37. Galang

11 1 0
                                    


HAPPY READING...

Berjalan di trotoar seorang diri, vania bersenandung kecil dengan sedikit meloncat loncat seperti bocah kecil. Tak lupa ia juga menggendong tas ranselnya.

Sepulang dari markas rumah aderfia, vania seharusnya pulang bersama alana. Namun gadis ini lebih memilih pulang sendiri dengan alasan sudah dijemput.

Ya, memang benar tadi nya ia di jemput, namun seketika berubah fikiran. Dia ingin menaiki taksi online saja namun sampai sekarang belum dapat dapat. Akhirnya vania memilih berjalan saja lagian juga jalanan lumayan ramai dengan anak anak sekolah yang kemungkinan baru saja pulang.

Bahkan didepan sana ada bazar makanan. Kebetulan sekali vania lapar. Gadis ini pun mulai memasuki kawasan bazar yang lumayan ramai tapi tidak hampir desak desakan.

Bakso bakar, cilok, bilor bahkan toppoki sudah ditenteng oleh vania beserta es susu milo yang sedang diminumnya.

Gadis ini memilih menepi sebentar di taman yang dimana itu adalah taman kota. Taman yang pernah menjadi saksi mata diandra kecolongan sebuah kalung.

Duduk dikursi bawah pohon dengan ditemani angin juga keramaian taman. Vania mengunyah dan memakan semua jajanan yang tadi ia beli sampai habis.

Sentuhan terakhir, gadis ini meneguk es milo hingga tandas, "ahhh, kenyangnya. Alhamdulillah enak banget!" Pekik vania dengan tersenyum senang.

Gadis ini pun mulai mengumpulkan kresek bekas tadi lalu membuangnya ke tempat sampah.

Selesai. Vania merogoh ponselnya untuk melihat jam, kita kira sekarang jam berapa. Ternyata sudah jam set 3 pas.

"Gue kira masih jam 2" Gumam vania. Lalu memasukkan kembali ponselnya dan melanjutkan perjalanan pulang. Kebetulan didepan adalah komplek pekarangan rumahnya.

Gak kerasa, vania berjalan satu jam ditemani ponselnya. "Kuat juga gue ya" Gumamnya.

Dengan langkah kecil, vania kembali bersenandung ria. Namun wajah ceria nya berubah menjadi bingung saat didepan sana ia melihat seorang ibu ibu yang sedang dihadang oleh pria yang memiliki tubuh tegap dan besar.

"Anjir, kenapa tuh?"

Sesegera mungkin vania berlari menghampiri mereka. "WOY, NGAPAIN OM?!" pekik vania membuat mereka menoleh. Disana terdapat wanita yang sedang gelisah bersama dua orang laki laki yang sepertinya terlihat dari pakaiannya adalah seorang bodyguard.

"Diam kamu!" Kata si laki laki yang berkacamata hitam.

"Om ngapain?" Tanya vania heran. "Om kenal sana ibu ini?" Tunjuk nya kepada wanita itu.

"Iy---"

"NGGAK! tolong saya dek!" Lirih wanita itu. "Dia orang jahat!"

Mata vania melebar dengan mulut sedikit terbuka. "OM CULIK YA?!" pekik vania.

"Lepas om, kok om jahat sih" Ucap vania dengan berusaha melepas cekalan kuat kedua laki laki itu pada lengan wanita setengah paruh baya itu.

"DIAM KAMU BOCAH KECIL!"

Vania terlonjat kaget, repleks dia melepas tangannya. "Ngagetin aja om!"

"Pergi kamu!"

Seakan tuli, vania kembali memberontak membantu wanita yang masih dengan sekuat tenaga melepaskan diri dari kedua laki laki itu.

"Om lepas astagfirullah, aku teriak loh om serius!" Ucap vania dengan mengancamnya.

"Ck, jangan ikut campur!" Desis laki laki itu.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang