Bagian 17: Latihan

469 23 3
                                    

       Semuanya sudah berkumpul di ruang latihan. Kami memutuskan lagu apa yang akan dipakai ketika tampil.

      "Ada saran lagu yang akan kita pakai untuk tampil?" Tanya Ayaya.

     "Aku menyarankan lagu Makhluk Tuhan Yang Paling Sexy." Kata Ilham.

     "Aku sih, maunya lagu Rasputin." Kata Tatang.

     "Lagu Jagung Rebus menggoda keknya enak." Kata Keking.

     "Gimana kalo lagu Sik Asik?" Saran Ganya.

      "Hmm.. ini pilihan berat, kalo kamu ada saran Xianto?" Tanya Ayaya.

      "Aku nurut aja. Bebas apa aja." Jawab Xianto.

      Kami mulai berpikir lagi untuk menentukan lagu yang cocok. Awalnya aku pendam, tapi tak ada salahnya menyarankan lagu saranku kepada mereka.

     "Ges, gimana kalau lagu ini." Menunjukkan judul lagu di HP ku kepada mereka.

    "Wah boleh juga tuh. Gimana yang lain?" Kata Ayaya.

    Mereka semua setuju untuk tampil dengan lagu ini. Aku senang lagu saranku sangat cocok bagi mereka semua. Kami berlatih hingga sore.

     "Kamu yakin gamau pulang bareng kami?" Tanya para pria beserta Ganya dan Keking.

      "Gak, aku mau menikmati agak lama di rumah Ayaya." Jawabku.

    Akhirnya mereka semua pulang. Dan aku makan malam dengan Ayaya.

     "Aku pastikan sekali lagi, kamu beneran gak diapa apain sama kakakku kan?" Tanya Ayaya.

     "Beneran kok gak ada." Jawabku.

     "Baiklah, jangan ragu untuk beritahu aku ya." Kata Ayaya.

      Makan selesai, tibalah aku pulang. Karena takut kena musibah, akupun pulang diantar Toma.

    "Maaf ya tadi aku gak ikut nonton latihanmu." Kata Toma dalam perjalanan mengantarku pulang dengan jalan kaki.

    "Gapapa, tunggu aja kejutan dariku saat tampil nanti." Senyumku.

    Saat dalam perjalan, Toma mendadak batuk berat lagi. Aku tak tahan, dan bertanya."Kamu sakit X kan?"

    "Apa..Bagaimana kamu tau? Tak ada yang tau selain diriku dan dokter."

    "Maaf, aku sengaja mengikutimu ke dokter." Bohong aku.

    Terlihat muka panik Toma. Dia terlihat tak ingin membuat orang lain kesulitan.

     "Hei, aku ini teman dekatmu ketika di panti. Jangan ragu memberitahuku jika ada masalah. Bukankah dulu kita berjanji untuk tak ada rahasia diantara kita?" Tanya aku.

     "Maaf.. tapi bisakah kamu menyimpan rahasia ini?" Minta Toma dengan muka sedih.

     "Tentu, dan selalu minum obat teratur ya agar cepat sembuh." Senyum palsuku.

     Saat dalam perjalanan melewati taman. Aku melihat sosok pria buram hitam yang merupakan salah satu targetku. Aku mengajak Toma mendekati pria buram itu.

    "Halo, sedang apa kamu disini?" Sapaku.

    "Pergilah, jangan ganggu aku." Usir pria buram itu.

    "Hei, jangan begitu. Kamu terlihat kesepian disini." Kata Toma.

     "Hufft..." Menghela napas pria itu.

     "Jika kamu ditelantarkan orang tuamu, apakah kamu akan marah?". Tanya pria buram itu.

      Aku mencoba mengingat ingat apakah ada pria buram tentang masalah penelantaran orang tua. Tapi aku tak pernah dengar itu dibahas di novel. Mungkin ini cerita yang tak diceritakan dalam novel.

      "Hidup itu berkah. Kita memang tak bisa memilih mau hidup di keluarga mana. Tapi satu hal yang pasti, jika kamu tak menyerah, maka percayalah suatu saat kamu akan bisa menggapai impianmu." Semangat dariku.

      "Benar, benar. Kamu tau? Aku dulu hidup di panti dan kesepian. Aku mendambakan ada keluarga yang mengangkatku jadi anak. Asal kita selalu berbuat baik dan optimis. Itu pasti terwujud. Lihatlah sekarang, sudah ada yang mengangkatku jadi anak." Curhat Toma.

       "Begitukah? Terima kasih sudah menyemangatiku." Ucap pria buram itu.

      Pria buram itu pergi neninggalkan kami sambil berkata."Aku dari SMA KALAH RATE OFF. Mari bertemu saat festival sekolah kalian dimulai."

      Aku berpikir. Tunggu, SMA KALAH RATE OFF. Hanya ada 2 pria buram yang diceritakan dari sana. Salah satunya adalah villain yang membuat heroine kesulitan. Aku berharap bahwa aku tak akan menyesali menemui dia.

PRIA BURAM SMA KALAH RATE OFF POV

     "Jangan menyerah ya? Haha lucu sekali. Mana mungkin orang tua itu mau menerimaku." Kata pria buram tadi.

   Tiba tiba muncul pria buram lain dari belakang pohon mendatangi pria buram yang bertemu dengan heroine.

    "Jadi bagaimana? Apa kamu berubah pikiran? Kata pria buram dari belakang pohon.

     "Tak. Kita lanjutkan rencana kita. Haha.. Munafik sekali dia." Senyum pria buram yang ditemui heroine tadi.

Bagian 17 end.

*Pemeran pria terbuka :

*Pameran pendukung terbuka :-Ayaya-Ganya-Keking

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Pameran pendukung terbuka :
-Ayaya
-Ganya
-Keking

Karma Manusia Yang Suka Halu (Genshin Husbu x Reader/Lumine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang