38. Diculik

7 1 0
                                    


HAPPY READING...

Menopang dagu diatas meja sembari menghirup semilir angin pagi yang sangat segar. Sepertinya semalam hujan dan pagi ini semua pepohonan, dedaunan dan udara sungguh segar dipadukan dengan matahari yang hendak muncul.

Diandra tersenyum dengan mata terpejam, saat ini ia sedang berada di balkon kamarnya bersama vania yang sedang menonton drakor didalam kamar.

Ya, gadis itu lebih memilih menonton dengan rebahan dibanding menghirup dalam dalam aroma pagi hari ini.

Sebenarnya Diandra tidak sendiri, dia ditemani ponsel yang terhubung telpon bersama davin. laki laki itu sudah dari satu jam yang lalu teleponan bersama Diandra. Alasannya katanya 'bangunin subuhan' padahal modus pengen telponan.

Ponsel, Diandra di simpan diatas meja. Gadis ini sengaja melospeaker ponselnya.

"Sarapan dulu gih" Titah davin.

"Gak ah nanti aja. Ini juga aku lagi makan sereal sama susu" Sahut Diandra.

"Nanti siang mau ikut?"

"Kemana?"

"Jalan jalan"

Wajah Diandra semakin berseri seri mendengar kekasihnya mengatakan bahwa dia akan mengajak nya jalan jalan. "Serius?"

"Hm"

"Yang bener?"

"Iya, sayang"

Rasanya Diandra ingin sekali terbang, davin ini memang suka sekali membuat gadisnya salting semakin salting. Davin sering memanggilnya sayang, tapi Diandra masih belum terbiasa dengan itu. Dia masih belum percaya dengan semua ini.

Bayangkan, laki laki idaman kalian. Crush kalian yang sudah tiga tahun lebihnya kalian incar. Sekarang dia tiba tiba jadi milik kalian. Bagaimana perasaannya sebagai Diandra saat ini?

"Masih pagi deh!" Ketus Diandra untuk menghilangkan rasa gugupnya.

"Yaudah nanti aku jemput"

"Siap!"

"Tut---"

Tut!

Sangking senangnya Diandra langsung menutup telpon sepihak tanpa menunggu davin menyelesaikan ucapannya.

"VANIA GUE DI AJAK JALAN JALAN!" pekik Diandra sembari berlari ke arah vania yang sedang terlentang diatas kasur dengan ditemani drakor dan cemilan ditangannya.

"Astaghfirullah, budek lama lama gue disini!" Ujar vania dengan posisi sudah terduduk dan tangan mengelus dadanya sabar.

"Hehe maaf, asli gue seneng banget! Pas gitu, gue hari ini gabut. Peka banget ayang gue!"

Vania hanya memutar kedua bola matanya malas. "Iya deh, yang jomblo bisa apa!" Sahutnya ketus.

"Yaudah ajak aja satria, dia kan juga jomblo sama kayak lo, eh atau... Galang? Atau devan?" Celetuk Diandra membuat wajah malas vania berubah menjadi datar.

"Gak usah ngadi ngadi lo ye!" Sahut vania kesal. "Sama jaemin aja guemah!"

"Ye halu ni bocah!"

Vania mengerjab matanya beberapa kali lalu dengan gerakan cepat ia mendekat ke arah Diandra dan memegangi kedua lengannya. "Di, gue ikut ya? Ya ya? Plis" Rengek vania.

"Gue juga pengen jalan tapi gak ada yang ajak!" Lanjutnya dengan memelas.

Diandra terkejut, "lo kenapa dah? Gue kan mau pacaran elah!"

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang