Bagian 31 : Xianto Mati

367 26 11
                                    

 WARNING SIAPKAN TISU UNTUK MENGUSAP AIR MATA!!!

DISARANKAN UNTUK MEMBACA SAMBIL MEMUTAR LAGU SEDIH YANG KAMU SUKA!!!

    Sesuai janji kemarin, aku dan Hutata hari ini mengunjungi Xianto sepulang sekolah. Saat sampai, alangkah terkejutnya Xianto melihatku.

      "Kamu kok bisa tau kalau aku di sini?" Tanya Xianto.

     "Maaf, aku yang beritahu." Jawab Hutata.

       Aku menahan tangis. Aku tak kuat melihat keadaannya.

      "Kenapa kamu tak bilang kalau itu doa jimatmu?" Aku akhirnya menangis.

     "Maaf. Aku hanya ingin kamu terus aman dari makhluk halus." Jawab Xianto.

     "Aku akan mentransfer balik doa jimat ini." Kataku.

       "Jangan!! Apapun yang terjadi, jangan pernah!." Kata Xianto.

       Aku sangat amat khawatir keadaannya.
    
       "T-T-api kamu bagaimana.. Keadaanmu.." Khawatirku.

       "Tak apa, aku bisa tahan. Pasti ada jalan keluar." Jawab Xianto.

      "Hutata, kamu juga berjanjilah jangan menstransfer balik padaku bahkan jika Lumine memohon." Lanjut Xianto.

       "Baiklah." Kata Hutata.

     Xianto memegang tanganku dan berkata. "Berjanjilah sampai kamu mati, jangan pernah memberikan doa jimat ini pada siapapun."

      "Iya aku janji. Jadi cepat sembuhlah." Kata Lumine yang menangis.

     "Tentu saja." Kata Xianto.

     Wajah yang jarang tersenyum itu mendadak saat itu juga berubah menjadi senyuman. Aku langsung memeluk Xianto.

       "Xianto, tolong Sembuhlah, sembuhlah, sembuhlah." Kataku dengan menangis.

      "Iya iya, jangan cengeng gitu." Xianto menenangkanku.

      Setelah drama yang sedih itu, aku diantar Hutata menuju rumah bibi Xianto. Namun saat mata kami bertemu. Bibi Xianto langsung meledak.

       "K-k-amu?" Kata bibi Xianto.

        "Maaf bibi, aku gagal menjalankan tugasmu." Kata Hutata.

        "BAGAIMANA BISA DOA JIMAT XIANTO ADA PADAMU??!!" Teriak bibi Xianto.

       "Sebenarnya Xianto yang memberikannya padaku.." Jujur aku.

        Bibi Xianto terlihat makin marah. Hutata memegang tanganku dengan erat untuk lebih menenangkanku.

       "TERUS KAMU TERIMA GITU AJA??!!" Marah bibi Xianto.

      "Bibi, sabar bibi." Kata Hutata.

       "Aku tak tau kalau itu punya Xianto dari kecil..." Kataku dengan nada rendah.

      Emosi bibi Xianto makin tak terkontrol.

      "PERGI KAMU DARI SINI!! DASAR KUTU!! " Teriak bibi Xianto.

      "Dan untukmu Hutata, antar aku ke rumah sakit menjenguk Xianto." Lanjut bibi Xianto.

     Akupun pergi meninggalkan bibi Xianto dan Hutata. Saat itu cuaca sedang mendung. Aku berdiam diri memikirkan bagaimana cara menebus kesalahanku.

     Santet yang diterima heroine asli mungkin dari bibi Xianto karena tak senang dengan keberadaan heroine asli yang mengancam doa jimat Xianto. Karena tak ada yang menandingi kekuatan Xianto kecuali bibinya.

     Karena tak tahan, akupun langsung balik bergegas balik menuju ruangan rumah sakit Xianto. Namun teramat sangat kagetnya aku saat mengintip ruangannya di balik pintu.

      "XIANTOOOO!!" Tangis Bibi Xianto.

      "Bibi, maaf.. ini karena kelalaianku." Kata Hutata yang ikut sedih.

     "NAK KENAPA KAMU MENINGGALKAN BIBI??" Tangis Bibi Xianto.

      Ternyata Xianto telah meninggal. Seketika aku menangis saat itu juga di balik pintu.

     "Xianto, ini bercanda kan? Kamu masih hidup kan?" Pikirku.

     Aku berjalan perlahan menuju keluar rumah sakit.

     "Siapapun, tolong bilang bahwa ini cuma bercanda." Kataku dengan nada pelan.

      Saat sudah berada di luar. Aku berpikir lagi.

     "Apakah aku gagal?" Kataku.

     "Mengapa kau pergi meninggalkanku, Xianto." Lanjutku.

     Cuaca yang mendung itu langsung menurunkan air dengan deras mengenai seluruh tubuhku.

      "Padahal kau sudah berjanji untuk sembuh." Kataku.

     "Pembohong, dasar pembohong." Lanjutku.

     Ternyata aku terlalu meremehkan perkataan Zhonglay, hanya karena kejadian Toma kemarin bisa membuatku kuat.

      "Hiks hiks Xianto." Tangisku.

     "Kenapa kamu mati secepat ini, kita bahkan belum lama kenal." Lanjutku.

    "Yang diatas, tolong berikan aku satu kesempatan lagi. Kumohon hidupkan Xianto." Memohon aku.

       Tapi yang namanya takdir tak bisa diubah. Xianto sudah mati dan aku gagal.

BAD ENDING

        PEMERAN XIANTO TELAH MATI

     *Pemeran pria terbuka :

*Happy ending pemeran pria terbuka :-Toma Toyib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Happy ending pemeran pria terbuka :
-Toma Toyib.

*Pameran pendukung terbuka :
-Ayaya
-Ganya
-Keking
-Yaen Mikasa
-Dodit
-Signiri
-Hutata

Karma Manusia Yang Suka Halu (Genshin Husbu x Reader/Lumine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang