"Realita tetap realita, tak peduli kamu menghindar atau tidak, semua itu tidak mengubah kenyataan yang ada."
~Author~"Nanda bangun nak!" panggil seorang wanita dari luar itu sambil mengetuk pintu kamar beberapa kali, karena ia tidak mau Nanda terlambat untuk datang ke sekolah.
Meskipun Nanda bukan anak kandung nya, aka tapi ia sudah menganggap Nanda sebagai anak kandungnya sendiri.
"Nanda, ayolah nak!" Sedangkan yang di panggil ia semakin menenggelamkan dirinya ke dalam selimutnya yang bercorak berbentuk bunga Dafodil.
"Nanda!" Kali ini ia berhasil walaupun sedari tadi ia lelah menunggu gadis itu. perempuan itu pun bangun dari tidurnya namun tetap saja tidak segera beranjak dari ranjangnya, namun ia malah duduk dengan mata yang masih terpejam.
"Nanda ayo nak, bangun segera mandi, sarapan. Nanti kamu pergi ke sekolah nya kesiangan loh!" ujar wanita paruh baya itu dengan lembut.
Perempuan dengan balutan baju tidur bewarna hijau yang ia kenakan pun mendengus, dengan kondisi setengah sadar. Dengan kesal ia menyibak selimutnya sambil merenggangkan otot-otot nya dan berjalan ke arah pintu yang sedari di ketok oleh ibunya, Dan itu sangat menyebalkan pikir nya.
Ya Tuhan tolong, ia baru bisa tidur subuh tadi ia tidak bisa tidur kemarin malam dan akhirnya ia pun memutuskan untuk bergadang semalaman, Hanya karena membaca novel karya Tere Liye yang baru di belinya minggu lalu.
Ah, benar, dia sudah hapal semuanya dimana sejak kehadiran ibu sambung nya yaitu Aisyah, Dia Selalu melakukan hal yang sama sok manis di depannya dan papanya.
Nanda membuka pintu kamar nya. Tentu saja, hal pertama yang di tangkap netranya adalah seorang perempuan berniqob dan menggunakan gamis bewarna hitam. Nanda menggerutu di dalam hati nya.
Terlalu malas bicara dengan Aisyah ia pun langsung pergi meninggalkan wanita paruh baya tersebut tanpa menoleh sedikitpun padanya.
Sejak awal ketika papanya mengatakan bahwa perempuan itu adalah ibu sambung nya. Maka mulai saat itu juga Nanda menjadi anak yang sangat pembangkang.
"Nak," panggil wanita yang itu dengan lembut.
"Jangan urus gue, seharusnya elo tau posisi lo dan enggak ada yang bisa menggantikan posisi mama gue!" ucap Nanda dingin di ikuti desisan menahan amarah yang sedari tadi ia tahan. Entah sampai kapan iya begini terus yang dulu nya di rumah nya hanya kedamaian dan ketenteraman bahkan tidak pernah ada yang nama nya keributan tapi lihat lah sekarang?
Aisyah pun bungkam oleh ucapan Nanda, ia tidak mau mengubris atau pun protes perkataan dari Nanda. Maka dari itu ia lebih baik memilih diam saja. Toh Nanda tetap akan melontarkan kata-kata pedas nantinya yang pastinya sakit nya sampai ke hati jika berbicara terus dengan Nanda, akan tetapi Aisyah tidak pernah nama nya membenci Nanda. Karena ia maklum atas apa yang di timpa Nanda saat ini. Memang begitu sulit saait ini mendapatkan perlakuan baik dari Nanda, tapi tidak salah kan Aisyah terus mencoba menjadi yang terbaik dari versi dirinya sendiri?
"Nanda Aprilia Sehana!" ucap seseorang dengan lantang yang berdiri tepat di belakang Nanda, yang baru saja menyelesaikan berkas-berkas kerjaannya.
Nanda memejamkan matanya ketika suara itu mengintrupsinya. Gadis itu menghela nafas pelan karena sudah hapal kalau ia akan mendapatkan ceramah gratis lagi siapa lagi kalo bukan Ardian dia adalah ayah kandung dari Nanda dan cinta pertama bagi seseorang anak perempuan.
Nanda pun membalikan badannya. Lalu, menelan ludahnya secara kasar ketika Ardian menatap Nanda dengan tajam.
"Ada apa pa?" tanya Nanda sambil menatap sinis Aisyah ibu sambungnya itu.
"Bisahkah kamu sopan pada mamamu, meskipun dia tidak melahirkan mu tapi papa mohon hormati dia! dan sayangi dia sebagaimana kamu menyayangi mama mu dulu!" ucap Ardian tegas, agar anak nya itu tahu sopan santun terhadap orang yang lebih tua dari diri nya.
Nanda yang mendengar itu tersenyum miring layaknya seperti psikopat waw mengerikan.
"Mama? Engga salah dengar? Udah berapa kali Nanda bilang, dia bukan mama Nanda!" balas Nanda membantah. Sampai kapan pun dia tidak akan menganggap perempuan malaikat berkedok iblis itu. Dari awal ia sudah mencap wanita itu akan selalu menjadi musuh bebuyutannya."Kamu keterlaluan Nan," ujar Ardian sambil menatap nya dengan penuh kekecewaan. Karena bukan ini yang diharapkan dari keluarga nya, ia ingin anak-anak nya tumbuh dengan etika dan sopan santun yang baik terhadap sesamanya manusia.
Nanda hanya diam, namun lagi dan lagi ia memandang sinis perempuan tepat di samping papanya, yang sedang meremas baju gamis nya apakah Aisyah sedang ketakutan?
"Jangan harap lo bisa gantiin posisi mama gue, dan mending lo lepas aja cadar yang lo pakai, pakaian mulia itu enggak pantas buat orang yang munafik kaya lo!" bentak Nanda kepada Aisyah.
"Stop! Jangan salahin cadarnya, kamu engga tau yang sebenarnya nak!" balas Ardian kepada anaknya.
"Apa yang engga Nanda ketahui pa? Nanda tau semuanya, Nanda tau. kalo dia ini berhati busuk dan murah." sambil menekan kata murah di akhirnya.
Karena merasa ada keributan, Gio yang di bawah pun bergegas untuk menaiki tangga untuk melihat apa yang terjadi di atas sana.
"Nanda kamu kenapa hm?" tanya Gio langsung kepada adiknya dan sambil mengelus punggung adiknya.
"Biasa bang, nih nenek lampir lagi-kagi cari masalah." tunjuk Nanda dengan jari telunjuknya ke arah Aisyah.
"Astaghfirullah, yaudah kamu mandi dulu sana! Ntar terlambat loh lihat nih udah jam berapa" sambil menyodorkan jam yang berada di tangannya.
"Hm, yaudah Nanda mandi dulu, lagian malas liatin nenek lampir terus menerus." Kemudian ia pun berjalan sambil memutar bola mata malasnya kepada Aisyah.
"Yaudah pa, ma. Gio ke bawah dulu ya, Gio mau sarapan." pamit Gio kepada pasangan suami istri itu.
"Maafin atas sikap anak aku Syah" ucap Ardian sambil mengelus kepala nya yang di tutupi oleh balutan hijab yang ia kenakan berwarna hitam polos.
"Cepat atau lambat kamu akan menerima saya Nanda,"batin Aisyah dengan penuh harap, ya dia ingin sekali Nanda menerima posisi nya sebagai pengganti mamanya. Akan tetapi akankah Nanda mau menerima seseorang yang bernama Aisyah itu? Akan kah ia luluh? Atau bahkan sebaliknya?
•••
Note: Jangan menyimpulkan seseorang yang bercadar itu buruk, kita kan belum tau apa rahasia yang sebenarnya. Maka dari itu utamakan membaca sampai habis.
Seperti aku bilang di part awal Gio bisa menerima kehadiran sosok Aisyah, sedangkan Nanda tidak tentu ada alasan tertentu bukan?
Agar hatimu tenang, mulailah memaafkan dan menyadari bahwa terkadang seseorang bisa saja melakukan kesalahan.(づ。◕‿‿◕。)づ
Jangan lupa vote+komen+share biar orang lain juga bisa membaca cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
RandomIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...