40. Kuat!

6 0 0
                                    


HAPPY READING...

Mendorong brangkar dengan tergesa. Diandra, ken dan satria sudah berada didepan ruangan UGD. Diandra hendak masuk saat brangkar yang dimana terdapat Davin. Diandra dihentikan oleh perawat.

"Maaf mbak. Demi kebijakan rumah sakit mbak dan mas nya silahkan tunggu diluar." Pintu pun tertutup.

Diandra langsung duduk dikursi panjang yang ada disana. Lalu wajahnya panik dan khawatir akan keselamatan davin.
"Kenapa harus dia, harusnya aku aja." Lirih Diandra lalu menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya.

Ken memandang Diandra iba. Mereka pun juga sama, sama sama takut dan panik. "Udah di, Davin baik baik aja. Dia kan kuat!" Seru ken untuk menenangkan Diandra dengan senyumannya.

Bagaimanapun juga ken sudah menganggap Davin sebagai seorang kakak, ken berhutang budi kepada Davin, Davin penah menolong ibu ken saat sedang dalam bahaya pada masanya dulu. bahkan tiap masalah ken pun Davin turut membantu, maka begitupun dengan Diandra. Dia juga menganggapnya sebagai adiknya. Dia berjanji akan terus menjaga Davin dan orang yang Davin sayangi.

Sedangkan satria? Laki laki itu sedikit memandang Diandra garang. Ia masih tidak nyangka dengan kelakuan Diandra tadi. Apakah benar Diandra menusuk Davin?

"Lo kan yang nusuk davin?" Ujar satria membuat ken yang di sampingnya melotot.

"Gak ya anjing, bukan dia goblok!" Sentak ken tak suka karena dia tau bagaimana Diandra terhadap Davin.

"Alah ngeles lo! Jelas jelas gue gak liat orang lain disana selain lo! Lo mau bela dia?" Tunjuk satria tepat diwajah Diandra.

Diandra mendongak. "Bukan gue satria. Sekali pun gue lakuin itu buat apa? Kalo lo gak percaya liat CCTV di markas kalian" Jujurly Diandra kaget tak tertolong saat dia dituduh menusuk Davin.

"Denger kan lo!" Ucap ken marah. Kali ini ken dalam mode serius. Ia tak suka melihat Diandra dituduh seperti itu. "Nih liat pake mata lo!" Lanjutnya dengan menunjukan ponsel yang terdapat rekaman tadi saat kejadian Davin.

"Jangan jangan yang lain juga ngira lo lagi di." Kata ken panik. "Tenang gue bakalan kirim vid ini supaya mereka gak salah paham kayak orang depan kita." Ucap ken.

Satria masih melihat video itu, ternyata benar. Bukan diandra orangnya. "Maaf, gue salah paham" Ucap satria menyesal.

"Gak papa" Sahut diandra.

***

Sudah setengah jam diandra, ken dan satria menunggu davin didepan ruang UGD. Mereka masih panik dan takut dengan keadaan davin terutama diandra. Dia sedari tadi tidak bisa diam.

"Gimana ini ken, kok lama!" Ucap diandra kesal. Kali ini dia tidak sabar menunggu.

"Bentar lagi yaa, paling lagi dijait." Sahut ken.

"Iya di, aman davin gak papa kok. Gue yakin" Ucap satria ikut menenangkan.

Ceklek

Pintu terbuka lebar dan keluarlah dokter muda bersama dua perawat dibelakang nya.

Diandra diikuti ken dan satria langsung berdiri dan menghampiri dokter itu. "Gimana dok? Gak ada yang serius? Gak papa kan? Udah sadar belum?" Tanya diandra bertubi-tubi.

"Pasien dalam kondisi baik, cuman saat ini masih dipengaruhi obat bius. Jadi belum sadar. Kami akan memindahkan pasien ke ruang rawat, tolong pihak keluarga mengurus administrasi" Ucap sang dokter tersenyum.

"Serius dok?" Tanya satria. Dokter itu mengangguk. "Apa gue bilang. Davin kuat"

Dokter itu tersenyum. "Baiklah saya permisi. "

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang