Suasana sangat mencekam, rasanya seperti dilabrak ketahuan selingkuh.
"Apa? Calon pacar?" Tanya Dilac menahan emosi.
"Hei tak boleh menerobos begitu, antri dulu kalau mau jadi pacarnya." Tambah Kaeya.
"Jangan sok keras kau dek dek." Ucap Tatang membuat suasana semakin mendekati neraka.
"GAK, BUKAN GITU." Bentak aku yang memotong pembicaraan mereka.
"Jadi gini, Dilac dan Kaeya itu...Pacar." Ucap aku yang terbata-bata.
"Hah?" Bingung semua.
"Maksudku, aku berteman dengan Dilac dan Kaeya untuk menjadi pelakor." Jelas aku.
"Hah?" Makin bingung semua.
"Bukan bukan, maksudku Tatang itu Gay. Dan aku bukan pacarnya."
Tatang tertawa terbahak bahak. Dilac menggelengkan kepala dan Kaeya biasa aja. Mereka semua sudah tahu bahwa jika aku panik, maka ucapan yang keluar dari mulutku menjadi aneh.
"Nampaknya tuan putri kita sangat gugup. Bagaimana kalau kita bertarung secara adil untuk mendapatkan Lumine?" Saran Kaeya.
Mereka semua setuju, dan bel masuk pun terdengar. Kita semua berpisah masuk ke kelas masing masing.
Di dalam kelas, kami mengobrol sekali lagi dalam kerumunan. Namun bedanya adalah tidak terlalu sesak. Kami bergosip tentang segalanya.
"Kamu tinggal dimana?" Tanya Ayaya teman sekelas.
"Aku tinggal di blok jalan kehaluan. Aku mengontrak rumah disana." Jawabku.
"Wah enak sekali ya, kamu mandiri banget. Hidupku selalu diatur. Kapan ya aku bisa bebas." Sedih Ayaya.
"Suatu hari kamu pasti bisa merasakannya kok, optimis aja." Semangat dariku.
Disaat kami sedang asiknya bergosip. Tiba tiba muncul suara bentakan.
"AHHH!! BERISIK SEKALI!! BISA KECILIN VOLUMENYA GAK?!" Bentak pria dengan muka buram.
"Dia siapa?" Tanyaku pada Ayaya.
"Oh dia itu berandalan ****" Jawab Ayaya.
"Tunggu, siapa?" Sekali lagi tanyaku.
"Iya dia itu ****" Jawab lagi Ayaya.
Kenapa namanya tersensor di telingaku. Aku akan pastikan sekali lagi.
"Coba kamu foto dia, dan tulis nama serta bentuk fisiknya di pesan."
Dan benar saja, fotonya dan tulisannya buram. Itu berarti selama pria itu belum membuka hatinya. Maka akan selalu buram. Ini kasus khusus yang tak diceritakan dalam novel. Padahal dalam cerita asli, heroine dapat melihat muka mereka semua.
Ini sulit. Misiku adalah menikah dengan pemeran pria. Tapi aku tidak tau pria mana saja yang harus dijauhi dan didekati karena mukanya buram.
Aku mendekati pria itu dan mengajak berkenalan."Halo, aku Lumine. Mau berteman?"
"Jangan ganggu aku, pergi sana!" Usir dari pria itu.
"Ayolah, jangan kasar begitu. Kita kan teman." Memohon aku.
"Kamu tak takut padaku? Dengan fisikku yang menyeramkan begini?" Tanya dari dia.
"Tidak kok, semua orang punya selera berpakaian sendiri. Jadi kita berteman yah?" Ungkap aku yang sebenarnya tak tau bentuk fisiknya.
"Baiklah. Jangan sampai kau mempermainkanku." Terima pria itu.
Muka pria itu berubah menjadi cahaya putih, dan perlahan menunjukkan muka aslinya. Dimulai dari rambutnya yang berwarna hijau kegelapan. Matanya yang berawarna kuning dan sosoknya yang terlihat seram tetapi imut.
Terkagetnya aku, dia adalah Xianto versi besar. Dia adalah dukun dan pemeran pria yang harus aku jauhi. Mampus aku. Sifat protektifnya membuat dia harus selalu bertengkar dengan pemeran pria lain. Dan berujung aku mati karena santet dari saingan bisnisnya. Apesnya nasibku
"Namaku Xianto." Perkenalan darinya.
Kamipun mengobrol saling memberitahu kesukaan masing masing walau sebenarnya aku ingin menjauh. Tapi tak apa, mungkin saja aku bisa mendidik agar perasaan mereka lebih logis terhadapku. Tidak bendera merah dan tidak bendera hitam.
Aku merasakan hawa aneh saat asik mengobrol. Terlihat Tatang yang sendirian setelah menjawab pertanyaan dari kerumunan, menatap dengan muka 𝘫𝘦𝘢𝘭𝘰𝘶𝘴. Melihat hal itu aku langsung mengakhiri pembicaraan dengan Xianto dan kembali ke bangku.
"Aku gak suka kamu dekat dengan pria lain." Nada sedih Tatang.
"Hey, gak boleh gitu. Ini kan hari perkenalan." Bela diriku.
Jam bel pulang berbunyi. Aku mengemasi barang dan bersiap pulang. Tampak Dilac dan Kaeya berdiri di depan kelas menungguku. Saat sampai tepat di depan Dilac dan Kaeya. Tiba tiba Tatang datang dan berkata,"Aku main ke rumahmu ya."
Tak hanya itu, Xianto juga mendekatiku setelahnya dan berkata, "Yuk kuantar pulang, aku juga ingin tahu daerah rumahmu."
Beginilah posisiku, berjalan pulang menuju rumah membawa 4 pria ganteng. "Kapan cobaan ini akan berakhir?" Berkata dalam hati.
Bagian 3 end.
PENCAPAIAN TERBUKA
Sekarang reader akan dapat melihat siapa saja pemeran pendukung*Pemeran pria terbuka :
*Pemeran pendukung terbuka :
-Ayaya (NEW)
KAMU SEDANG MEMBACA
Karma Manusia Yang Suka Halu (Genshin Husbu x Reader/Lumine)
Fiksi Penggemar[HIATUS] WARNING 18+ ADEGAN PANAS DENGAN HUSBU GENSHIN DAN HUSBU HSR Aku mati, dan bereinkarnasi di tubuh heroine dengan novel reverse harem bad ending. Menceritakan tentang kegilaan setiap pemeran pria terhadap heroine. Apesnya, muka set...