Bagian 12 : Wali Kelas

595 37 6
                                    

    "Perkenalkan, nama saya Zhonglay. Saya adalah wali kelas kalian selama setahun ini. Apa ada pertanyaan?" Salam dari pak Zhoglay.

    "Berapa umur bapak?" Tanya Keking yang menjadi teman perempuan ketigaku duduk di (3,1).

    "Udah punya pacar belum?" Tanya Ganya teman sebangku Ayaya.

    "Umur saya 22 tahun. Belum punya pacar. Walau masih magang, semoga betah dengan saya ya." Jawab pak Zhonglay.

    Absen pun dimulai. Sesuai abjad, nama mereka dipanggil satu persatu oleh pak Zhonglay. Hingga tiba giliranku.

   "Lumine?" Absen pak Zhonglay.

    "Hadir pak." Jawab aku.

    "Hemm?" Lirik pak Zhonglay ke tempat duduk sekitarku.

    "Kamu Lumine kan? Apa memang begitu posisi tempat duduk sekitarmu?" Tanya pak Zhonglay.

   "Iya pak, sudah di undi sama guru pengganti kemarin." Senyum aku.

   "Pak, undi balik pak!! Gak adil!! Kenapa tempat duduk Lumine dikelilingi banyak pria?" Protes murid npc.

   "Idih, gaboleh protes dong!! Kalo syirik bilang aja! Huuu!! Kalau udah jelek ya terima aja!!" Rasis Ayaya.

    "Udah udah jangan gaduh. Lumine nanti jam istirahat ke ruang guru ya menemui saya." Suruh pak Zhonglay.

   "Baik pak." Terima aku.

   Pak Zhonglay pun menyuruh untuk mengumpulkan tugas kelompok. Semua perwakilan kelompok maju ke depan untuk mengumpulkan tugas kelompok.

    "Maaf ya aku gabisa datang ke rumahmu." Ucap satu satunya pria buram hitam yang tersisa di kelasku.

    "Gapapa kok, yang penting bagianmu udah dikerjain itu udah cukup." Jawab aku.

     "Oh ya, sebulan lagi ada festival sekolah. Ini juga festival pertama kalian.  Kalian harus berpenampilan cosplay sambil berjualan." Kata pak Zhonglay

     "Wah cosplay? Asiik." Ucap beberapa murid dengan nada keras.

     Semua murid sangat senang, mereka ribut untuk menentukan pakaian apa yang akan dipakai untuk festival sekolah.

     "Dan kelas kita juga harus menunjukan minimal 1 pertunjukkan untuk dipanggung nanti. Kita adakan pemungutan suara ya besok untuk acaranya. Silahkan pilih beberapa acara yang kalian mau." Info dari pak Zhonglay.

    Para murid saling ribut untuk menentukan acaranya. Karena keadaaan semakin gaduh, pak Zhonglay pun angkat bicara.

     "Jangan gaduh anak anak, sekarang kita mulai pelajarannya." Pak Zhonglay menenangkan para murid.

    Aku merasa aneh, kenapa daritadi beliau menatapku. Aku tak peduli apa yang dipikiran pak Zhonglay dan fokus untuk belajar hingga bel jam istirahat berbunyi .

    "Kalau begitu saya pergi dulu, selamat istirahat anak anak." Meninggalkan ruang kelas.

    Aku dan gengkupun pergi ke kantin untuk makan seperti biasa.

     "Aku gasuka pandangan guru itu." Kata Ilham.

    "Aku juga, daritadi dia melihat Lumine terus menerus." Setuju Xianto.

    "Tapi walau begitu, dia tampan tau. Beruntungnya kita mendapat wali kelas seperti pak Zhonglay." Bela Keking.

    "Dia wali kelas kita, gamungkin aneh aneh sama aku. Udah kalian santai aja." Diriku yang menenangkan mereka.

    Sebenarnya beliau adalah penyebab kematian kedelapanku. Walau tampan, dan pintar mengenali barang tapi sangat bodoh tentang uang. Di novel, heroine asli terlilit hutang karena dia selalu ditipu dalam membeli barang yang bahkan tidak berguna. Heroine mati kelelahan banting tulang demi ikut  membayar hutang hutangnya.

     "Kalau begitu aku ke ruang guru duluan ya." Izin pamit aku.

    "Mau ditemani gak?" Tanya Ayaya, Ganya, dan Keking.

    "Gak usah, bentar doang kok. Kalian semua kalau sudah makan, langsung balik ke kelas aja." Jawab aku.

   "Jangan lupa sampaikan salamku ya." Minta Keking.

   Aku tiba di ruang guru. Terlihat pak Zhonglay sedang mengurus kertas kertas tugas anak anak.

    "Permisi pak, ini saya Lumine. Ada apa ya memanggil saya kemari?" Duduk aku di kursi kosong sebelah pak Zhonglay.

    "Tidak ada apa apa. Saya hanya ingin memastikan, kamu aman kan dikelilingi mereka? Diancamkah? Kalau ada masalah, bilang sama saya. Wali kelasmu ini akan mengurusnya." Perhatian dari pak Zhonglay.

     "Aman kok pak, santai aja." Jawab aku.

    "Panggil aja Zhonglay kalau kita sedang berdua. Kamu gaperlu manggil bapak." Senyum pak Zhonglay kepadaku.

    "T-tapi pak.." Ragu aku.

    "Zhonglay, ingat. Jangan ada kata bapak jika hanya kita berdua. Oke?" Minta pak Zhonglay.

    Aku mengangguk. Untung saja tak ada guru lain di ruang guru. Mungkin sedang ada acara dan Zhonglay tak ikut.

     "Kalau begitu saya kembali ke kelas." Izin aku pergi.

  ZHONGLAY POV

     "Lumine ya? Dia mengingatkanku akan pacarku yang sudah meninggal. Akankah suatu hari Lumine akan menjadi pacarku?" Merenung Zhonglay.

   KEMBALI KE LUMINE POV

    Aku kembali ke kelas. Mereka semua terlihat menungguku.

     "Tak terjadi apa apa kan?" Khawatir Tatang.

   "Tak apa, yuk lanjut belajar." Kataku

     Kamipun belajar hingga jam pulang. Tapi aku ingat bahwa ada pesan dari kakakku untuk mengambil hadiah oleh olehnya dari luar negeri di rumah kenalannya.

      "Yuk pulang bareng?". Ucap para pria berenam.

      "Kalian pulang sendiri aja. Aku ada urusan." Kataku.

      "Urusan apa?" Tanya Ilham, Xianto, Tatang, Dilac, Asep, Toma.
  
     "Udah jangan kepo, ini urusan perempuan." Bohong aku.

      Karena ini urusan perempuan, mereka menyerah dan menurut padaku. Akupun pergi menuju rumah kenalan kakakku.

Bagian 12 end

*Pemeran pria terbuka :

*Pemeran pendukung terbuka :-Ayaya-Ganya-Keking (NEW)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Pemeran pendukung terbuka :
-Ayaya
-Ganya
-Keking (NEW)

Karma Manusia Yang Suka Halu (Genshin Husbu x Reader/Lumine)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang