Bagian 23 : Di Kuburan

469 26 2
                                    

WARNING 18+

      Selain memutuskan memakai kostum yang berbeda saat hari berganti. Aku juga menyuruh mereka untuk tak menjemputku di pagi hari kecuali pria yang pasangan kostumnya kupakai.

     Aku memakai kostum putri salju hari ini. Tentu saja Xianto lah yang menjemputku.

     "Yuk kita berangkat." Ajakku pada Xianto.

     "Lumine, mari kita bolos sekolah." Minta Xianto.

     "Apa?" Tanyaku.

     Aku kebingungan. Aku mengerti bahwa tampilan fisik dia menyeramkan, tapi dia bukan tipe murid yang suka membolos.

     "Sebenarnya, aku melihat hawa buruk di sekitarmu. Dan aku ingin menyingkirkan lewat ritual. " Jawab Xianto.

     "Kamu tau, aku bisa merasakan makhluk halus bawaan dari orang tuaku. Itulah kenapa aku mewarisi pekerjaan orang tuaku sebagai penerus ketua organisasi pengusir makhluk halus." Lanjut Xianto.

     Aku menjadi merinding. Karena aku juga takut kalau terjadi hal aneh aneh padaku, aku menuruti ajakan Xianto untuk bolos.

     Aku menaiki motor dibonceng oleh Xianto. Aku dan Xianto jadi pusat perhatian selama perjalanan karena kostum yang dikenakan. Hingga tibalah kami di kuburan yang tak ada satupun orang di sekitar.

     "Tunggu, kuburan? Kenapa kamu mengajakku disini?" Tanyaku sambil berjalan mengikuti Xianto yang membawa botol air dan kresek hitam yang tak kutahu apa isinya di kuburan.

     "Kita minta doa kepada kuburan kakek nenekku terlebih dahulu." Jawabnya.

     Sesampai di kuburan, kami berdua duduk dan berdoa bersama. Doa kami sangat serius. Akan tetapi, tak lama Xianto mendorongku hingga tidur terlentang di sebelah kuburan.

    "Xianto, apa yang kamu lakukan?" Kagetku.

    "Ini ritual, kamu ingat adegan putri salju dan pangeran? Mereka berciuman. Posisi tuan putri yang tidur di dalam peti mati lalu dicium oleh pangeran. Membuat keajaiban hingga putri salju terbangun." Kata Xianto.

    "Lalu apa hubungannya denganku?" Tanyaku dengan heran.

    "Kita akan melakukan adegan itu." Jawab Xianto.

     "Berarti kita akan berciuman?" Tanyaku lagi.

    "Apa kamu keberatan? Ini demi keberhasilan ritualnya." Jawab Xianto.

     Aku keheranan dengan ceritanya. Mengapa melakukannya di kuburan. Ini menjadi sangat seram. Tapi demi terjauh dari hal hal buruk, aku percaya dan membolehkan untuk berciuman. Toh ini bukan ciuman pertamaku. Apa salahnya menambah koleksi ciuman dengan pria tampan.

    "Cobalah menutup mata." Suruh Xianto.

     "Tapi bagaimana jika dilihat orang lain?" Tanyaku.

     "Maka dari itu, lakukanlah dengan cepat perintahku." Jawab Xianto.

     Karena ingin ini cepat selesai, aku menutup mata dalam posisi tiduran terlentang di sebelah kuburan.

     "Berjanjilah untuk tidak membuka sampai aku menyuruhmu." Suruh Xianto.

      "Baiklah, jadi cepatlah lakukan agar ini cepat selesai." Mintaku.

     Terdengar Xianto berbicara kata kata aneh. Dia lalu menyiramkan air yang dari awal dibawanya. Tak lama kemudian, tiba tiba sesuatu menggesek mukaku sesaat.

      "Apa yang kamu gosok ke mukaku itu?" Tanyaku yang dalam keadaan mata tertutup.

      "Ini adalah barang tambahan yang kubawa di dalam kresek. Jangan membuka mata dan jangan berbicara selama ritual. Mengerti?"

Karma Manusia Yang Suka Halu (Genshin Husbu x Reader/Lumine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang