10. Aderfia

12 3 0
                                    


HAPPY READING...

Di sebuah ruangan bercat putih, bau obat menyeruak diindra penciuman dua perempuan berbeda umur, yang satu remaja dan yang satu wanita paruh baya. juga laki laki yang dimana itu adalah seorang dokter.

Ketiganya sedang berbincang tentang sesuatu yang ada didalam tubuh perempuan remaja itu. Serius itulah kata yang bisa dilampirkan dalam situasi saat ini.

"Kamu harus rajin cuci darah ya cantikkk" Ujar sang dokter dengan nada membujuk dan tersenyum memberi semangat.

"Ta-tapi sakit dok, lemes... Bekas suntikan kemarin aja belum kering, tapi sekarang malah ditambah lagi" Jawab gadis remaja itu dengan menunduk dan mengerucut kan bibirnya.

"Dokter tau, tapi kamu sayang kan sama mamah? Kamu mau hidup lebih lama lagi kan kalo bisa?"

Gadis remaja itu mengangguk pelan meski menunduk dokter yang bername tag Rayhan melihatnya dan ia tau bahwa gadis didepannya ini pasti akan berjuang.

Ya, dokter Rayhan, dokter spesialis dalam. Dokter yang sudah sangat akrab bersama kedua perempuan itu. Bagaimana tidak akrab orang gadis remaja itu selalu konsul kepadanya. Juga kakak dari gadis ini adalah sahabat dokter rayhan. Meski dokter Rayhan masih muda tapi jangan tanyakan kemampuan nya. Yang pasti udah the best.

"Hei... Jangan nunduk terus"

Gadis itupun mendongak "maaf dok... Aku gak bisa jaga diri belakangan ini. Aku selalu kecapean dok... " Lirih nya kembali menunduk.

Dokter Rayhan menghela napas panjang "gak papa, yang penting jangan diulangin ya? Terus harus rajin kalo di ajak mamah cuci darah oke?"

"I-iya dok"

"Good Girl" Ucap dokter Rayhan sembari mengacak ngacak gemas rambut gadis di depan nya ini.

Sedangkan sedari tadi wanita paruh baya hanya memperhatikan keduanya yang sedang berinteraksi layaknya adik dan kakak. Mungkin wajahnya saat ini mengepreseikan bahagia untuk menyemangati gadis remaja yang itu adalah anaknya.

Namun dalam hati, wanita ini sedang dilanda takut, khawatir juga gusar dan sedih. Apakah penyakit anaknya ini bakalan sembuh atau mungkin sebaliknya? No no no sebisa mungkin pikiran ini ia tepis jauh jauh.

Gadis berambut panjang berwarna coklat itu kembali membuka suara.
"Dok emang aku bisa sembuh?" Tanya nya dengan wajah penuh harapan.

Dokter rayhan tersenyum tipis. Lalu dia menyuruh gadis remaja itu pergi terlebih dahulu bersama perawat keluar ruangan.

Kini tinggallah ibu dari remaja tadi dan dokter rayhan.

"Tan, sepertinya kita harus sesegera mungkin untuk mendapatkan pendonor, ada kemungkinan kondisi tubuh adek bakalan di fase down atau drop. Itupun cara terbaik hanya ada satu pilihan. Yaitu Donor ginjal"

Ibu itu terkejut dan menegang ditempat. "Ray, tolong tante" Ucapnya lirih.

"Iya tan. Ray tolong. Tapi kondisi adek udah sangat buruk. Ada kemungkinan beberapa bulan lagi dia akan drop, bahkan cuci darah saja bakalan tidak mempan untuk mempertahankan nyawanya. "

Ibu itu hanya bisa menangis. Anak gadisnya pengidap penyakit ginjal. Kedua ginjalnya sudah rusak. Hal itu mengakibatkan sekeluarga sering dilanda kecemasan.

Kedua ginjalnya sudah rusak, dan sudah tidak ada kemungkinan untuk sembuh kecuali dengan bantuan pendonor ginjal. Hanya saja mencari pendonor ginjal amat susah, dan harus cocok dengan tubuh pasien pengidap sakit ginjal. Sebelumnya, hanya satu ginjal yang rusak, tetapi karena terlambat didiagnosa, hal itu menjadikan kedua ginjal anaknya menjadi rusak parah.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang