Pahami bahwa esensi seni bela diri bukanlah seni itu sendiri, tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam dirimu.
~Author~Malam ini seperti biasa, ia ingin membeli makanan kesukaan nya apa lagi si kalo bukan Empek-empek.
Tanpa babibu Nanda langsung mengganti pakaian nya yang tadi hanya menggunakan baju tidur dengan celana jeans hitam serta hoodie hitam.
Nanda langsung menyambar kunci motornya dan segera menutuni tangga dengan tergesa gesa. Untung saja abangnya sudah pergi nongkrong, jadi ia tidak perlu memikirkan alasan jika ditanya ingin kemana.
Gadis itu menjalankan motornya dengan kecepatan diatas rata-rata, namun sampai di perempatan jalan sana ia melihat sebuah mobil yang sepertinya sedang dibegal karna dikelilinga sekitar 5 orang berbadan besar, siapa lagi jika bukan preman.
Akhirnya Nanda memutuskan untuk menyingkarkan hama tersebut terlebih dahulu.
"Woi"
Nanda berteriak saat sudah dekat dengan segerombolan itu. Membuat ke lima preman serta 1 orang perempuah yang Nanda yakini adalah korban begal tersebut langsung menoleh kesumber suara.
Nanda berjalan dengan gaya cool andalannya, kedua tangan dimasukkan kedalam saku hoodienya.
"Wah nambah satu nih bos buat mainan kita!" Salah satu kelima preman itu menatap asa seperti ingin menerkam gadis itu. Padahal pakaian Nanda sama sekali tidak seperti perempuan yang lain. Nanda jadi berfikir bagaimana jika ia memakai pakaian yang terbuka?
"Cih, ingat umur om,ingat anak istri. Udah tua masih aja nyopet. Malu sama badan!" Sindir Nanda sambil berdecih menatap mereka dengan datar.
Sedangkan seorang gadis yang tadi dikepung oleh kelima premen itu sudah bergetar ketakutan.
"Galak ternyata, jadi makin suka!" Ujar salah satu nya sambil tertawa diikuti yang lainnya
"Beruntung banget kita malam ini bos, niat nya
cuman mau nyopet eh malah ketemu sama 2 mainan bagus!" Tambah seorang disebelahnya.
Orang yang tadi dipanggil bos tambah menyeringai ke arah Nanda yang masih dengan santai dengan gaya Cool nya. "Yoii, burun bawa, gak sabar gue!" Ujarnya.
3 orang, maju kearah Nanda dan baru saja ingin memegang tangan Nanda langsung ditepis kasar oleh gadis itu.
"Jangan sentuh gue sama tangan haram lo itu!" ujar Nanda dengan penuh penekanan, menatap tajam mereka semua.
"Ouuuu takuttt!" Ejek mereka semua dengan tertawa. Membuat asa mendengus kesal.
Bugh
Tanpa mengulur ulur waktu Nanda langsung saja meninju perut salah satu mereka yang masih tertawa.
Ya, dulu ketika Nanda duduk di bangku SMP ia pernah belajar menjadi bela diri.
"Anjing!" Umpatnya
Tak terima atas perlakuan Nanda mereka semua langsung maiu melawan Nanda. Namun bukan Nanda namanya jika begitu saja kalah. Bahkan menurut Nanda kemampuan mereka mungkin hanya 5% dari asa. Mereka hanya bermodal dengan badan besar serta berotot saja.
Bugh
Bugh
Nanda memukul mereka semua tanpa ampun, gadis itu sangat tidak suka kekerasan terhadap perempuan apalagi sampai melecehkan.
"A-am-ampu-nn!" ucap mereka sambil terbata bata karna sudah tidak sanggup lagi.
Namun Nanda meneliti ternyata hanya ada 4 premen yang sudah tak berdaya. Ya bos dari mereka belum Nanda kasih peringatan. Namun sepertinya Nanda terlambat karna orang itu sudah dulu melarikan diri.
Sial! Nanda kecolongan.
"Pergi lo semua, sebelum gue nolongin malaikat izrail buat nyabut nyawa lo!" ujar Nanda tajam.
Tak mau sampai mati konyol, ke empat premen itu susah payah untuk berdiri agar segera pergi dari hadapan gadis kecil yang sialnya hampir saja merenggut nvawa mereka.
Nanda menatap gadis yang berjongkok disamping mobil dihadapannya dengan bahu yang masih bergetar. Tandanya bahwa gadis itu masih ketakutan.
Wajar lah, siapa coba yang tidak syok serta ketakutan. Sudah dirampok hampir dilecehkan juga oleh mereka.
"Hey, lo udah aman. Gak usah takut lagi!" Nanda masih mencoba menenangkan nya.
Nanda membantu gadis itu berdiri lalu menuntunnya kesalah satu kursi panjang yang tak jauh dari sana.
"M-makasih kak, aku gak tau lagi kalo gak ada kakak!" ujarnya sambil menghapus bekas air matanya yang tadi turun.
Gadis itu tidak bisa membayang jika saja Nanda tidak datang dan menyelamatkan nya. Ntah apa yang akan terjadi.
"It's okay, lain kali lo jangan lewat disini ya soalnya sepi dan rawan sama begal.!" Tutur Nanda menasehati.
"Iya kak, tadi aku cuman mau cepet pulang jadi lewat jalan pintes deh!" Jawab nya sambil menyengir. "Oh ya nama kakak siapa? Hehe?"
Nanda jadi gemes sendiri melihat tingkah gadis dihadapannya ini, ia jadi pengen punya seorang adik perempuan. Pasti asik.
"Nama gue Nanda Aprilia lo bisa panggil Nanda, lo kelas berapa sih seperti kita seumuran deh!"
"Kenalin nama aku Fitri kak, aku baru duduk di bangku smp kak."
Nanda hanya terkekeh kecil sambil menganggukan kepala, ah Gadis itu lucu sekali. Pikir Nanda.
"Kak temanin Fitri ya, sampai rumah Soalnya Fitri masih trauma." mohon Fitri sambil menyatukan kedua tangannya.
"Oke, yaudah let's go."
Nanda segera berjalan menuju motornya dan mengiringi mobil Fitri sampai ke ujung jalanan yang lumayan ramei agar tidak terjadi lagi hal seperti barusan.
•••
Kamu tidak boleh terlalu sering bertarung dengan satu musuh, atau kamu akan mengajarinya semua seni perangmu<( ̄︶ ̄)>
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
RandomIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...