42. Debat

7 0 0
                                    


HAPPY READING...

"Pulang sama siapa?"

Diandra menoleh sekilas ke arah vania lalu dirinya kembali mengemasi barang barang nya ke dalam tas setelah menjawab pertanyaan vania. "Dijemput abang"

Vania hanya mengengguk pelan. "Gue pulang duluan ya?"

"Tumben buru buru?" Celetuk mella yang sudah siap pulang.

"Papah pulang dinas soalnya sekarang." Sahut vania.

"Emang abis Dinas dimana?" Tanya Alana.

"Jatim" Alana hanya ber 'oh' ria saja.

"Gimana sih jadi anak tentara? Enak gak?" Tanya Diandra kepo.

"Gak enak!" Bukan, bukan vania yang menjawab, melainkan mella. Gadis berambut sebahu itu menatap yakin Diandra seakan apa yang diucapkannya barusan memang benar.

"Kata siapa?" Tanya Alana.

"Gue lah!"

"Gak juga tuh" Ujar vania membuat mereka menoleh kan pandangnya ke arahnya.

"Gimana sih, orang gak enak! Tiap hari sering ditinggal." Bantah mella. "Gue juga sering liat di film film sama wattpad kalo udah bertugas tu si abdi negara. terus gugur dalam tugasnya. Yaudah kita hanya bisa mengikhlaskan semuanya!" Ujar mella panjang lebar.

Seketika Alana menoyor pelan dahi mella membuat sang empu memekik terkejut. "Heh! Beda lagi itu. Namanya juga fiksi!" Tegur Alana karena tidak suka dengan ucapan mella. Dia melihat ekpresi yang dimiliki vania berubah seketika menjadi sendu saat mella mengatakan hal itu.

Ya, vania adalah seorang anak dari perwira tentara. Dia dan ibunya pernah berberapa kali ditinggal oleh ayahnya. Hanya beberapa kali dan tidak sering. Bahkan ditinggal pun juga tidak pernah lama. Vania cukup senang dan mensyukuri kehidupannya. Dibilang gak enak karena sering ditinggal oleh papahnya itu pasti. Tapi ada kalanya mereka juga punya waktu bersama keluarga meski tidak setiap hari.

Bagi vania, papahnya itu selalu ada setiap dirinya butuh dan ibunya. Jadi, tidak mungkin juga vania mengatakan 'tidak enak menjadi anak tentara!' karena sejatinya orang tua pasti bisa menyempurnakan kebahagian keluarganya sendiri. Papahnya itu selalu berusaha untuk selalu ada disisi keluarga kecilnya.

"Udah si, ngapain bahas tentara. Gue aja yang anak nya CEO juga sering ditinggal keluar kota kayak tentara!" Seru Diandra.

Benar juga kata Diandra, "iya juga sih, apa lagi elo. Kayaknya hampir beberapa bulan dalam satu minggu ada lah ya..., gak ada dirumah!" Ujar mella membenarkan.

"Apalah daya gue yang punya bapak berdua istri" Lirih Alana. Hatinya terasa sesak mendengar cerita teman temannya tentang kesibukan papahnya.

Ketiga gadis teman alana langsung terdiam. Ia lupa bahwa temannya itu mempunyai keluarga yang tidak sepenuhnya utuh.

Tiba tiba Ririn menghampiri mereka yang masih terdiam. "Kuy balik!" Seru Ririn membuat Diandra, mella dan vania mengucapkan syukur karena Ririn sudah mengalihkan pembicaraan.

"Gass!!!" Sahut mereka berempat serempak.

***

Masih dikawasan sekolah, Diandra dkk bersama galang dkk sedang berada diparkiran menunggu jemputan mereka para gadis.

"Ih kok lama sih?!" Gumam Diandra dengan sesekali memerhatikan jam tangan, dia merasakan sesak didadanya. Sepertinya sakitnya akan kambuh lagi.

"Eh gue pulang duluan ya, soalnya udah ada gojek nya" Seru Alana lalu berlari kecil ke arah luar gerbang tanpa menunggu sahutan mereka.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang