41. Pembunuh

5 0 0
                                    


HAPPY READING...

Melangkah di Koridor sekolah, Diandra diikuti ketiga temannya dan galang dkk, hari ini Davin tidak masuk karena luka tusuknya masih belum mengering.

Sebenarnya Davin sudah membujuk kedua orang tuanya bahkan Diandra untuk dirinya diizinkan sekolah. Tapi tetap saja, mereka tidak mengizinkan.

Diandra berjalan santai sembari berbincang ringan bersama sahabatnya tentang tugas.

Namun kini mereka merasa aneh dengan keadaan sekitar. Biasanya mereka akan riuh bila ada anak anak aderfia memuji atau kagum terang terangan. Tapi sekarang malah menjulid.

"Gila gue gak nyangka!"

"Bisa bisanya dari dulu ngejar eh taunya ada sesuatu dibalik semuanya!"

"Iya, gak nyangka banget gue!"

"Cakep cakep kok gitu."

"Kalo pihak sekolah tau, pasti dikeluarin tuh dia"

"Pasti lah, ih asli gue langsung ilfeel sama dia!"

"Baik diluar ternyata buat caper doang. Eh taunya aslinya jahad!!!"

"Dasar centil!"

Begitulah bisik bisikan di sepanjang koridor yang entahlah Diandra tidak tahu itu tertuju untuk siapa. Bahkan antek antek Diandra pun ikut bingung.

"Eh siapa sih yang lo omongin?" Tanya ken kepada salah satu siswi disana. Tapi siswi itu hanya memandang Diandra julid lalu pergi diikuti teman temannya masuk kedalam kelas.

"Napa sih?" Tanya ken heran.

"Gak tau tuh" Sahut satria.

"Lelah kali lo udah milik nya mella" Celetuk satria.

"Iya lah gue git---"

"BUSETTT JADI INI YANG MEREKA OMONGIN!" Pekik alana membuat orang orang mulai memperhatikannya.

"Gila makan toa tu orang!"

"Anying asli telinga gue sakit!"

"Caper banget sih!"

Alana mengabaikan cibiran mereka. "Di, liat deh" Ucap Alana lalu menunjukan ponselnya.

Diandra yang melihat langsung melotot melebarkan matanya sempurna. Ternyata mereka membicarakan dirinya sedari tadi.

"Apa apa? Apaan?" Tanya mella kepo dan vania.

Alana pun mulai menunjukkan sebuah foto dan artikel satu satu kepada mereka.
"Gila anying! Gak baleg inimah" Amuk ken.

"Heh ngomongnya!" Sentak mella dengan memukul pelan tangan ken.

Sedangkan ken hanya cengengesan "keceplosan sayang hehe"

"Parah, ini siapa yang sebarin?!" Ujar vania garang.

"Gak tau, gue tetiba dapet notif di grup lambe sekolah yang gak ada guru gurunya." Sahut Alana lalu menyimpan ponselnya kedalam saku roknya.

Ya, ketiga teman Diandra dan galang sudah mengetahui tentang kejadian Davin tertusuk. Mereka sempat tidak percaya tapi pada saat ditunjukan vidionya mereka langsung terkejut bahkan galang pun marah.  Dan didalam artikel itu berisi tentang 'most wanted sekolah ditusuk oleh kekasihnya'

Diandra diam termenung, ia tak mengerti lagi sama semua orang. Kenapa mereka suka sekali memfitnah sesuatu yang gak mungkin terjadi. Sama sekali heran, Diandra jadi kesal melihatnya.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang