✨ Berharap ✨

183 175 16
                                    

"Berharap kepada manusia adalah seni menyakitkan yang di sengaja."
~Nanda Putri Sehana~

Setibanya di depan sekolahh Hight Internasional school Nanda langsung saja segera melepaskan hijab nya bewarna putih yang menutupi kepala nya, lalu ia membuang hijab nya itu ke sembarang arah.

Lalu ia berjalan untuk memasuki area sekolah dan ia melihat bahwa gerbang sudah tertutup,sedangkan Gio abang nya sudah pergi duluan, karena Nanda yang menyuruh nya dengan paksa akhirnya Gio pun menurut kata adik kesayangannya itu, ia mau lebih belajar mandiri untuk pergi ke sekolah karena ia bukan anak kecil lagi menurutnya.

"Pak Tono tolongg bukain gerbang nya dong pak"! teriak Nanda sambil memohon kepada penjaga sekolah berharap pak Tono akan luluh dan mau membuka gerbang sekolah akan tetapi pak Tono menolak nya secara halus.

"Haduh maaf bapak ga bisa neng, neng udah terlambat 5 menit" ucap pak Tono sambil meminum kopi yang tadi pagi ia buat.

"Yah bapak engga asik, kan saya baru kali ini pak terlambat hari-hari biasa toh saya selalu cepat" kesal Nanda.

"Ya terima nasib ajalah neng, bapak ga mau kena pecat nanti nya. karena membiarkan siswa terlambat masuk ke kelas."

"Tapi kan.. Ucap nya pun terpotong oleh suara berat seseorang seperti nya ia kenal dengan sosok itu.

"Aturan tetap aturan dan tidak boleh di langgar" ucap pria dengan suara berat nya, dan memakai seragam yang sama si kenakan oleh Nanda.

Deg!

"Suara itu? Gue kok kaya pernah dengar tapi dimana ya? " kemudian Nanda menoleh ke belakang dan ia terkejut ternyata pria yang di depan nya ini adalah Marcel yang pernah ia temui sebelumnya.

"K-kamu" ucap Nanda terbata-bata karena bertemu lagi dengan seseorang menabrak nya waktu itu ketika habis dari pemakaman mama nya.

"kenalin gue Marcell Veraya Xaerrio kls xi IPS 3 gue anak baru di skolah ini," sambil mengulurkan tangan nya ke Nanda.

Kemudian Nanda ikut juga mengulurkan tangannya kepada Marcel. "Nanda Aprilia Sehana kls xi Ipa 1" ujarnya sambil tersenyum.

"Ayo ikut gue" sambil ajak Marcel sambil menarik tangan Nanda dengan sedikit kasar.

"Nanda mengernyitkan dahi nya "Lo mau ajak gue kemana Cel?" tanya Nanda bingung sambil menggaruk kepala nya yang tidak tertutupi lagi dengan hijab.

Marcel tidak merespon ucapan Nanda, tidak lama kemudian mereka pun sudah sampai di belakang sekolah.

"Mau ngapain lo jangan aneh-aneh deh kalau sama gue!" ucap Nanda kesal.

"Gue mau manjat tembok ini kalau lo ga mau ikutan yaudah gue tinggal" ucap Marcel yang hendak menaikkan kaki nya ke atas tembok.

"Lo aneh banget tadi kata elo aturan tetap aturan lah sekarang malah ngajakin gue manjat? Huh dasar aneh," ujarnya sambil memutar bola mata malas nya

"Yaudah lo gue tinggal nih"

"Ehh iya,iya gue ikut, tapi lo duluan soalnya gue belum pernah yang nama nya manjat" ucap Nanda sambil berkedik ngeri.

"Its Oky" ucap Marcel sambil mengambil tangga yang ada di dekat pepohonan, kemudian ia menaiki tangga yang sudah ada di depan nya.

"Aishh gue belum mau mati njir, gue coba aja deh dari pada ntar gue ditinggal tuh sama si cogan,"ujarnya sambil tersenyum.

Satu..
Dua..
Tig....

Bruk!!

Dengan sigap Marcel pun langsung menangkap Nanda ala Bridal style. Ternyata Marcel masih punya hati untuk menangkap Nanda, walaupun akhirnya ia menjatuhkan Nanda dengan sengaja.

"Aaaaaa abang tolonggg Nanda belum mau mati hiks hiks hiks!"

"Lo belum mati, sekarang coba buka mata lo!" ujar cowo itu sambil menjatuhkan badan Nanda ke tanah.

"Awsss kok gue di jatuhin jahatt hiks hiks, bantuin Cel," ucap Nanda dengan nada memohon, semoga saja Marcel mau menolong nya. Akan tetapi itu hanya angan-angan belaka saja bagi Nanda.

"Udah gede harus mandiri" ujar Marcel, dengan tenganya ia sambil meninggalkan Nanda yang masih berada di tanah, tepatnya di belakang sekolah.

"Uhhh dasar cowo tidak berkripemanusiaan، gue kira tadi dia mau anterin gue kekelas kaya cowo-cowo lain, kan gue jadi berharap lebih hadeuh," ia pun angung melanggkah kan kaki nya untuk memasuki kelas walaupun ia sedikit kesal dengan cowo yang bernama Marcel Veraya itu.

•••

Lebih baik berhenti berharap dan mencari yang lebih baik daripada harus menunggu seseorang yang tidak pasti.ಥ⁠‿⁠ಥ

we are different {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang