Perubahan perasaan terjadi karena sebuah alasan. Temukan hal itu untuk memperbaiki keadaan.
~Author~
Tring... Tring... Tring
Diberitahukan kepada seluruh siswa/i Hig internasional School bahwasanya waktu pembelajaran kita telah selesai, diharapkan kepada seluruh siswa/i untuk segera pulang ke rumah masing-masing. Sampai jumpa besok pagi dengan semangat belajar baru.
Suara bel dan microfonpun terdengar menggema di setiap sudut Hig Internasional School menunjukkan jam pembelajaran telah selesai, semua siswa/i pun meninggalkan perkarangan sekolah hanya beberapa yang masih tetap berada disana, seperti sedang latihan eskul.
Gio sudah memberi tahu Nanda, kalau dia tidak bisa mengantarkannya pulang karena Gio harus latihan basket bersama teman-teman nya.
Nanda sedang menunggu angkutan umum dihalte dekat sekolah sebenarnya Kayla mengajak nya untuk pulang akan tetapi Nanda menolaknya, Sedangkan Lara ia menjalani rutinitas ibadah setiap pulang skolah.
Tiba-tiba terdengar deru motor yang mendekat ke arahnya, Nanda menarik alis sebelahnya ketika ia melihat seorang pria berhenti ke arahnya. Nanda tidak dapat melihat wajah seorang pria itu karena wajah nya di tutupi kaca helm yang bewarna hitam.
"Marcel?" lalu Marcel membuka kaca helm nya dan langsung menampakan wajah tampannya sambil tersenyum ke arah Nanda.
"Lo ngapain disini? Apa lo nunggu jemputan dari pacar lo?" tanya Marcel.
Nandapun menggelengkan kepalanya, " Yakali gue punya pacar, gue nunggu angkutan umum Cel." jawab Nanda dengan jujur, karena Nanda sejak awal masuk SMA dia tidak mau berdekatan dengan laik-laki, toh ujungnya laki-laki bisa bikin nyakitin.
"Masa secantik lo engga ada yang mau. Apa jangan-jangan lo engga laku ya?"
"Apaansih Cel, banyak kali yang mau sama gue cuma yaa...?"
"Apa?
"Gue mau nya sama itu..."
"Itu siapa hayo?," tanya Marcel penasaran.
"Yaitu lo!" jawab Nanda reflek, sudah di pastikan kali ini Nanda merasa malu sampai ke ubun-ubun.
"Duh kok gue kecolosan sih, Begi banget." batin Nanda.
"Lo bilang apa? Gue?" tanya Marcel, Sambil menunjuk diri nya sendiri.
"Yaenggalah lo salah denger."
Bohong jika Marcel tidak mendengar ucapan Nanda barusan, akan tetapi Marcel hanya anggap angin lalu karena jujur ia belum bisa membuka hatinya lagi kepada siapapun. Karena hatinya telah di hancurkan oleh wanita nya sendiri. Sangat menyakitkan bukan? Orang yang kita sayangi dan cintai malah menghianati.
Karena hari mulai sore, Marcel pun mengajak Nanda agar pulang bersamanya. ia takut akan terjadi apa- apa dengan gadis itu. Bukan karena sayang ataupun cinta. ini hanya sekedar perduli sesama manusia, bukan nya kita harus peduli terhadap sesama?
Mau gue anterin engga? Mumpung gue lagi engga sibuk." tawarnya dengan lembut.
"Emm gausah Cel! Gue nungguin angkutan umum aja," tolak nya secara halus. karena ia tidak mau merepotkan orang yang ada di sekitarnya.
"Dikasih hati malah minta jantung, Kenapa harus nunggu angkutan umum? Kalo gue Marcel yang ganteng ini bersedia nganterin lo selamat sampai tujuan! dan gratis," Kekeh Marcel.
Nandapun menggaruk tengkuknya nya yang tidak gatal "Hm yaudah ayo dari pada gue lumutan nungguin angkutan." pasrah Nanda.
"Jadi sekarang lo udah mau nih." Senyum Marcel lega karena Nanda mau menerima tawaran darinya.
Nanda pun mengangguk antusias "Mau dong karena diatar om-om ojek pengkolan yang ganteng ini." Kekeh Nanda.
Marcel tau omongan Nanda hanya sekedar candaan tetapi entah kenapa jantungnya Marcel berdebar tak karuan.
"Gue bukan om-om gue masih muda," Marcel langsung melepaskan helm nya dan memberikan helm nya kepada Nanda.
"Nih Lo pakai."sambil menyodorkan helm nya kepada Nanda.
"Untuk apa?"
"Untuk keselamatan lo."
"Gapapa kok gue ga pakai helm."
Marcelpun menggelengkan kepalanya karena Nanda tidak mau memakai helm dari nya, "Engga boleh ada penolakan! lo harus pakai ini!"
"Kalau gue pakai ini ntar lo pakai apa dong? Ntar orang-orang pada aneh ngeliat nya, masa yang makai helm yang di bonceng kan engga lucu Marcel Veraya!
"Perduli amat sama ucapan orang! Pokoknya lo harus pakai! Karena keselamatan lo lebih penting bagi gue!"
Mendengar perkataan Marcel, Nandapun langsung tersenyum dan memakai helm yang di berikan oleh Marcel.
Marcel tersenyum tipis lalu menuntun kedua tangan Nanada untuk memeluk pinggangnya dengan erat "Pegangan ntar lo jatuh kan gue yang jadi ribet."
"Aaaa udah yang kedua kali nya gue di antar sama nih cogan." batin Nanda merasa senang.
Marcel langsung menyalakan mesin motornya dan kemudian menjalankan motor nya dengan kecepatan sedang.
Hanya membutuhkan waktu 20 menit sekarang dua sejoli itu sudah sampai ke perkarangan rumah Nanda, ia pun langsung turun dari motor Marcel.
"Makasih Cel udah nganterin gue."
Marcel mengganguk sambil tersenyum tipis, tanpa sadar Nanda masih memakai helm punya Marcel.
"Helm gue engga mau di balikin nih?" tanya Marcel, yang sedang melihat helm di atas kepala Nanda.
Nanda reflek ia pun memegang kepalanya, ternyata masih ada helm Marcel di kepalanya.
"Hehe sorry Cel, gue lupa." cengir Nanda.
Nanda mencoba melepaskan pengait helm tersebut tetapi ia tidak bisa membuka pengaitnya. Tanpa Ba-bi-bu Marcel langsung mendekatkan wajah nya ke Nanda dengan mudah nya Marcel dapat melepaskan pengait helmnya.
Nanda menahan nafasnya, jantungnya berdebar-debar dengan sangat kencang, bagaimana tidak berdebar-debar karena posisi mereka sangat dekat bahkan Nanda bisa melihat setiap inci wajah Marcel.
"Jantung gue enggak aman Tuhan," Jerit Nanda di dalam hatinya.
•••
Duh Marcel kayanya belum bisa membuka hatinya lagi nih😌
Semoga saja Nanda bisa membuat Marcel luluh ya readers 😂
Alasan kita berhenti mencintai seseorang bukan karena kita membencinya, tapi karena kita sadar bahwa dia akan lebih bahagia ketika kita melepaskannya(╯︵╰,)
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
RandomIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...