9. Bukan tipe davin

18 3 0
                                    


HAPPY READING...

Masih dihari libur.

Setelah kejadian kemarin bermain di mall bersama Diandra, Davin memutuskan menginap di apartemen nya. Dan ya disinilah dia, di apartemen yang sudah berantakan ulah teman temannya.

Galang, ken dan juga satria tidak mengetahui bahwa saja Davin kemarin bermain dengan Diandra, vania juga anna. Kalau tahu, Davin pasti sudah diolok olok saat ini.

"Woyy shit... ah anjing apa gue bilang, monyed" Umpat satria begitu gamenya dikalahkan oleh ken. Sedangkan ken si sang empu hanya menyeringai, meledek kekalahan satria.

"Recal elah"

"Bacot"

"Vin vin login buruan lah, dari pada geleng geleng udah kayak yang lagi dzikir aja lo" Celetuk ken membuat Davin semakin marah.

"Anjing lo ya semua. Pulang?!" Marah Davin dengan menunjuk pintu apartnya.

Bukannya takut, satria dan keano malah semakin menjadi jadi. Kaki ia selonjorkan didepan Davin dan tangan tak berhenti menyuapi mulutnya dengan camilan.

"Hidup mah bawa santai aja bro... " Timpal ken.

"Mulut lo mau gue jait?" Ucap Davin ketus.

"Idih idih... Iya deh nanti Galang sama ken yang beresin. Calm down ada babu"

"Ben- eh bentar, APA MAKSUD LO?!" Ken mengapit kepala satria disela sela ketiaknya, membuat sang empu memberontak akibat mencium bau semerbak bunga mawar yang busuk.

"Anjing, bau woy bau. Lepas ah, kelek lo bau bunga bangkai tau gak?!"

Ken melepasnya "sialan lo, bau maskulin gini lo bilang bau bunga bangkai? Lo kali yang bau bangkai" Balas ken tak mau ketiaknya dihina.

"BRISIK?!"

Seketika ken dan satria mengatupkan mulutnya kala Davin dan Galang sudah serempak emosi.

"Beresin"

Dengan nurut seperti anak kecil yang disuruh bapaknya. Ken dan satria membereskan cangkang cangkang bekas ciki cikian yang mereka makan. Juga membereskan bantal bantal yang berserakan.

Hanya butuh 15 menit, apartemen milik Davin kembali bersih seperti semula. Ken dan satria ikut andil duduk lesehan depan TV bersama Galang dan Davin.

"Vin"

"Hm?"

"Lo beneran gak suka sama diandra?"

Pertanyaan ken yang tiba tiba membuat Davin, semula fokus pada ponselnya beralih kepada ken yang ternyata menatap dirinya dengan wajah tanda tanya.

"Maksud lo? Kenapa lo nanya gitu tiba tiba?"

"Y-ya gini aja, lo sering diteriakin, lo sering dikejar, terus respon lo cuman dehem doang, nolak juga paling nyuruh dia pergi belum lagi ini udah 3 tahun kurang ngejer lo... " Ken menjeda ucapannya.

"Lo gak ada gitu, perasaan sedikit ke dia atau jangan jangan lo suka tapi gengsi?" Sambungnya lagi.

Davin yang memang mengamati ucapan ken dari tadi, sedikit bingung dan terkesan aneh pikirnya "gak, gue gak suka dia, gak akan" Kekehnya dengan mendelik kesal.

Satria juga ken membuang napas lega "oke, seengganya lo gak boleh kasih harapan ke cewek, man" Jawab satria dengan menepuk bahu Davin.

Davin hanya berdehem saja. Galang, laki laki itu sedari tadi asik dengan dunia nya sendiri. Yaitu nonton film si dua botak yang entah kapan dia berambut. Tak ingin menyahuti dulu. Lebih minat menatap kedua bocah yang ada dilayar TV.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang