Bagian 6 : Di Kasur Bareng Dilac

1.4K 51 11
                                    

    WARNING 18+

    Nampak Dilac berdiri dengan wajah agak marah berkata padaku, "Kenapa kamu ajak mereka kesini?"

     "Aku gak mau mereka dekat denganmu." Tangannya memegang tanganku.

     "Mereka cuma temen, santai aja." Langsung duduk dan menenangkan Dilac.

     "Padahal..padahal dulu kamu selalu berada disisiku setiap hari...kita sering main bareng...bahkan saat aku sedih karena ayahku meninggal, kamu datang menghiburku."

     Dilac langsung mencium pipiku, tanganku dan mengelus rambutku. Seperti kebiasaannya saat kecil ketika cemas.

    "Apakah aku masih boleh melakukan hal ini bahkan ketika kita sudah dewasa?" Tanya Dilac.

     "Sampai kapanpun boleh, kau sudah kuanggap kakakku." Menenangkan diriku.

     Ekspresi Dilac merasa makin sedih mendengarnya. Aku tak tahu apa yang salah, dia semakin menggerakkan tangannya di kepalaku makin cepat. Aku tak tahan mempertahan keseimbangan dengan kecepatannya hingga aku langsung terjatuh menarik Dilac.

     Posisi ini makin aneh. Aku yang tiduran di kasur, sedangkan Dilac posisi 𝘗𝘶𝘴𝘩 𝘶𝘱. Kedua tangannya memegang tanganku. Kami saling menatap.

     "Kenapa menggerakkan tanganmu sangat cepat?" Tanyaku.

     "Omonganmu sangat menyakitkan dan tidak masuk akal." Jawab Dilac.

      "Apa? Dimana titik tidak masuk akalnya?" Seketika omongan itu meluncur dengan bayang bayang candaan saat berada di duniaku.

     Dilac terdiam lalu berkata,"Bisakah kamu berjanji untuk tidak pacaran dengan pria lain sampai kita lulus? Aku bisa berikan segalanya padamu. Uang? Jabatan perusahaan? Aku akan kasih satu tingkat di bawahku. Kamu ingatkan bahwa aku ini ahli waris dari perusahaan ayahku? Memohon Dilac.

      "Tunggu, sebelum kita lanjut bicara, kita harus membenarkan posisi kita dahulu. Orang yang lihat bisa salah paham nanti." Kataku.

     Dilac makin memegang erat tanganku. Rasa kekerasannya ternyata mulai muncul.

      "Oke oke, aku janji gak akan dapat pacar sebelum kamu dapat pacar." Menyerah aku.

     Dilac mulai tenang. Saat akan Dilac akan berdiri, tanganku tak sengaja menyenggol dan membuat pondasi tangannya goyah. Muka Dilac dan diriku sangat dekat. Anehnya, aku merasa ada yang menonjol besar menyentuh perutku.

      "Menyingkirlah, kamu berat." Kataku

     Kami berdua sama sama malu, tanpa sepatah katapun Dilac langsung pergi.

       Dan sekarang tersisa satu biang masalah lagi yang berada di gudang.

*Pemeran pria terbuka :

*Pemeran pendukung : -Ayaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Pemeran pendukung :
-Ayaya

Karma Manusia Yang Suka Halu (Genshin Husbu x Reader/Lumine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang