23. Gagal mengumpat

12 2 0
                                    


HAPPY READING...

Malam pun tiba, Davin masih berada di markas aderfia bersama rozer, farhan, ismail, aksa, ken, satria dan danu juga Barra. Hanya mereka saja. Selebihnya rozer biarkan mereka pulang.

"Gimana?" Tanya Davin menatap satria.

Satria tersenyum remeh. "udah gue bungkus, tadi si ken ngasih tau gue dimana tuh gondrong sama dua curutnya tinggal" Ucapnya dengan menepuk dada yang sengaja ia busungkan.

"Alahhh bangga amat lo?!" Ujar ken tengik.

"Sirik tanda tak mampu?!"

"Setan?!,"

"Dimana?" Tanya Davin.

"Di oyo"

Pletak!

"Sakit anying?!" Ringis satria saat ken menyentil keras dahi satria.

"Yang bener sat" Kata rozer dengan wajah serius membuat satria ikut serius.

"Digudang"

***

Pagi hari yang sangat indah dan cerah. Hari minggu adalah hari yang ditunggu tunggu semua orang. Karena dihari itulah mereka bisa melakukan berbagai macam hal yang ingin mereka lakukan.

Beda lagi dengan diandra, saat ini gadis ini sedang merenungi diri. Pikirannya masih teringat kejadian kemarin. Kalung yang ia impikan, kalung yang ia dapatkan dari Davin. Lenyap begitu saja. Hilang dalam hitungan detik.

Kedua orang tua diandra, tidak mengetahui kejadian kemarin. Sengaja diandra tidak bilang. Karena kalau ia bilang pasti akan membuat mereka khawatir.

Asik dengan pikirannya, sampai dimana suara dering ponsel membuyarkan lamunan diandra.

Drrrttt Drrrttt

Davin💞 is calling...

Gadis yang tengah bersandar di queen size kesayangannya, dengan tergesa-gesa meraih ponsel yang berada diatas nakas dekat kasur. Saat melihat siapa si penelpon, seketika senyumnya terbit kembali. Meski hatinya masih murung.

"Assalamu'alaikum"

Deg!

Jantung diandra berdetak lebih kencang dari sebelumnya, mendengar suara davin. 'omg suaranya bikin jantung gue dugem aja ni orang!' batinnya menjerit salting.

"W-waalaikumsalam"

"Ada apa?" Tanya diandra.

"Kamu lagi apa?" Kata Davin disebrang sana.

Sekujur tubuh diandra mati kaku, suara deep voice milik Davin membuatnya ingin meleleh saja. Apa lagi kata katanya yang sungguh menyentuh sekali baginya. "Lagi telponan" Sahutnya polos dengan senyum senyum salting sesekali menggigit bibir bawahnya.

"Ck, udah makan belum?"

Mata diandra membulat, dengan tangan gemeteran, diandra me mute suara telponnya. Lalu membuang asal ponselnya. Menggulum senyum sebentar. "ARRRGGGHHH, gue baper asuuuuuuuu" Pekik diandra dengan wajah ia tutup menggunakan bantal untuk menghilangkan sedikit rasa salting nya.

"Hallo?"

'Ya ampun!' diandra tersadar, sesegera mungkin diandra kembali mengambil ponselnya yang ia lempar tadi. "Ha-hallo"

"Masih disitu kan?"

"I-iya"

"Udah makan belum?"

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang