Puncak kangen paling dahsyat ketika dua orang tak saling telpon, sms, Dm, Tapi keduanya diam-diam saling mendoakan."
~Gio Alvaro~Cowo dengan baju Koko Serta sarung bermotif garis-garis yang masing melingkar di pinggang nya itu tampak tersenyum di atas kasurnya dengan posisi badan yang telungkup serta kedua tangan yang menopang ke dua dagu nya.
Setelah selesai sholat maghrib, Gio mengambil lap top lalu mencoba mengstalking Instagram gadis yang selama ini yang ia kagumi.
Setelah beberapa menit berusaha mencari akun, Instagram gadis itu, akhirnya Gio menemukannya senyuman manis seketika terukir indah di wajah nya.
Ia melihat hanya ada satu foto saja yang wanita itu posting. Dalam foto tersebut terlihat wanita dan pria paruh baya yang Gio yakini adalah ibu dan ayah dari gadis itu dan satu gadis cantik yang begitu menarik perhatiannya.
"MasyaAllah" kagumnya melihat foto gadis dengan ibu dan ayahnya.
"Cantik banget yaAllah" gumamnya menopang dagu sambil memperhatikam foto yang tertera dilayar lap topnya.
Gio menggigit bantal serta kaki yang sibuk menendang nendang kasur. Sprai yang awalnya rapi kini nyaris tak terbentuk
"Ngga kebayang sebahagia apa gue kalau bisa jadi imamnya" Gio tersenyum senyum sambil membayangkan betapa bahagianya nanti jika ia bisa menikah, mempunyai anak, lalu menua bersama.
"Ntar gue doain di sepertiga malam deh" monolognya.
Nanda yang sedari tadi diambang pintu menatap aneh abangnya. Laki laki itu tampak salah tingkah hanya karna memandangi foto gadis itu.
"Ekhem" dehemnya namun Gio masih betah memandang layar lap top tanpa menyadari kehadiran Nanda yang sedari tadi memperhatikannya.
"EKHEM!!" teriak Nanda sambil memukul pintu cukup keras hingga cowok itu terlonjak kaget.
"Astagfirullah!" Kaget Gio sambil menatap Nanda.
"Abang ngeliatin apaan?" tanya Nanda sambil berjalan mendekat pada Gio.
"Nggak ada" jawab Gio cepat dan langsung menutup lap topnya.
"Kok Nanda perhatiin tadi lo senyum senyum kaya orang gila" tanya Nanda pura pura tidak tahu.
"Salah lihat kali."
Nanda memincingkan matanya "Dih pake ngelak segala" cibirnya. Abang dari tadi ngeliatin foto Lara kan?"
Gio menggigit bibir bawahnya sedetik kemudian ia tersenyum malu malu. "Sttt"
"Nan abang mau nanya" ucap Gio iba tiba.
"Nanya apa?" Tanya Nanda sembari membaringkan tubuhnya.
"Kamu masih cinta sama Marcel?"
Nanda menatap sekilas Gio lalu menatap langit langit kamar bernuansa abu abu itu. "Kayanya tanpa Nanda jawab pun abang udah tau jawabannya"
"Gamau pinda hati ke Andre aja?" goda Gio sambil menaik turunkan alisnya.
Dengan secepat kilat Liora kembali mendudukkan tubuhnya lalu melemparkan bantal pada wajah cowok itu.
"Sembarangan!" ketusnya.
Gio tertawa terbahak bahak memperlihatkan gingsulnya melihat raut kesal kakaknya itu. "Lho kenapa? Andre ganteng, tajir, tinggi, putih. Kurang apa lagi?"
Nanda mendelik sebal. "Nanda nggak suka sama dia!" Ketus gadis itu. "Ngomong ngomong Nanda jadi kangen sama Cila" gumam Nanda.
Gio mengangguk. "Kira kira rumah Cila dimana ya?"
"Ngapain nanyain rumahnya? Mau nyulik tu anak?"
Gio berdecak. "Nggak dong, abang mau temui Andre"
Nanda mengernyit bingung. Ia masih tidak paham arah pembicaraan abang nya itu. "Mau ngapain?"
"Mau nyuruh dia biar cepet cepet ngelamar lo. si Andre kayanya dingin, kan cocok tuh sama Nanda yang cerewet" jawab Gio enteng.
Nanda menjambak rambut belakang cowok itu kemudian menggigit lengannya.
"AKHH!" ringis Gio.
"Enak aja lo kalau ngomong!"
"HAHAHAH, ENGGAK BERCANDA DOANG AING MAH" ucap Gio seraya berusaha melepaskan tangan Nanda dari rambutnya.
Nanda melepas jambakannya lalu menatap datar Gio. Gio yang melihat tatapan itu terkekeh dan tanpa aba aba malah menarik gadis itu kedalam dekapannya.
"Nanda nggak suka ya abang jodoh jodohin Nanda sama Andre!" Ketus gadis itu.
"Iya, iya. Janji nggak lagi"
"Udah, jangan marah marah. Ntar cantiknya ilang" ucapnya sambil menepuk nepuk punggung gadis itu.
"Bang" panggil Nanda tiba tiba dan masih nyaman menenggelamkan wajahnya didada cowok itu.
"Hm?"
"Nanda izin keluar ya, mau beli Empek-empek."
"Yaudah ayo abang anterin."
"Em Nanda mau nya sendiri please." Sambil mengatupkan kedua tangannya.
"Kan kamu baru aja sakit Nan entar terjadi apa-apa gimana?"
"Nanda anak kuat, dan tangguh jadi bang Gio engga perlu khawatir."
"Yaudah entar kalo ada apa-apa langsung hubungin abang ya."
"Siap komandan." ujar nya sambil hormat kepada abang nya.
•••
Huhu akhirnya aing sering Update karena baru selesai ujian, doakan mendapat hasil terbaik yakk.
Jangan lupa vote+komen yaa, biar aku jadi semangat UP cerita nya heheh.💅
See you next part👋
KAMU SEDANG MEMBACA
we are different {On Going}
RandomIngin mengukir kisah ini dalam diam. Menyebut namamu dalam doa. Meyakinkan hati, bahwa mencintai bukan berarti bisa memiliki. Keinginan harus pupus kala Nanda Aprilia Sehana mendapati satu fakta yang selamanya akan menjadi pembatas besar untuk peras...