Hijab bukan hanya tentang apa yang kamu kenakan, tapi juga tentang sikap dan ucapan."Hijab bukan berarti menindas atau mengekang, tapi tentang membebaskan diri dari pandangan mata-mata yang jahat."
~Gio AlvaroSetelah sampai di taman Gio langsung memarkirkan sepeda yang tadi ia pakai sedangkan disisi lain Nanda yang tadi nya memakai hijab seperti biasa, ia akan melepaskan lalu membuang nya di sembarang arah dan menggantinya dengan menggunakan topi.
"Huh ini kan lega dari tadi kek gue buka" ujar nya sambil melihat pemandangan indah yang sudah berada di depannya.
"Masyaallah, indah banget kaya gue hehe."
Kemudian Gio berjalan di dekat adiknya "Akan lebih indah jika tertutup bukan? kenapa di buka hm?"sambil mengambil hijab yang tadi sempat Nanda buang.
"Gerah kalo pakai itu" ucap Nanda sambil menunjuk hijab yang sedang Gio pegang.
"Nan kamu tau kan Sehelai rambut wanita yang dilihat lelaki bukan mahram dengan sengaja, balasannya 70 ribu tahun dalam neraka. Sehari akhirat 1.000 tahun di dunia. Seorang wanita masuk neraka akan menarik ayahnya, adiknya, suaminya, dan anak lelakinya." Ingat, itu baru satu helai rambut lah kamu ini udah beberapa banyak rambut yang terlihat? ujar Gio menasehati.
Nanda pun bungkam sambil mengingat masa lalu nya itu. Dimana sebelum kedatangan Aisyah kedalam kehidupannya, di mana ia dulu selalu di manja oleh papanya dan mamanya, dan dimana di dalam rumah nya itu selalu saja ada kehangatan dengan cara sederhana yang di lakukan oleh keluarga Ardian. Akan tetapi sekarang? Hanya perdebatan yang terus menerus terjadi semenjak hadirnya sosok Aisyah.
Flashback on
"Ma ayo Nanda udah siap" ia pun turun kebawah sambil menggunakan hijab yang sangat tertutup dan tidak lupa ia mengenakan anak jilbab agar anak rambutnya tidak terlihat, ia dan mama nya akan pergi ke supermarket untuk belanja bulanan.
"Yaudah ayo nak ucap perempuan paruh baya" sambil membawa note belanja untuk kebutuhan nya selama sebulan.
Setelah 30 menit berlanja di supermarket kemudian Nanda merasa sangat lelah.
"Ma ayo kita ke cafe itu dulu,Soalnya Nanda haus hehe"sambil menunjuk cafe yang tidak terlalu jauh dari supermarket tempat ia berlanja
"Yaudah ayo"sambil membawa berlanjaan nya yang tadi ia beli dan di bantu oleh Nanda
Setibanya di cafe tersebut terlihat lah sepasang kekasih yang saling berpegangan tangan.
Kemudian Nanda dan ibunya langsung mendekati sepasang kekasih itu.
"Papa" ucap Nanda sambil menatap kekasih itu dengan mata berkaca-kaca
"N-nak"
"Nanda gak salah liat kan dia siapa!!!" bentak Nanda dengan nafas yang tidak beraturan
Ardian pun tak berkutik sedang kan perempuan di depan Ardian hanya menunduk dengan rasa bersalah.
"Aws sakit" ucap mama Nanda sambil memegang dadanya
"Mama,mama gak papa kan? Pa ayo bantu Nanda bawa mana ke rumah sakit!"ucap Nanda memohon
Setibanya di rumah sakit ibu nya langsung di bawa ruang ICU.setelah beberapa menit,keluar lah seorang dokter yang menangani ibu nya.
Kemudian Nanda dan Gio langsung beranjak dari tempat duduknya "Gimana keadaan mama saya dok?, Mama saya baik-baik ajakan?"Tanya Nanda beruntun
"Maaf nak kamu tidak usah berharap lebih, dan mama kamu berpesan kepada saya, dia mau menemui anak-anak nya"ujar dokter
"Baik dok terimakasih" ujar Gio sambil menyusul Nanda yang telah berada di ruang ICU
"Assalamualaikum ma,mama harus bisa sembuh ya" ujar Gio
"Ma-maaf kan ma_maa, mama ga bisa lagi bertaha_n anak ma_ma haaa_rus nurut ya apa kata papa_Gio k-kamu harus ja_gain Nanda_Ucap nya sambil menutup mata
Tit...
"Dokter"teriak Nanda
Kemudian dokter memeriksa denyut nadinya dan "mohon maaf saya udah berusaha semaksimal mungkin akan tetapi tuhan berkehendak lain"
"Mama!!! Mama gak mungkinkan ninggalin Nanda, mama kan udah janji selalu nemanin Nanda"
"Innalilahi wainailaihi Raji'un"ujar Aisyah di balik cadar nya
Kemudian Nanda berjalan mendekati wanita bercadar tersebut dengan emosi yang menggebu-gebu.
Plak!
Nanda menampar wanita yang berada di depan nya
"GARA GARA LO MAMA GUE MATI ANJING!"PUAS LOH HA! kemudian Nanda menarik cadar yang di kenakan wanita itu.
"PAKAIAN LO DOANG YANG TERTUTUP TAPI HATI LO BUSUK BITCHH" ucap nya sambil tersenyum smirk.
"Mending lo buka pakaian mulia itu karena lo gak pantes memakainya"
Sedangkan yang dihina dia hanya diam sambil merasakan sakit di hatinya oleh ucapan Nanda.
"Nanda, jaga ucapan mu dia itu juga istri papa!" bentak Ardian.
Deg!
"Istri?"
"Apa mama udah tau pa?!"
Ardian dan Aisyah pun bungkam oleh pertanyaan Nanda.
"Jawab!"
Kemudian dia hendak melepaskan cadar Aisyah namun di tepis oleh Ardian.
"Ck MUNAFIK!" Ingat! dunia ini tidak perlu orang yang munafik," ujarnya memperingati Ardian dan Aisyah.
Maka dari situlah Nanda memutuskan untuk tidak lagi menggunakan hijab nya, toh dia juga tidak ingin terlihat baik di depan tapi busuk di belakang.
Flashback Off
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
RandomIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...