Bagian 15 : Pemungutan Suara

517 29 2
                                    

Jam istirahat telah usai. Kelas mulai gaduh untuk menentukkan apa yang akan ditampilkan di panggung.

"Aku mau kelas kita tampil drama!" Saran npc murid A.

"Kita tampil nyanyi aja!" Saran npc murid B.

"Jangan, kita tampil fashion show aja!!" Saran npc murid C.

Semakin lama, murid semakin gaduh. Hingga membuat Ilham, sebagai ketua kelas pun maju ke depan kelas dan angkat bicara.

"Teman teman, mohon tenang. Kita ambil cara terbagus yaitu kita adakan pemungutan suara aja." Ilham menenangkan kegaduhan.

Pemungutan suarapun dimulai. Satu persatu murid mulai memilih pilihannya. Hingga terpilih bahwa kelasku tampil band.

"Nah suara terbanyak adalah band. Jadi kelas kita akan tampil nyanyi. Nah untuk personilnya, apakah ada yang suaranya merdu?" Tanya Ilham.

"Aku menyarankan Lumine untuk vokalnya." Teriak Tatang dengan lantang.

"Benar, suara Lumine saat menyanyi sangat bagus" Kata Toma.

"Benarkah itu?" Tanya Ilham.

"Ehh... Suaraku gak sebagus itu." Malu aku.

"Lumine, tolong maju kedepan. Menyanyikan lagu pendek disini." Minta Ilham.

"Eh? Eh?" Panik aku.

"Udah pede aja, aku yakin banget kamu berhasil kok." Tatang menepuk pundakku.

"Iya Lumine. Aku juga ingin mendengarkan suara nyanyianmu." Kata Toma.

Aku akhirnya maju ke depan. Aku menarik nafas dalam dalam. Dimulai mengeluarkan suara dengan nada pelan. Lalu perlahan menuju nada sedang. Hingga tiba di nada tinggi.

Para teman sekelas yang mendengar seketika terdiam selama aku menyanyi. Setelah aku selesai menyanyikan lirik laguku. Mereka pun teriak takjub.

"Wow, aku gak nyangka suaramu bagus!!" Puji murid A.

"Benar, aku setuju kalo dia jadi vokalnya." Puji murid B.

"Kan sudah kubilang bagus, hehe mantab Lumine." Puji Tatang dengan senyum.

Personel band lainnya pun mulai ditentukan. Hingga beginilah hasilnya, Tatang dan Ilham menjadi gitaris. Keking dan Ganya sebagai suara pendukung, Ayaya sebagai pianist, dan Xianto sebagai drummer.

"Aku gasabar menonton pertunjukkanmu di panggung." Kata Toma.

Semua untuk festival telah ditentukan, aku mulai belajar seperti biasanya. Saat jam istirahat, aku mendapat pesan dari Toma untuk menemuinya di gang belakang sekolah. Tanpa pikir panjang aku menuju ke tujuan sendirian. Aku tak ingin hubunganku dengan Toma renggang terlalu lama. Beberapa menit kemudian, aku sampai di tempat tujuan dan terlihat Toma sendirian disana.

"Lumine... Aku ingin minta maaf atas perlakuanku kemarin." Sedih Toma.

"Huff, baiklah. Asal kamu janji tak mengulanginya lagi, aku maafkan." Terima aku.

"Benarkah? Terima kasih." Toma memelukku.

Tak lama, tiba tiba Toma batuk parah sampai mengeluarkan darah. Aku panik melihatnya.

"Kamu tak apa? Mau kuantar ke ruang kesehatan?" Khawatir aku.

"Tak apa, ini cuma batuk biasa." Kata Toma.

Aku tau dia tak ingin membuatku khawatir. Tapi ini menandakan semakin jelas bahwa penyakitnya makin parah.

"Aku merindukan suara nyanyianmu di panggung nanti." Kata Toma.

"Baiklah, janji untuk jaga kesehatan ya sampai saat itu tiba." Aku mengacungkan jari kelingking.

"Hmm.. janji." Toma juga mengacungkan jari kelingkingnya dan menempelkan pada jari kelingkingku.

"Yuk kita lanjut istirahat." Lanjut Toma.

Di kelas, kami makan bersama sama seperti biasa.

"Kamu darimana saja?" Tanya Tatang.

"Aku habis dari kamar mandi. Terus bertemu Toma dalam perjalanan kembali ke kelas." Bohong aku.

Nampak muka khawatir Ayaya menatap Toma. Karena sudah terbiasa dengan Toma, Ayaya merasa khawatir karena ada yang berbeda dengannya.

"Nanti kita akan latihan dimana?" Tanya Ilham.

"Oh, bagaimana jika di rumah Ayaya? Perlengkapan musik disana sangat lengkap dan ada ruang kedap suara." Saran Toma.

"Benar, itu sangat cocok untuk kita latihan. Dan bukankah aku sudah janji, untuk membawamu bermain ke rumahku, Lumine?" Setuju Ayaya.

"Baiklah, akhir pekan kita latihan di rumah Ayaya ya." Terima aku.

Ayaya membagikan alamat rumahnya kepada yang lain. Mereka semua lanjut bercengkrama dan belajar hingga jam pulang sekolah selesai.

SOMEONE POV
Di gedung penyimpanan alat olahraga sekolah SMA Kalah Rateoff terdapat beberapa murid berkumpul.

"Semua sudah siap kan?" Tanya pria buram sebagai murid 12-7.

"Santai aja, sesuai rencana." Jawab murid npc.

"Hahah, Lumine.. akan kutunjukkan pelajaran padamu. Sifat aslimu akan terkuak beredar dimana mana." Kata pria buram itu

"HAHA...HAHA...HAHAHAHAHA!!" Tertawa pria buram itu.

Bagian 15 end.

*Pemeran pria terbuka :

*Pameran pendukung terbuka :-Ayaya-Ganya-Keking

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Pameran pendukung terbuka :
-Ayaya
-Ganya
-Keking

Karma Manusia Yang Suka Halu (Genshin Husbu x Reader/Lumine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang