8. Mall

19 3 2
                                    


HAPPY READING...

"Naik gue anter"

"E-eh g-gak usah"

"Sebagai tanda Terima kasih"

"H-hah?!"

Davin berdecak sebal "ck, buruan"

Dengan terpaksa Diandra menghampiri Davin dan naik ke atas motor nya dengan bantuan pundak dan tangan Davin. Diandra yang memiliki tubuh mungil mana bisa naik ke atas motor yang tinggi punya Davin ini.

"Udah?"

"Udah"

Davin pun mulai mengendarai motor nya menuju rumah Diandra. Jalanan sore hari ini sangatlah tenang. Angin lembut membuat rambut Diandra berterbangan, apa lagi saat ini dirinya tidak mengenakan helm.

Laki laki yang berada didepannya melihat Diandra dari kaca spion. Davin sedikit terpana melihat wajah cantik Diandra dengan rambut yang terbawa angin. "Shit, kenapa dia cantik ya?" Batin Davin.

Selama perjalanan hanya ada keheningan, tidak ada percakapan dari keduanya, Diandra yang fokus melihat jalanan juga Davin yang fokus mengendarai motor. Sesekali Davin melirik mencuri pandang Diandra dari kaca spion nya.

Davin belakangan ini merasa aneh kepada Diandra, biasanya Diandra kalo bersama Davin sudah seperti cacing kepanasan yang tidak bisa diam. Mulutnya yang terus menerus cerewet, tapi kali ini Diandra sangat menjadi pendiam.

Davin juga merasa aneh terhadap tubuh Diandra, setiap kali upacara, atau dihukum pasti berujung ke UKS, pingsan dan mimisan. Ada apa dengan Diandra? Apa dia alergi panas?

Tadi juga di halte ia memang melihat Diandra mimisan lagi, tapi mau nanya. Gengsi nya gede. Jadi ya gitu deh.

Butuh waktu 15 menit Diandra dan Davin sampai dikediaman rumah Diandra yang bernuansa putih dan didominasi kan warna Hitam serta coklat.

Diandra turun dari atas motor lalu menghadap ke arah Davin yang sedang membuka helm full face nya.

"Makasih ya udah di anterin" Ucapnya dengan tersenyum manis.

"Iya sama sama" Yang di balas hanya datar datar seperti biasa.

"Mau mampir dulu gak?"

Davin menggeleng pelan, namun pada saat iya menjawab keburu disela oleh seseorang keluar dari gerbang rumah "ga-"

"Eh ada anak gantengg" Sela wanita paruh baya yang dimana itu adalah mamah Diandra.

Kita panggil saja mamah Diandra~Reni Anggraeni mahendra, Reni menghampiri Diandra dan Davin.

Davin begitu datang Reni langsung menyalami tangannya dan menyapanya sopan. "Assalamu'alaikum tante"

Reni tersenyum kala Davin menyapa nya dengan tersenyum "waalaikumsalam"

"Kamu abis nganterin anak tante?"

"Iya tan"

"Mau mampir gak?"

"Ehm nggak deh tan udah sore, saya pamit ya tan"

"Ouh iya atuh sok, hati hati"

Davin mengenakan kembali helmnya "assalamu'alaikum" Begitu berucap Davin menyalakan mesin motor nya lalu melasat pergi dari kawasan rumah Diandra.

"Waalaikumsalam"

Diandra? Dia sedari tadi diam saja melihat interaksi Davin dan mamah nya sudah seperti sangat akrab. Apalagi tadi apa? Tersenyum? Wahh sungguh dibuat terkejut Diandra oleh Davin. Selama ia kenal Davin, gak pernah tuh dia senyum bahkan disekolah saja dia gak pernah senyum. Kayak bayar aja.

Aku Dan KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang