora. Manusia berkedok binatang.

"Emang setan tuh anak, kalo gak lagi disekolah udah gue bantai?!," Ujar mella dengan emosi yang sudah menggebu gebu dari tadi.

"Sabar mell emosi mulu lo!" Tukas vania dengan mengusap kedua bahu mella dan menyuruh mereka kembali duduk.

"Gue balik ya? Lo gak papa kan di?" Tanya Ririn yang mendapat anggukan Diandra. "Ini pinjem ya?" Ririn mengangguk lalu pergi.

"Di lo gak dingin?"

"Nggak santai girl"

Akibat ulah mora, seluruh siswa menjadikan kejadian barusan pusat perhatian mereka dan bahan gosipan mereka.

Dan seperti inilah, Diandra dkk kembali makan dengan mendengarkan ucapan ucapan siswa yang membicarakan Diandra sendiri bahkan mora.

Dengan khitmad keempat gadis itu lanjut memakan makanan pesanannya tadi. Berbeda dengan Diandra yang memakan bekal dari rumahnya dan hanya memesan jus mangga saja.

Tak lama dari itu datanglah davin dkk diikuti devan dan niko entah sejak kapan kedua bocah itu mengikutinya. Mengambil duduk dimeja Diandra, saling berhadapan.

Hal itu mengundang kembali tatapan iri dari siswa siswi NUSA BANGSA yang memang gemar dan menyukai Most wanted nya ini. Dan yang membuat mereka iri adalah, mengapa davin dkk bisa duduk semeja bersama Diandra dkk.

Menampilkan senyuman khas, ralat. Hanya ken dan devan saja disertai tatapan buaya. Sedangkan davin dan galang hanya memasang wajah datar saja. Satria dan niko memandang jengah ken dan devan.

"Tumben neneng didi pake cardigan, biasanya kagak tuh" Celetuk devan menggoda Diandra tanpa menyadari tatapan tajam davin. Devan belum mengetahui hubungan diandra dan davin.

Diandra hanya tersenyum manis menanggapinya beda lagi dengan mella yang sudah tertunda amarahnya sedari tadi. "Kan, babi banget tuh orang?!" Gerutu mella mengundan tatapan dari keenam laki laki yang dihadapannya.

"Babi?" Beo satria. "Siapa?" Lanjutnya bertanya.

"Jangan jangan... Nenek lampir lagi" Timpal ken yang sudah menduga duga.

"Males ah!" Mella berlalu pergi meninggalkan teman temannya tanpa memedulikan teriakan dari mereka. Ken yang melihat itu langsung menatap heran mella, tak lema ia pun mengikuti langkah mella.

"Aneh banget si ken!" Ujar satria.

"Mau caper diamah ke si mella" Sahut devan.

Davin kembali memasang wajahnya datar, namun kali ini dahinya mengerut bingung dan matanya menatap diandra yang mengenakan cardigan. Benar juga ucapan devan.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang