Bagian 30 : Misi Agar Xianto Tidak Mati

346 35 2
                                    

        Hari rabu ini aku datang paling pertama di kelas. Aku memimpikan mimpi yang sama tadi malam. Karena tak tahan aku memutuskan untuk menjenguknya di rumah sepulang sekolah nanti.

     "Semoga tak terjadi hal buruk apapun." Doaku dalam hati.

     Beberapa menit kemudian, Hutata datang. Dia terlihat sedih dan mendekatiku.

       "Kamu kenapa?" Tanyaku.

       "Sebenarnya, Xianto dari kemarin sudah masuk rumah sakit." Kata Hutata.

      Aku sangat kaget dan menanyakan alasannya.

     "Dia sakit apa?" Tanyaku lagi.

      "Secara fisik dia tak sakit, dokter yang mengecek tak menemukan keanehan apapun. Ini pasti karena hal lain." Kata Hutata.

      Ternyata mimpi itu pertanda. Aku tak mau kehilangan seseorang lagi. Aku akan menjenguknya nanti.

     "Apa kamu tau alamat rumah sakit dan ruangannya?" Tanyaku.

    "Oh bentar." Menuliskan alamat dan ruangan di kertas.

       "Terima kasih." Kataku.

        Saat jam istirahat, aku menyampaikan kabar ini kepada yang lain.

        "Aku dapat kabar dari orang tua Xianto, kalo dia sedang dirawat di rumah sakit." Kataku.

      "Dia terkena demam berdarah. Yok nanti kita jenguk." Ajakku.

      "Wah kasihan sekali. Oke kita jenguk sepulang sekolah ya." Kata Ganya.

     "Aku iri, kok bisa orang tua Xianto mengetahui nomor teleponmu?" Sedih Tatang.

     "DIEM!" Jawabku.

     Sebenarnya aku berbohong tentang orang tua dan pennyakitnya. Akan terasa aneh jika alasanya adalah santet.

       Saat pulang sekolah, aku mengajak yang lain menjenguk di rumah sakit bersama sama. Terlihat Xianto yang sedang tidur.

       "Cepat sembuh ya Xianto." Kataku.

      "Iya cepat sembuh ya, biar ku bisa selalu panas panasin kamu lagi." Ejek Asep.

        "Jangan bercanda di depan orang sakit." Kataku.

        Setelah selesai menjenguk, kamipun pulang kerumah masing masing.

        Saat sedang menonton televisi di rumah. Terdengar ada bel berbunyi. Saat kubuka pintu, ternyata Hutata mengunjungiku.

       "Loh Hutata? Ada apa malam malam begini ke rumah?" Tanyaku.

       "Sebenarnya, ada alasan di balik sakitnya Xianto." Kata Hutata.

       "Maksudnya?" Tanyaku.

       "Tapi sebelum itu, boleh aku mengecek keadaanmu dengan doa jimat?" Tanya Hutata.

        "Loh kamu juga bisa melihat makhluk halus?" Kagetku.

      "Iya." Jawab Hutata.

       "Kalau begitu, boleh aku cek kan?"

       "Boleh." Jawabku.

        Hutata mulai membacakan doa doa aneh dengan serius, nampak raut muka Hutata sedih setelah mengecek keadaanku.

        "Sudah kuduga." Kata Hutata.

         "Kenapa?" Tanyaku.

        Aku kebingungan, apakah ini pertanda buruk.

        "Di dalam tubuhmu, terdapat doa jimat yang seharusnya berada di tubuh Xianto." Jawab Hutata.

        "Iya, minggu kemarin Xianto membacakan doa jimat kepadaku." Kataku.

        Hutata mulai menjelaskan awal kejadiannya. Mulai dari dirinya adalah orang suruhan bibinya Xianto untuk menjaga Xianto.

        "Jadi maksudmu, doa jimat itu sedari kecil berada di tubuh Xianto. Dan bibi Xianto berpesan untuk tak melepaskannya?" Tanyaku.

        "Iya, maka dari itu aku takut. Bagaimana ini." Khawatir Hutata.

      "Lalu santet itu, berasal dari saingan bisnis bibi Xianto kah?" Tanyaku.

     "Apa? Santet?" Bingung Hutata.

     "Iya, dia terkena santet kan?" Tanyaku.

     "Bukan." Jawab Hutata.

       Seketika aku terkaget mendengar perkataan Hutata. Aku langsung bertanya untuk mendapatkan kejelasan.

     "Lalu karena apa?" Tanyaku.

    "Kami tak punya saingan bisnis." Jawab Hutata.

     "Sebenarnya dari kecil Xianto ditakdirkan bernasib buruk. Dia dibayangi bayang bayang hitam. Dan karena itu bibi Xianto menaruh doa jimat sakit ke dalam tubuh Xianto." Lanjut Hutata.

     Aku langsung berpikir keras. Ini pasti kesalahan dari penulisan cerita novel. Kalau bukan karena santet, lantas santet yang diterima heroine asli darimana asalnya.

      "Aku mau minta tolong. Bisakah besok sepulang sekolah, kamu menjenguk Xianto lagi?

     "Itu sudah pasti." Jawabku.

     Kalau dipikir, memang sangat aneh kalau heroine terkena santet. Tak mungkin heroine bisa terkena santet padahal Xianto adalah pengusir makhluk halus yang handal dan lagi, tak ada saingan bisnis.

     "Dan setelah itu, bisakah kamu ikut aku ke rumah bibi Xianto? Kita mungkin bisa menemukan jalan keluarnya." Minta Hutata.

      "Boleh, karena ini adalah kesalahanku. Aku harus bertanggung jawab.

     Begitah akhir pertemuanku dengan Hutata. Aku mengesampingkan alur yang berubah.

Bagian 30 end.

                        ..........

                      Terdeteksi bahaya...

          PERINGATAN, HIDUP XIANTO DALAM BAHAYA.....

          MISI TELAH DIBERIKAN KEPADA PEMBACA :

      *SENANGKAN AUTHOR DENGAN SEMAKIN MERAMAIKAN WATTPAD INI ENTAH ITU VIEW, MAUPUN VOTE.

    JANGKA WAKTU HINGGA 14 APRIL,PUKUL 23.59 WIB.

*Pemeran pria terbuka :

*Happy ending pemeran pria terbuka :-Toma Toyib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Happy ending pemeran pria terbuka :
-Toma Toyib.

*Pameran pendukung terbuka :
-Ayaya
-Ganya
-Keking
-Yaen Mikasa
-Dodit
-Signiri
-Hutata

Karma Manusia Yang Suka Halu (Genshin Husbu x Reader/Lumine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang